Melawan Covid-19 Dengan Tirta Amerta di Sumberawan - Wabah virus Covid-19 atau virus Corona memang sangat dahsyat dalam mempengaruhi sendi-sendi kehidupan masyarakat Indonesia. Sementara berita tentang virus dari Wuhan China ini semakin keras berhembus baik melalui media televisi maupun media sosial.
Virus Covid-19 ganas dan mematikan serta menyebar dengan cepat seperti gugusan awan hitam yang dikendarai pasukan kematian.
Pada dasarnya, manusia tidak mau sakit,terlebih lagi sampai menemui ajalnya seperti sebait syair puisi karya Chairil Anwar, “aku ingin hidup 1000 tahun lagi.” Sehingga masyarakat di berbagai daerah berupaya dengan berbagai cara untuk menghindari, mencegah dan melawan virus Covid-19 ini.
Salah satu mata air di Sumberawan
Pemerintah dengan kebijakannya berusaha mengatasi wabah pagebluk dari China ini. Sementara para pemuka agama berupaya menenangkan umatnya masing-masing agar bersabar dan memohon perlindungan kepada Tuhan YME.
Dan, larangan berkumpul dalam jumlah besar harus dipatuhi mulai dari resepsi pernikahan, takziah, majelis taklim dan lain-lain. Termasuk di wilayah Malang Raya. Selepas mengantar jenazah KH. Bashori Alwi di Singosari, Malang, para pengantar pun segera di himbau untuk segera meninggalkan tempat. Sehingga hanya barisan karangan bunga yang tersisa di pinggir jalan.
Bahkan Hari Raya Nyepi yang berlangsung pada tanggal 25 Maret 2020, benar-benar sepi. Tidak Nampak ritual keagamaan di berbagai tempat yang biasanya menjadi sentra-sentra ibadah umat Hindu seperti Pantai Balekambang, Candi Jago, Candi Singosari dan lain-lain.
Sholat Jum’at pada tanggal 27 Maret 2020, juga berlangsung sepi. Banyak jamaah yang memilih melaksanakan sholat Dhuhur dirumahnya masing-masing. Bahkan beberapa masjid di wilayah Malang Raya, meniadakan shalat Jum’at.
Sekolah diliburkan hingga virus Corona ini dapat diatasi. Bahkan Ujian Nasional atau UN dibatalkan.
Saat ini, bepergian atau keluar rumah hanya seperlunya saja. Masyarakat Malang Raya memilih diam di rumah berkumpul dengan keluarganya. Namun, diam diri di rumah selama dua pekan akan terasa menyiksa, terutama bagi mereka yang berjiwa petualang.
Alih-aih bepergian ke tempat keramaian, Penulis yang sudah tidak betah diam di rumah, berjalan-jalan mengunjungi objek wisata sejarah, Candi Sumberawan Singosari, Malang.
Berita Meninggalnya Teman Karena Corona
Sebelumnya, seorang teman masa SMP yang tinggal di Sengkaling, Malang, meninggal secara mendadak. Seminggu kemudian, pihak berwajib menetapkan teman tersebut positif terjangkit virus Covid-19 sehingga jenazahnya harus digali lagi untuk diotopsi. Sementara,keluarganya diamankan.
Berita ini cukup menggetarkan hati, mengingat konsumsi informasi tentang Corona sangat banyak diterima akal fikiran. Sehingga teman-teman yang takziah atau turut mengantar jenazahnya menjadi gelisah dan merasa was-was. Jangan-jangan, ikut tertular wabah ini.
Hampir semalaman, Penulis sendiri tidak dapat tidur. Bayangan awan hitam yang membawa kematian seolah mengejar. Bahkan dalam mimpi, bayangan itu seolah terus menghantui. Meskipun hanya dari kejauhan, Penulis turut takziah ke rumah teman tersebut sehingga kekhawatiran tertular virus mematikan ini juga menjalar dalam diri.
Candi Sumberawan Singosari, Malang
Keesokan harinya, Penulis mencoba menenangkan diri dengan berwisata ke Candi Sumberawan.
Legenda Tirta Amerta, Negeri Amarta dan Jimat Kalimasada
Sebelumnya, Penulis memang sering mengunjungi Taman Kasuranggan ini dalam rangka mencari bahan penulisan buku yang berjudul "Sumberawan, potensi, mitos dan misteri dibaliknya". Sehingga Penulis memahami sudut-sudut yang ada di Sumber air di lereng Arjuna ini.
