Kurang Seru ! Jika Ke Jogyakarta Tidak Singgah Ke Malioboro – Malioboro memang merupakan salah satu ikon kota Jogyakarta. Sehingga ada yang kurang jika berkunjung ke kota gudeg ini tanpa singgah ke Malioboro. Karena banyak kenangan yang dapat kita gali dan banyak hal yang dapat kita lakukan di sepanjang jalan ini.
Jalanan ini telah banyak melahirkan musisi dan seniman besar tanah air seperti Ebiet GAD, Emha Ainun Nadjib, Sawung Jabo dan lain-lain. Selain itu, banyak seniman besar lainnya berasal dari kota Jogyakarta yang suka nongkrong di jalan Malioboro seperti almarhum Rendra, Djaduk Ferianto, Butet Kertarajasa dan lain-lain.
![]() |
Sahabat dolenners di Jalan Malioboro, Jogyakarta |
Bagi para musisi dan seniman, Malioboro merupakan tempat hangout untuk berbagi ide dan pengalaman, mencari inspirasi serta tempat mengekspresikan diri. Bahkan, Katon Bagaskara dengan KLA Projectnya menciptakan lagu khusus berjudul “Jogyakarta” untuk mengenang kota kelahirannya dan terutama suasana sepanjang jalan Malioboro.
Terbukti, banyak seniman, musisi dan tokoh besar yang mengukir kenangan di jalanan yang berada dekat dengan Keraton Jogyakarta ini.
Suasana heritage, kuliner, toko-toko dan keramaian sepanjang jalan ini menjadi daya tarik para wisatawan.
Nah, untuk lebih mengenal Jalan Malioboro di Kota Jogyakarta ini, mari ikuti ulasan ayodolenrek berikut ini dengan nara sumber beberapa sahabat dolenners.
Baca Juga : Taman Sari, Jogyakarta
Jalan Malioboro Jogyakarta
Saat ini Jalan Malioboro adalah jalanan utama yang menjadi pusat pertokoan dan kuliner dengan berbagai merk baik lokal maupun mancanegara. Namun, sebelum jalan utama yang dilewati kendaraan terdapat ruang bagi pejalan kaki yang cukup luas dan disediakan bangku-bangku dan ornament hiasan yang menarik. Sementara ruang di sisi lainnya diisi oleh para pedagang kaki lima.
![]() |
Suasana Jalan Malioboro Jogyakarta pada malam hari |
Pada malam harinya, berbagai kuliner khas Jogya banyak dijajakan di pinggir jalan ini. Semakin meriah dengan munculnya para seniman jalanan yang menghibur para wisatawan ditempat ini.
Namun, banyak dari kita yang tidak tahu tentang sejarah dan asal usul nama jalan Malioboro ini, maka mari ikuti penjelasan berikut ini.
Mau Wisata Gunung Bromo?
Asal-usul dan Sejarah Jalan Malioboro Jogjakarta
Ada beberapa versi yang berkaitan dengan nama Malioboro, nama jalan di Jogyakarta yang dibangun sekitar tahun 1750-an ini.
Versi Pertama
Menurut Pakar dan Dosen Sejarah UI, Prof. Peter Brian Ramsey Carrey, nama sebenarnya dari kota Jogyakarta adalah Ngayogyakarta. Dan, nama itu diambil dari epos Ramayanan dimana terdapat sebuah kerajaan yang bernama “Ayodya”. Kebiasaan masyarakat Jawa yang menambahkan “ng” mebuat kata “Ayodya” menjadi “Ngayodya.” Lama kelamaan berubah menjadi “Ngayogya”.
![]() |
Matt dolan dan Wawan di Keraton Jogyakarta |
Sedangkan tambahan kata “karta” dari bahasa Sansekerta, yang berarti kota, melengkapi nama tersebut menjadi Ngayogyakarta.
Dalam Kitab Kakawin Ramayana itu juga, terdapat satu jalan utama yang sangat terkenal digunakan sebagai jalan utama tempat penyambutan Raja dan tamu tamunya, serta merupakan jalan penting yang memiliki banyak berkah, bernama “Malyabhara”.
Nama Malyabhara berasal dua kata dari Bahasa Sansekerta, yaitu “Malya” yang berarti bunga dan “bhara” yang diambil dari kata “bharin” yang artinya mengenakan. Maka Malyabhara dapat diartikan sebaga jalan yang bertabur bunga, seperti tradisi saat menyambut kedatangan raja dan tamunya.
