Gerak Jalan Dalam Rangka Memperingati Hari Pahlawan 2018 – Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan tanggal 10 November 2018, Keluarga besar Jawa Timuran yang ada di kota Jakarta dan sekitarnya mengadakan acara Gerak Jalan. Bertempat di TMII Anjungan Jawa Timur. Tidak hanya warga Jawa Timur yang ada di Jakarta saja namun beberapa warga dari kota-kota di Jawa Timur juga ikut serta dalam acara ini.
Surianto dan keluarga di TMII Anjungan Jawa Timur |
Salah satunya adalah Surianto bersama istri, warga asli Mergosono yang tinggal di Pakisaji, Malang. Tujuan utama dari pria yang akrab dipanggil Cak Sur ini adalah menengok putrinya yang ada di Bekasi sekaligus memenuhi undangan komunitas Jawa Timuran yang ada di Jakarta.
Surianto dan istri di Pendopo Anjungan Jawa Timur |
Mumpung berada di kota metropolitan, pasangan suami-istri dengan 3 anak yang sudah tumbuh dewasa ini, melakukan perjalanan dengan menyusuri tempat-tempat bersejarah yang ada di kota Jakarta. Dimulai dari Masjid Istiqlal, Kota Tua, Lubang Buaya dan terakhir adalah TMII Anjungan Jawa Timur.
Nah, berikut ini adalah perjalanan wisata Surianto bersama keluarga saat mengikuti acara Gerak Jalan di TMII yang diadakan oleh komunitas Jawa Timuran.
Baca Juga : Memperingati Hari Pahlawan Dengan Menyusuri Kota Tua Jakarta 2018
Baca Juga : Memperingati Hari Pahlawan Dengan Menyusuri Kota Tua Jakarta 2018
TMII Anjungan Jawa Timur
TMII kepanjangan dari Taman Mini Indonesia Indah merupakan objek wisata di Jakarta Timur yang menempati lahan seluas 150 Hektar. Ditengah-tengahnya terdapat danau arsipelago dengan gugusan kepulauan di Indonesia.
TMII Anjungan Jawa Timur Gambar : tamanmini.com |
TMII memiliki 32 Anjungan Daerah, 18 Museum, 20 Wahana utama dan teater, 22 fasilitas, 13 taman, 7 rumah ibadah dan 13 bangunan utama yang tersebar di area Taman Mini.
Kali ini, ayodolenrek mengulas tentang Anjungan Jawa Timur yang menjadi bagian dari Taman Mini Indonesia Indah.
Sekilas Tentang Propinsi Jawa Timur
Jawa Timur adalah propinsi dengan ibukota Surabaya yang menjadi kota terbesar kedua di Indonesia dan dikenal sebagai kota Pahlawan.
Pada masa lalu, di propinsi ini berdiri kerajaan-kerajaan besar yang menjadi cikal bakal Nusantara yang kemudian menjadi Indonesia yaitu Kerajaan Singosari dan Majapahit. Terbukti, sampai sekarang masih banyak situs-situs peninggalan kerajaan-kerajaan tersebut yang tersebar di berbagai wilayah Jawa Timur.
Selain itu, banyak tradisi dan budaya serta objek-objek wisata yang terkenal hingga manca negara berada disini seperti Tradisi Karapan Sapi Madura, Reog Ponorogo dan Gunung Bromo serta objek wisata lainnya.
Mau Wisata Gunung Bromo?
Anjungan Jawa Timur
Pembangunan Anjungan Jawa Timur di kompleks TMII dimulai pada tanggal 20 April 1975 dilakukan oleh Bapak Moh. Noer, Gubernur Jatim pada masa itu. Dengan memanfaatkan lahan seluas 1 hektar pemberian pemerintah pusat, pemprov Jatim membangun berbagai macam bentuk bangunan rumah dan miniatur bangunan bersejarah di anjungan ini.
Anjungan Jawa Timur TMII merupakan anjungan daerah yang menggambarkan propinsi Jawa Timur dalam lingkup yang lebih kecil. Anjungan ini terbagi dalam tiga bagian yaitu halaman depan, halaman tengah dan halaman ketiga.