Legenda Tirta Amerta di Candi Sumberawan
Saat duduk merenung di sebuah warung dalam area Sumberawan, Penulis teringat akan legenda yang menyelimuti tempat ini yaitu legenda Tirta Amerta atau air kehidupan. Secepat kilat, angan penulis menghubungkannya dengan kisah pagebluk dalam dunia peayangan.
Konon, Saat pagebluk merajalela di semua negeri, para raja bingung mencari obat dan penangkalnya sehingga para alim, pendeta dan pertapa ditugaskan mencari obat penangkalnya. Setelah melakukan berbagai upaya, akhirnya, semua mengarah ke negeri Amarta dimana Pandawa berada.
Para alim dan pertapa tersebut mendapatkan wangsit, jika pagebluk akan sirna dengan jimat Kalimasada milik raja Amerta, Puntadewa. Setelah melalui berbagai konflik dan peperangan, dalam akhir ceritanya, pagebluk sirna dengan Jimat Kalimasada.
Menurut Sunan Kalijaga, Jimat Kalimasada adalah dua kalimat Sahadat atau disebut juga sebagai Kalimat Husada. Sedangkan negeri Amarta, sangat erat kaitannya dengan kata amerta yang berarti a tidak dan merta berarti mati atau tidak mati atau abadi.
Dengan bekal pemahaman yang terbatas berupa air amerta, dua kalimat Sahadat dan negeri Amarta tersebut, penulis memutuskan untuk berendam dalam beningnya air Sumberawan.
Kemudian, dengan mengenakan kain sarung, Penulis merendam tubuh hingga sebatas leher. Setelah memberi penghormatan dan mengirimkan doa kepada para leluhur, Penulis membaca dua kalimat Sahadat sambil menarik udara bersih lalu mencelupkan kepala ke dalam air. Hal ini dilakukan berulang-ulang hingga badan terasa segar bugar.
Alhamdulillah, setelah memeriksakan diri secara diam-diam, Penulis bebas dari Covid-19. Sekarang, setelah 14 hari berlalu, Alhamdulillah, Penulis sehat wal afiat.
Mungkin, ini hanyalah pemahaman terbatas seorang yang berada dalam kebingungan. Namun, keyakinan kepada Allah SWT adalah kunci dari segalanya termasuk penyembuhan diri sendiri. Sehingga, tidak ada salahnya mencoba senyampang masih belum ditemukan penawarnya.
Selain udara pegunungan yang bersih dan murni, air Sumberawan yang keluar langsung dari dalam bumi memiliki kandungan mineral dan Ph yang tinggi sehingga sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Melawan Covid-19 Dengan Tirta Amerta di Sumberawan - Wabah virus Covid-19 atau virus Corona memang sangat dahsyat dalam mempengaruhi sendi-sendi kehidupan masyarakat Indonesia. Sementara berita tentang virus dari Wuhan China ini semakin keras berhembus baik melalui media televisi maupun media sosial.
Virus Covid-19 ganas dan mematikan serta menyebar dengan cepat seperti gugusan awan hitam yang dikendarai pasukan kematian.
Pada dasarnya, manusia tidak mau sakit,terlebih lagi sampai menemui ajalnya seperti sebait syair puisi karya Chairil Anwar, “aku ingin hidup 1000 tahun lagi.” Sehingga masyarakat di berbagai daerah berupaya dengan berbagai cara untuk menghindari, mencegah dan melawan virus Covid-19 ini.
Salah satu mata air di Sumberawan
Pemerintah dengan kebijakannya berusaha mengatasi wabah pagebluk dari China ini. Sementara para pemuka agama berupaya menenangkan umatnya masing-masing agar bersabar dan memohon perlindungan kepada Tuhan YME.
Dan, larangan berkumpul dalam jumlah besar harus dipatuhi mulai dari resepsi pernikahan, takziah, majelis taklim dan lain-lain. Termasuk di wilayah Malang Raya. Selepas mengantar jenazah KH. Bashori Alwi di Singosari, Malang, para pengantar pun segera di himbau untuk segera meninggalkan tempat. Sehingga hanya barisan karangan bunga yang tersisa di pinggir jalan.
Bahkan Hari Raya Nyepi yang berlangsung pada tanggal 25 Maret 2020, benar-benar sepi. Tidak Nampak ritual keagamaan di berbagai tempat yang biasanya menjadi sentra-sentra ibadah umat Hindu seperti Pantai Balekambang, Candi Jago, Candi Singosari dan lain-lain.
