Keraton Kasepuhan Cirebon 2018 – Satu kegiatan positif yang dilakukan oleh kelompok pengajian ibu-ibu di kota Serpong yakni Muslimah Catalina, adalah jalan-jalan bersama mengunjungi Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat. Tujuannya adalah untuk mengenang kembali sejarah dan perjuangan syiar Islam di kota Cirebon yang berawal dari para penghuni Keraton Kasepuhan.
Setiap bulan sekali, Muslimah Catalina mengadakan pengajian rutin di masjid yang menjadi agenda rutin kelompok pengajian ibu-ibu milenia ini. Namun, kali ini, mereka mengadakan perjalanan wisata sejarah dengan mengunjungi Keraton Kasepuhan Cirebon.
Seperti kita ketahui, Cirebon adalah salah satu wilayah di nusantara yang memiliki sejarah panjang berkaitan dengan kebudayaan Islam. Hal ini dapat kita lihat dari bentuk bangunan Keraton Kasepuhan Cirebon dan peninggalan-peninggalannya.
![]() |
Muslimah Catalina di Masjid Cipta Rasa Keraton Kasepuhan Cirebon |
Nah, untuk lebih mengenal tentang objek wisata sejarah di kota Cirebon ini, mari kita ikuti ulasan ayodolenrek berikut ini tentang Keraton Kasepuhan, sejarah, misteri dan faktanya.
Keraton Kasepuhan Cirebon
Keraton Kasepuhan berada di Jalan Keraton Kasepuhan No 43, Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Cirebon. Keraton ini sudah berdiri semenjak tahun 1529.
![]() |
Rina Rayis Di Keraton Kasepuhan Cirebon |
\
Saat ini, Keraton Kasepuhan menjadi tempat pelestarian budaya. Setiap tahun, Keraton Kasepuhan ini mengadakan berbagai acara tradisi, salah satunya adalah Acara Panjang jimat, yaitu acara yang diselenggarakan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Sejarah Keraton Kasepuhan
Pendiri Keraton Kasepuhan adalah Pangeran Emas Zainul Arifin dengan tujuan untuk memperluas bangunan pesanggrahan Keraton Pangkuwati, yaitu keraton pertama yang berdiri pada tahun 1430 di Kota Cirebon.
Dengan menempati lahan seluas 25 hektar, Keraton Kasepuhan terdiri dari berbagai macam bangunan. Salah satunya adalah Bangunan Siti Hinggil yang merupakan bangunan pertama atau bangunan paling depan saat pengunjung memasuki kawasan keraton.
Bangunan Siti Hinggil terbuat dari susunan bata merah dengan gaya arsitektur Majapahit, yang menjadi panutan pada masa itu. Nama Siti Hinggil berasal dari bahasa Cirebon yang berarti tanah yang tinggi disebut juga lemah duwur.
Terdapat lima bangunan tanpa dinding dalam kompleks Siti Hinggil, yang menjadi bangunan utama bernama Malang Semirang. Bangunan ini memiliki enam tiang yang melambangkan rukun iman. Namun secara keseluruhan, bangunan ini memiliki tiang berjumlah dua puluh yang melambangkan ke dua puluh sifat-sifat Allah.
Ketika kita masuk lebih ke dalam lagi ke kompleks keraton, gapura bergaya Majapahit akan menyambut kita. Mungkin banyak yang belum mengetahui apabila kata Gapura berasal dari bahasa arab, yaitu Al Ghafur yang memiliki makna Allah Maha Pengampun.
![]() |
Rina di bangsal keraton Kasepuhan Cirebon |
Selain itu, dalam bangunan Malang Semirang ini, pengunjung juga dapat menyaksikan kereta keraton dan benda-benda pusaka lainnya di gedung museum yang terdapat di dalam kompleks.
Pada bagian paling belakang Keraton Kasepuhan terdapat Keraton Pangkuwati. Dimana Keraton ini merupakan bangunan pertama yang dibangun oleh Pangeran Cakrabuana selaku seorang Kuwu, sebutan bagi pemerintah yang turut menyebarkan Islam di Cirebon.
Nah, di dalam kompleks Keraton Pangkuwati ini, pengunjung juga dapat melihat dan merasakan suasana religious petilasan peninggalan Pangeran Cakrabuana dan Sunan Gunung Jati dengan bangunan dan berbagai koleksi yang masih terjaga dengan apik.
Misteri Dan Fakta Menarik Dari Keraton Kasepuhan
Sebagai Keraton terbesar dan tertua di Cirebon, Jawa Barat, Keraton Kasepuhan memiliki peranan penting dalam syiar Islam di Jawa Barat khususnya Cirebon. Seperti halnya keraton lain di pulau Jawa, Keraton Kasepuhan juga memiliki berbagai benda-benda pusaka peninggalan zaman dahulu.
Berikut ini adalah beberapa misteri dan fakta dibalik kemegahan Keraton Kasepuhan Cirebon, yang mungkin tidak banyak orang tahu.
