Home » » Sejarah dan Asal usul Nama Kecamatan Wagir, Malang, Jatim

Sejarah dan Asal usul Nama Kecamatan Wagir, Malang, Jatim

Ayodolenrek - Sejarah dan Asal usul Nama Kecamatan Wagir, Malang, Jatim.

 "Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain pula ikannya"

Satu peribahasa yang menyatakan jika setiap daerah mempunyai sejarah, asal-usul, adat-istiadat dan budaya yang berbeda=beda. Dan, hampir setiap daerah di Indonesia, memilikinya sehingga dikatakan Indonesia memang kaya akan tradisi dan budaya.


Punden Mbah Wagirun


Kali ini, ayodolenrek mencoba menyajikan informasi tentang asal-usul satu daerah di Malang, Jawa Timur, yaitu Kecamatan Wagir.


Indonesia khususnya Pulau Jawa memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri dimana hampir di setiap daerah memiliki seorang tokoh yang dianggap sebagai pionir dalam membuka lahan dan mengembangkan wilayahnya. Seorang tokoh Bedah Kerawang.


Terdapat sebuah punden diantara hamparan sawah dan ladang. Saat mendekatinya, dua bangunan joglo yang ditengah-tengahnya terdapat satu makam. Sebuah papan nama tergantung bertuliskan "Punden Mbah Wagirun".


Nama "Wagirun" mirip dengan nama Wagir. Dan ternyata di punden inilah tokoh bedah kerawang kecamatan Wagir dikebumikan. Lalu, siapakah nama aslinya, darimana asalnya dan siapakah keturunannya?


Berikut ini, penuturan Pak Biin, Juru kunci Punden Mbah Wagirun.


Sejarah dan Asal-usul Desa Wagir malang

Mbah Wagirun memiliki nama asli Surya Wijaya atau Surya  Jaya yang merupakan pengikut dari Pangeran Diponegoro yang berjuang melawan VOC Belanda pada tahun 1925 -1930.. Ketika Pangeran Diponegoro kalah, maka para pengikutnya banyak yang melarikan diri ke berbagai daerah di Jawa, salah satunya adalah wilayah Malang, Jawa Timur.


Tercatat ada 9 orang atau lebih para prajurit Pangeran Diponegoro yang tersebar di wilayah Malang Raya. Salah satunya adalah Mbah Wagirun atau Surya wijaya yangberasal dari desa Wadung, kecamatan Wadung, Pati, Jawa Tengah.


Punden Eyang Surya Jaya atau Mbah Wagirun

Untuk menghindari kejaran tentara Belanda, Eyang Surya Jaya bersama pengikutnya melakukan perjalanan dari Pati menuju Malang lewat pinggiran atau melewati jalan pinggir dan jarang dilewati orang. Akhirnya, menemukan satu wilayah yang dianggap cocok, maka beliau bersama pengikutnya melakukan "babad alas" atau pembukaan lahan.


Hari Rabu Wage yang dipilih. Sehingga wilayah itu dikenal dengan nama Wagir yang berasal dari kata Wage dan "pinggir".


Kemudian, di tempat awal Mbah Wagirun ini, berkembang menjadi satu pedukuhan dimana mereka menetap dan mengembangkan keturunan. Salah satu putra Eyang Surya Jaya adalah Mbah Suratman atau Surya Putra, mengembangkan wilayah di Tegal Sokan. Semakin lama wilayah ini berkembang menjadi pesesaan lalu sekarang menjadi satu kecamatan di Kabupaten Malang.


Dan, keturunan Eyang Surya Jaya masih banyak terdapat di wilayah ini. Namun, kebanyakan dari mereka tidak menonjolkan asal-usulnya sebagai trah Eyang Surya Jaya atau Mbah Wagirun.


Video Punden Mbah Wagirun

Berikut ini informasi lebih lengkap saat wawancara dengan Pak Biin, kuncen Punden Mbah Wagirun.




Penutup

Itulah ulasan ayodolenrek tentang sPunden Mbah Wagirun. Saat ini, punden ini banyak dikunjungi orang pada malam-malam tertentu dan mulai berkembang menjadi satu objek wisata religi.


Terima Kasih


Artikel terkait :

0 komentar:

Posting Komentar