![]() |
Suasana romantis bagi pasangan di Jalan Malioboro Jogyakarta Gambar : inovasee |
Seiring perjalanan waktu, karena pengaruh pengucapan orang Jawa dimana huruf “a” dibaca “o”, maka terdengar jadi Malioboro. Dan, nama ini yang dikenal hingga sekarang.
Versi Kedua
Sedangkan versi kedua mengatakan, jika nama jalan ini diambil dari nama seorang berkebangsaan Inggris bernama Duke of Marlboro.
Versi Ketiga
Versi lainnya mengatakan, jika nama Malioboro ini berasal dari papan iklan merek rokok Marlboro yang dulu dipajang di tempat itu.
Itulah beberapa versi tentang asal-usul nama Malioboro, tentang mana yang benar, sebaiknya dilakukan studi ilmiah terlebih dahulu disertai bukti dan fakta yang meyakinkan.
Sejarah Jalan Malioboro Jogyakarta
Pada saat pertama kali dibangun, jalanan yang dekat dengan Keraton Jogya ini tidak langsung ramai seperti sekarang. Pemerintah Kolonial Belanda, yang menjadikan jalanan ini sebagai pusat kota di Yogyakarta sehingga ramai.
![]() |
Ryan Jenggot di Malioboro, Jogyakarta |
Dan, untuk menyaingi popularitas Keraton Yogyakarta, maka Belanda lalu membangun Benteng Vredeburg dan The Dutch Club pada tahun 1800-an. Jalan Malioboro semakin ramai dan menjadi semakin strategis sehingga Belanda membangun rumah Gubernur Belanda di jalan ini.
Sahabat dolenners, itulah sekilas tentang sejarah jalan Malioboro Jogyakarta.
Baca Juga : Menyusuri Kampung Kayutangan Heritage, Malang
Hal Menarik Di Jalan Malioboro Jogyakarta
Banyak hal menarik yang dapat kita lakukan di jalan Malioboro ini. Bagi penggemar shopping, banyak kaos dengan merk-merk lokal seperti dagadu dll yang kualitasnya tak kalah dengan merk luar negeri. Tapi, unik dan menarik.
Menikmati Kuliner Jogya
Di jalanan ini, merupakan tempat wisata kuliner paling komplit di Kota Jogya. Karena ditempat ini, kita dapat menemukan berbagai makanan tradisional yang tidak ditemukan di kota lain seperti Gudeg dengan aneka jenis atau Yamko, Oseng oseng mercon, Sate Kere dan lain-lain.
![]() |
Gudeg Mercon Bu Tinah di Malioboro Gambar : mas latif travel |
Pada umumnya, harga makanan disini cukup merakyat sehingga kita dapat makan sepuasnya. Namun, kita juga harus hati-hati, karena ada beberapa tempat makan kaki lima yang harganya sangat mahal sehingga kita keracunan harga.
![]() |
Gudeg, Kuliner khas Jogyakarta |
Lebih baik, cari tempat makan yang memiliki jumlah pengunjung yang banyak atau pilih tempat yang ada pilihan menu dan harganya.
Berfoto Di Spot Unik dan Menarik
Malioboro menyediakan spot-spot foto unik dan menarik khas Jogyakarta, sehingga kita dapat memanfaatkannya untuk mendapatkan hasil foto unik, menarik dan instagramable. Beberapa spot foto di jalan Malioboro antara lain adalah papan penunjuk nama Malioboro yang menjadi spot ikonik untuk menunjukkan keberadaan kita di kota Gudeg.
![]() |
Foto unik Anies dengan latar tiang di Malioboro |
Selain itu, kita dapat memanfaatkan ornament-ornamen yang ada di jalan seperti bangku dari kayu, bangku dari semen, tiang dan toko-toko yang ada dibelakang kita.
![]() |
Foto unik di bangku jalan Malioboro |
![]() |
Foto unik dengan latar Toko di Malioboro |
Berjalan Kaki Menjelajah Malioboro
Sambil sekalian olahraga, kita dapat berjalan kaki menjelajah sudut-sudut jalan Malioboro maupun tempat-tempat menarik di sekitarnya. Dengan berjalan kaki kita akan lebih leluasa mengingat lalu lintas dan pengunjung jalan ini sangat padat sehingga susah bila menggunakan kendaraan bermotor.