1. Pagar Keraton Kasepuhan Dibangun Dalam Semalam
Nama awal dari Keraton Kasepuhan adalah Dalem Agung Pakungwati yang dibangun pada tahun 1430 oleh Pangeran Walangsungsang, salah satu anak dari Prabu Siliwangi. Dengan tujuan sebagai hunian bagi anak perempuannya yang bernama Pakungwati.
![]() |
Pagar Keraton Kasepuhan Cirebon |
Konon, bangunan keraton ini dikelilingi oleh batu bata merah yang ditumpuk dan direkatkan dengan campuran putih telur, getah aren, dan kapur sirih. Dan, ada suatu kepercayaan yang menyebutkan bahwa pagar yang dibangun seluas 25 hektare ini hanya dibangun dalam satu malam.
Entah fakta atau misteri, hal ini masih perlu dibuktikan lebih lanjut.
2. Kereta Kencana Singa Barong
Pada tahun 1549, kereta kencana dengan nama Singa Barong dibuat sebagai kendaraan kebesaran Keraton Kasepuhan. Unik dan menarik jika melihat pada desain kereta Singa Barong itu. Dimana terdapat perpaduan tiga unsur kebudayaan dan agama yang berbeda.
![]() |
Kereta Singo Barong Keraton Kasepuhan Cirebon Gambar : pikiran-rakyat |
Singa Barong memiliki belalai seperti gajah, melambangkan persahabatan Cirebon dengan negara India yang berkebudayaan dan beragama Hindu. Kemudian, wajahnya menyerupai naga, merupakan simbol persahabatan dengan negara Tiongkok yang berkebudayaan dan beragama Buddha.
Lalu, sayap dan badannya diambil dari bentuk budaya Islam yaitu Buroq, merupakan simbol persahabatan dengan negara Mesir yang berkebudayaan dan kepercayaan serta peradaban Islam.
3. Sumur Tujuh Mata Air
Satu keunikan yang semakin melengkapi daya tarik Keraton Kasepuhan adalah keberadaan satu sumur yang disebut Sumur Tujuh. Dimana sumur ini dialiri oleh tujuh mata air berbeda dan masing-masing mata air memiliki warna yang berbeda-beda pula, di antaranya merah, kuning, hitam, hijau, keruh, dan cokelat.
![]() |
Sumur Tujuh Keraton Kasepuhan Cirebon Gambar : detiknews |
Sangat unik dan menarik.
Namun, meskipun berasal dari beberapa matai air dengan warna yang berbeda, semua air tersebut menyatu di dalam sumur ini sehingga terlihat jernih dan aman digunakan. Masyarakat setempat meyakini apabila air sumur ini mengandung tuah sehingga mereka menggunakannya untuk berbagai keperluan seperti hajatan nujuh bulanan, bangun rumah, cari jodoh, dan kesembuhan penyakit.
4. Pohon Soka Langka
Satu lagi keunikan dari Keraton Kasepuhan Cirebon yaitu adanya pohon Soka yang langka. Pada umumnya, pohon Soka menjadi tanaman pemanis di pekarangan rumah dan pertumbuhannya tidak terlalu besar. Namun, pohon Soka di halaman keraton ini dapat tumbuh besar hingga menjadi sebuah pohon yang langka.
![]() |
Pohon Soka dan Sumur Beracun di Keraton Kasepuhan Cirebon Gambar : detiktravel |
Umur pohon Soka disini sudah mencapai ratusan tahun tapi masih hidup hingga sekarang. Dan, di bawahnya terdapat sebuah sumur yang bernama Sumur Upas. Tapi kini, sumur itu sudah ditutup karena mengandung racun.
5. Sumur Kejayaan
Dan satu lagi, keunikan yang dimiliki Keraton Kasepuhan Cirebon, adalah Sumur Kejayan. Satu sumur yang dilarang dimasuki oleh wanita dan ditutup oleh pintu kayu dengan beberapa papan peringatan di depannya.
![]() |
Sumur Kejayan Keraton Kasepuhan Cirebon Gambar : pikiran-rakyat |
Karena, di dalam kawasan ini terdapat petilasan Sunan Gunung Jati dan Pangeran Walangsungsang. Selain itu, debit air di Sumur Kejayaan sangat sedikit namun anehnya, tidak pernah habis diambil oleh ribuan orang.
Itulah beberapa keunikan dari Keraton Kasepuhan Cirebon yang menjadi misteri atau fakta yang semakin melengkapi daya tarik objek wisata sejarah ini.
Penutup
Itulah sahabat dolenners, ulasan tentang perjalanan wisata sejarah dari Muslimah Catalina, Serpong, yang mengunjungi Keraton Kasepuhan Cirebon. Berwisata sekaligus mengenal sejarah, misteri dan keunikan dari Keraton Kasepuhan Cirebon.
Nah, tunggu apalagi? Mari jalan-jalan dan kuliner bersama.
Ayo dolen rek…
Sumber : Rina Rayis