Ndalem Ratu Singosari merupakan resto dengan nuansa tradisional baik dari sisi bangunan, kuliner dan aksesoris hiasan di dalamnya. Beberapa batu yoni, batu bata dan arca era kerajaan Singhasari semakin menambah ciri khas tempo dulu dan nuansa kerajaan di tempat ini.
Perabotan meja dan kursi terbuat dari kayu ditambah hiasan payung berwarna kuning dan tempat tidur kuno membawa pengunjung tempat ini ke masa Jawa tempo dulu. Sebuah lukisan yang menggambarkan sosok Ratu Ken Dedes menambah kesan era Singhasari.
Letak resto Ndalem Ratu yang berada di Jl. Kertanegara Barat I No. 9, Pagetan, Candirenggo, Kec. Singosari, Malang, Jawa Timur, tidak terlalu jauh dari Candi Singosari yang menjadi ikon kecamatan ini. Bahkan, lokasinya tepat di belakang dua arca dwarapala terbesar di dunia. Sehingga Ndalem Ratu dapat menjadi ikon kuliner khas SIngosari.
Sudah banyak artikel, video dan foto-foto tentang Ndalem Ratu Singosari di media social, namun kegiatan budaya terkait dengan kerajaan Singosari yakni Bedah Pararaton dengan narasumber Dwi Cahyono, sangat jarang diunggah sehingga dalam kesempatan ini, Channel Youtube Jejak Alam bersama ayodolenrek.blogspot.com mencoba menyajikan informasi seputar kegiatan ini.
Ndalem Ratu Singosari dan Bedah Pararaton merupakan satu perpaduan yang pas terkait dengan sejarah Kerajaan Singosari yang tidak banyak memiliki sumber referensi. Dan, selama ini kisah dalam Serat Pararaton adalah kisah yang berkembang di masyarakat umum.
Sementara Pararaton adalah sebuah karya sastra yang dibuat 300 tahun setelah kerajaan Singhasari berakhir. Sehingga banyak tafsir yang salah terkait dengan tokoh-tokoh utamanya yaitu Ken Arok dan Ken Dedes,
Dengan acara Bedah Pararaton ini, diharapkan dapat memberi informasi baru yang dapat meluruskan kesalahan tafsir sejarah yang dituturkan dari generasi ke generasi sehingga menjadi satu keyakinan umum.
Dengan narasumber yang tepat, tempat yang pas dan topic bahasan yang sesuai, maka kegiatan budaya ini dapat menjadi penambah wawasan dan pengetahuan kita khususnya bagi generasi milenial. Sehingga citra para pendiri Kerajaan Singhasari dapat berubah tidak seperti anggapan kita selama ini.
“Mengkaji sejarah, memetik hikmah”, itulah slogan Mata Air Peradaban Nusantara yang menjadi pemrakasrsa acara ini.
Mendengarkan uraian arkeolog dan sejarawan Dwi Cahyono yang runtut dan jelas sambil menikmati kuliner khas Ndalem Ratu, dapat menjadi agenda wisata pendidikan bagi generasi muda,
0 komentar:
Posting Komentar