Sholat Jum’at pada tanggal 27 Maret 2020, juga berlangsung sepi. Banyak jamaah yang memilih melaksanakan sholat Dhuhur dirumahnya masing-masing. Bahkan beberapa masjid di wilayah Malang Raya, meniadakan shalat Jum’at.
Sekolah diliburkan hingga virus Corona ini dapat diatasi. Bahkan Ujian Nasional atau UN dibatalkan.
Saat ini, bepergian atau keluar rumah hanya seperlunya saja. Masyarakat Malang Raya memilih diam di rumah berkumpul dengan keluarganya. Namun, diam diri di rumah selama dua pekan akan terasa menyiksa, terutama bagi mereka yang berjiwa petualang.
Alih-aih bepergian ke tempat keramaian, Penulis yang sudah tidak betah diam di rumah, berjalan-jalan mengunjungi objek wisata sejarah, Candi Sumberawan Singosari, Malang.
Berita Meninggalnya Teman Karena Corona
Sebelumnya, seorang teman masa SMP yang tinggal di Sengkaling, Malang, meninggal secara mendadak. Seminggu kemudian, pihak berwajib menetapkan teman tersebut positif terjangkit virus Covid-19 sehingga jenazahnya harus digali lagi untuk diotopsi. Sementara,keluarganya diamankan.
Berita ini cukup menggetarkan hati, mengingat konsumsi informasi tentang Corona sangat banyak diterima akal fikiran. Sehingga teman-teman yang takziah atau turut mengantar jenazahnya menjadi gelisah dan merasa was-was. Jangan-jangan, ikut tertular wabah ini.
Hampir semalaman, Penulis sendiri tidak dapat tidur. Bayangan awan hitam yang membawa kematian seolah mengejar. Bahkan dalam mimpi, bayangan itu seolah terus menghantui. Meskipun hanya dari kejauhan, Penulis turut takziah ke rumah teman tersebut sehingga kekhawatiran tertular virus mematikan ini juga menjalar dalam diri.
Candi Sumberawan Singosari, Malang
Keesokan harinya, Penulis mencoba menenangkan diri dengan berwisata ke Candi Sumberawan.
Legenda Tirta Amerta, Negeri Amarta dan Jimat Kalimasada
Sebelumnya, Penulis memang sering mengunjungi Taman Kasuranggan ini dalam rangka mencari bahan penulisan buku yang berjudul "Sumberawan, potensi, mitos dan misteri dibaliknya". Sehingga Penulis memahami sudut-sudut yang ada di Sumber air di lereng Arjuna ini.
Legenda Tirta Amerta di Candi Sumberawan
Saat duduk merenung di sebuah warung dalam area Sumberawan, Penulis teringat akan legenda yang menyelimuti tempat ini yaitu legenda Tirta Amerta atau air kehidupan. Secepat kilat, angan penulis menghubungkannya dengan kisah pagebluk dalam dunia peayangan.
Konon, Saat pagebluk merajalela di semua negeri, para raja bingung mencari obat dan penangkalnya sehingga para alim, pendeta dan pertapa ditugaskan mencari obat penangkalnya. Setelah melakukan berbagai upaya, akhirnya, semua mengarah ke negeri Amarta dimana Pandawa berada.
Para alim dan pertapa tersebut mendapatkan wangsit, jika pagebluk akan sirna dengan jimat Kalimasada milik raja Amerta, Puntadewa. Setelah melalui berbagai konflik dan peperangan, dalam akhir ceritanya, pagebluk sirna dengan Jimat Kalimasada.
Menurut Sunan Kalijaga, Jimat Kalimasada adalah dua kalimat Sahadat atau disebut juga sebagai Kalimat Husada. Sedangkan negeri Amarta, sangat erat kaitannya dengan kata amerta yang berarti a tidak dan merta berarti mati atau tidak mati atau abadi.
Dengan bekal pemahaman yang terbatas berupa air amerta, dua kalimat Sahadat dan negeri Amarta tersebut, penulis memutuskan untuk berendam dalam beningnya air Sumberawan.
Kemudian, dengan mengenakan kain sarung, Penulis merendam tubuh hingga sebatas leher. Setelah memberi penghormatan dan mengirimkan doa kepada para leluhur, Penulis membaca dua kalimat Sahadat sambil menarik udara bersih lalu mencelupkan kepala ke dalam air. Hal ini dilakukan berulang-ulang hingga badan terasa segar bugar.