![]() |
Foto unik dengan latar pasar Beringharjo, Malioboro, Jogya |
Selain sepanjang jalan Malioboro, banyak sekali destinasi wisata di sekitarnya seperti Keraton Yogyakarta, Benteng Vredeburg, Alkid alias Alun Alun Kidul, Titik nol kilometer dan masih banyak lagi lainnya.
Saat jalan kaki menyusuri Malioboro, sebaiknya kita mengenal lebih dulu tempat-tempat mana yang sesuai dengan keinginan dan sebaiknya bertanya terlebih dahulu sebelum memasukinya. Jangan sampai kita salah masuk ke gang ini. Hehehe…
![]() |
Sahabat dolenners yang tersesat di Jl. Pasar Kembang atau Sarkem |
Jika kita lelah, ada banyak moda transportasi yang dapat kita gunakan seperti becak, delman atau ojek online.
![]() |
Rina, Danik dkk Naik Becak di Jalanan Malioboro, Jogyakarta |
Menikmati Musik Jalanan
Jogyakarta adalah gudang para seniman, baik jebolan lembaga seni maupun seniman jalanan. Dan, mereka sering melatih ketrampilan atau mencari nafkah di jalanan Malioboro. Sehingga sayang jika kita tidak turut memberi apresiasi pada mereka walau hanya dengan mendengarkan dan menyaksikan mereka tampil.
![]() |
Musisi jalanan Malioboro |
Tips Wisata Ke Malioboro
Jalan Malioboro merupakan jalan yang menjadi tujuan wisatawan dari berbagai daerah bahkan manca negara saat berkunjung ke kota Jogyakarta. Bak pepatah,
“Ada gula ada semut.”
Maka, banyak orang dengan berbagai kepentingan baik untuk sekedar jalan-jalan, mencari nafkah dan memanfaatkan kesempatan turut memenuhi jalanan ini. Sehingga, kita harus berhati-hati dan memperhatikan tips berikut ini.
- Jangan datang ke Malioboro pada hari Selasa Wage. Karena pada hari ini, adalah hari bersih bersih sehingga pedagang kaki lima dan beberapa kios di tempat ini, tutup selama 24 jam.
- Jika ingin berbelanja di toko-toko sepanjang jalan Malioboro, sebaiknya lakukan perbandingan harga lebih dahulu agar tidak menyesal kemudian. Jika ingin menawar, lakukan dengan sopan dengan menurunkannya sebesar 30%. Jika tidak boleh, segera tinggalkan.
- Hati-hati dengan dompet, handphone dan barang bawaan lainnya.
- Jika ingin merasakan kuliner Jogya, sebaiknya pilih tempat kuliner yang ramai dan memiliki daftar harga makanan.
- Harus pandai menawar sebelum naik becak atau delman di Malioboro ini, karena beberapa penarik becak dan tukang delman yang memberikan harga sangat mahal.
![]() |
Rina dkk di Jalan Malioboro, Jogyakarta |
Sahabat dolenners, itulah tips jika berkunjung ke Jalan Malioboro, Jogyakarta.
Penutup
Di persimpangan langkahku terhenti
Ramai kaki lima
Menjajakan sajian khas berselera
Orang duduk bersila
Musisi jalanan mulai beraksi
Seiring laraku kehilanganmu
Merintih sendiri
Ditelan deru kotamu ...
Sahabat dolenners, sepenggal syair lagu dari KLA Project tersebut di atas, mengingatkan kita tentang suasana yang ada di Jalan Malioboro Jogyakarta. Jalanan yang banyak mengukir kenangan dan melahirkan musisi dan seniman besar.
Nah, sayang sekali jika berkunjung ke Jogyakarta tanpa singgah ke Malioboro.
Wisata Jogyakarta Lainnya :
- Menikmati Keindahan Candi Gedong Songo, Ungaran, Jawa Tengah
- Puncak Watu Goyang, Bantul, Jogyakarta
- De Mata Trick Eyes Museum, Jogyakarta
Emang....jangan sampai terlewatkan
BalasHapusBagai sayur tanpa garam....ke jogja tak ke malioboro