Apa saja yang terdapat dalam tiga bagian tersebut?
Halaman Depan
Pada halaman depan atau halaman pertama diisi dengan berbagai hal yang menggambarkan sejarah dan kesenian Jawa Timur.
TMII Anjungan Jawa Timur : Gerak Jalan Dalam Rangka Memperingati Hari Pahlawan 2018 Gambar : cendana news |
Pintu masuk bagian depan berupa gapura yang dijaga oleh dua buah patung penjaga yaitu Kotbuto dan Angkobuto. Kedua patung tersebut merupakan gambaran dari patih kembar dari kerajaan Blambangan pada masa raja Menak Jinggo.
Setelah memasuki gapura, kita akan menemukan replika Candi Penataran yang berada di Blitar dalam ukuran yang sebenarnya, dilengkapi dengan sebuah patung Ganesha di dalamnya. Dalam mitologi Hindu, Ganesha merupakan Dewa keperkasaan dan ilmu pengetahuan.
Karapan Sapi Madura di TMII Anjungan Jawa Timur Gambar : wikimapia |
Tepat disamping replika Candi Penataran, terdapat dua patung orang sedang berlomba mengendarai sepasang sapi dengan latar belakang perbukitan kapur utara. Itulah Kerapan Sapi, tradisi dan perlombaan dari pulau Madura yang terkenal.
Sementara gambaran tentang kejayaan dan keagungan kerajaan Majapahit dilukiskan dalam bentuk relief. Dalam relief tersebut terlukis kisah Raden Wijaya saat dinobatkan sebagai Raja Majapahit Pertama.
Relief penobatan Raden Wijaya di Anjungan Jawa Timur |
Adegan Sumpah Amukti Palapa juga terlukis dalam bentuk relief yang menggambarkan saat Mahapatih Majapahit, Gadjah Mada, bersumpah tidak akan makan buah Palapa sebelum dapat menyatukan Nusantara.
Halaman Tengah
Sedangkan halaman tengah atau halaman kedua dari Anjungan Jawa Timur berisi berbagai hal tentang masa perjuangan terutama mengenai Pertempuran 10 November 1945. Dimana di halaman ini berdiri tegak tugu tiruan dari Tugu Pahlawan Surabaya dengan ukuran lebih kecil menggunakan skala 1:15.
Halaman tengah Anjungan Jawa Timur |
Lalu sebuah patung seorang pejuang dengan senjata bambu runcing dengan posisi siap menghadapi musuh, berada di depan tugu. Nampak gagah dan penuh semangat, seolah mengingatkan kita betapa gigihnya para pejuang dalam melawan dan mengusir penjajah, meskipun banyak yang gugur sebagai pahlawan bangsa.
Sementara pada dinding halaman tengah, terpahat relief perjuangan Arek-arek Suroboyo dalam pertempuran 10 November 1945. Kisah heroik kepahlawanan para pejuang dengan senjata sederhana melawan sekutu yang bersenjata lebih modern terpampang di dinding itu.
Ikon lainnya dari Jawa Timur juga ada di halaman ini berupa bangunan tiruan Menara Mesjid Ampel. Tercatat dalam sejarah bahwa penyebaran agama Islam dengan tokoh Wali Songo, berawal dari propinsi ini. Bahkan kerajaan Majapahit yang kemudian berubah menjadi Demak, juga berada di Jawa Timur.
Halaman Ketiga
Sedangkan pada halaman ketiga, berisikan suasana yang menggambarkan kehidupan alam pedesaan, dimana terlihat beberapa rumah adat Jawa yakni sebuah rumah kepala desa lengkap dengan pendopo dan kenthongannya, yang menjadi bangunan induk dari halaman ini.
Rumah tersebut dibawa dari Ponorogo, sedangkan rumah dalem yang menyatu dengan pendopo itu berasal dari Pacitan, yang sengaja diboyong ke TMII untuk menggambarkan bentuk arsitektur tradisionalnya secara asli dan utuh.
Bangunan rumah lainnya memperagakan bentuk rumah yang berasal dari daerah Madura yang diwakili oleh Kabupaten Sumenep, Pamekasan, bangkalan dan rumah Situbondo, yang merupakan model perpaduan arsitektur Jawa dan Madura.
Terdapat pula sebuah “langgar” atau mushola kecil, pir yang merupakan alat transportasi dari Bangkalan, perahu-perahu nelayan dan pagupon atau tempat memelihara burung Merpati dalam penampilan yang khas.
Sementara di sudut-sudut halaman ini ditanam pohon-pohon yang banyak ditemukan di jawa Timur, seperti : Maja, Srikaya, Kelapa gading, Sawo Kecik, Mangga, Kayu Jati dan lain-lain.
Untuk lebih mengenal Anjungan Jawa Timur di Kompleks TMII, mari kita saksikan video berikut ini.
Gerak Jalan Komunitas Jawa Timuran
Tepat pada tanggal 10 November 2018, Komunitas Jawa Timuran yang berada di Jakarta dan sekitarnya mengadakan acara Gerak Jalan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan bertempat di Anjungan Jawa Timur, TMII, Jakarta Timur.
Mbak Dewi dan Nonik di Pendopo Anjungan Jawa Timur |
Sebelum berangkat, ratusan peserta berkumpul di pendopo Anjungan Jawa Timur. Tepat pukul 06.00 WIB peserta gerak jalan diberangkatkan oleh Ketua Komunitas Jawa Timuran yaitu Bapak Sanusi yang sekarang menjabat sebagai Walikota Blitar, Jawa Timur.
Rute gerak jalan masih di seputaran Taman Mini dan finish di Anjungan Jawa Timur lagi. Para peserta berkumpul di Pendopo Anjungan Jawa Timur dan dilanjutkan dengan acara ramah tamah.
Surianto dan keluarga di depan Anjungan Jawa Timur |
Suasana Gerak Jalan Komunitas Jawa Timur di Anjungan Jatim |
Rute gerak jalan masih di seputaran Taman Mini dan finish di Anjungan Jawa Timur lagi. Para peserta berkumpul di Pendopo Anjungan Jawa Timur dan dilanjutkan dengan acara ramah tamah.
Paguyupan Probolinggo Di Acara Gerak Jalan Komunitas Jawa Timuran |
Paguyuban AREMA pada acara Gerak Jalan Komunitas Jawa Timuran |
Pengalaman Naik Kereta Gantung
Mumpung berada di TMII, Cak Sur bersama istri mencoba naik kereta gantung atau Cable Car atau lebih dikenal dengan nama Gondola. Satu pilihan untuk berekreasi melihat Taman Mini dan Miniatur Pulau-Pulau Indonesia dari ketinggian.
Naik Gondola di TMII |
Satu pengalaman baru yang cukup memicu adrenalin.
Dengan membayar sebesar sebesar IDR 40K untuk weekday dan IDR 50K untuk weekend, maka kita akan mendapatkan pengalaman yang seru dan menegangkan sambil menikmati keindahan TMII.
Video Perjalanan Ke Jakarta 2018
Berikut ini adalah video perjalanan Surianto bersama keluarga saat mengunjungi objek-objek wisata yang ada di kota metropolitan, Jakarta.Penutup
Sahabat dolenners, itulah perjalanan wisata sekaligus silaturahmi dari Surianto bersama istri saat mengikuti acara Gerak jalan yang diadakan oleh Komunitas Jawa Timuran yang ada di Kota Jakarta dalam rangka memperingati Hari pahlawan.
Nah, tunggu apalagi? Ayo dolen rek..
Kampung Wisata Lainnya :
- Jalan-jalan Ke Rumah Pohon Kampung Enem
- Kampung Warna-Warni Jodipan, Malang
- Festival Kampung Cempluk 2018 : Sederhana Tapi Penuh Pesona
- Kampung Topeng Malang, Wisata Desa Penggerak Ekonomi Warga
- Kelapa Sawit Expo 2018 Dan Peresmian Kampung Wayang, Pisang Candi, Malang
- Menyusuri Kampung Kayutangan Heritage 2018
👌👌
BalasHapus