Alhamdulillah, setelah memeriksakan diri secara diam-diam, Penulis bebas dari Covid-19. Sekarang, setelah 14 hari berlalu, Alhamdulillah, Penulis sehat wal afiat.
Mungkin, ini hanyalah pemahaman terbatas seorang yang berada dalam kebingungan. Namun, keyakinan kepada Allah SWT adalah kunci dari segalanya termasuk penyembuhan diri sendiri. Sehingga, tidak ada salahnya mencoba senyampang masih belum ditemukan penawarnya.
Selain udara pegunungan yang bersih dan murni, air Sumberawan yang keluar langsung dari dalam bumi memiliki kandungan mineral dan Ph yang tinggi sehingga sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Pantai Modangan Malang, Jawa Timur – Kabupaten Malang memiliki banyak pantai yang eksotis dan indah di sepanjang Jalur Lintas Selatan atau JLS. Namun, pantai yang baru populer dan mulai dikenal masyarakat adalah Pantai Modangan yang bersebelahan dengan Pantai Jolosutro.
Pemandangan alam di Pantai Modangan sangatlah indah dan menawan. Air laut mengalun lembut menyentuh bibir pantai dengan pasirnya yang putih bersih. Dan, batu-batu karang kecil berserakan menjadi hiasan diantara hamparan pasir. Indah dan alami.
Pantai Modangan
Semakin menarik, ketika kita berada di atas bukit atau tebing karang yang tepat berhadapan dengan pantai Modangan. Pemandangan alam pantai ini terlihat semakin indah. Dari atas bukit inilah, para penggemar olahraga Paralayang atau paragliding memulai petualangannya diatas udara, terlihat adari area terbuka berpaving yang menjadi landasannya.
Namun sayang, letak pantai Modangan agak tersembunyi dan infrastruktur jalannya kurang baik sehingga cukup sulit dilalui. Akan tetapi, jerih payah kita menelusuri jalanan yang sulit ini akan terbayar lunas dengan pesona dan keindahan pantai yang masih perawan ini.
Pantai Modangan Malang
Pantai Modangan mulai dikenal masyarakat sejak Juli 2017. Semakin populer ketika banyak wisatawan yang mengupload foto-foto tentang keindahan pantai ini ke media social, websitedan Youtube. Faktanya, Pantai Modangan memang indah dan masih alami.
Lokasi Pantai Modangan Malang
Pantai Modangan berada di Dusun Kalitekuk, Desa Sumberoto, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Modangan berada di perbatasan antara kabupaten Malang dengan kabupaten Blitar. Dan Sungai Modangan, yang bermuara ke pantai ini, jadi pembatas kedua wilayah ini.
Tepat disebelah Pantai Modangan adalah pantai Jolosutro. Anda dapat melihat lokasi Pantai Modangan lebih jelas dengan Google Maps berikut ini.
Akses Menuju Pantai Modangan Malang
Jika kita berada di pusat kota Malang, maka perjalanan menuju pantai Modangan akan menempuh jarak sekitar 70km atau sekitar 3 jam dengan rute Kepanjen lalu Karangkates kemudian Donomulyo. Sesampainya di pasar Donomulyo, kita ikuti arah menuju Wates lalu Jalur Lintas Selatan, maka akan menemukan Pantai Modangan.
Sungai Modangan
Sungai Modangan adalah sungai yang bermuara ke Pantai Modangan. Sungai ini menjadi pembatas alam antara wilayah kabupaten Malang dengan kabupaten Blitar. Selain sungai, terdapat sebuah tugu atau monument kecil sebagai pembatas kedua wilayah ini.
Spot Foto Instagenic
Bagi penggemar fotografi, setiap sudut pantai Modangan ini dapat menjadi spot foto yang unik, menarik dan instagenic. Salah satunya adalah spot foto berbentuk “I Love You” yang banyak digunakan sebagai spot selfie bagi wisatawan. Selain itu, berfoto dengan latar penggemar Paralayang juga sangat unik dan menarik.
Paralayang di Pantai Modangan Malang, Jawa Timur
Batu-batu Unik di Pantai Modangan
Batu-batu di sekitar Pantai Modangan ini sangat unik, dimana batu dengan struktur batuan kapur juga terdapat batu-batu Andesit yang berasal dari lelehan lahar gunung berapi dan sudah membeku sangat lama.
Tiket Masuk Pantai Modangan Malang
Untuk menikmati keindahan Pantai Modangan ini, pengunjung hanya dikenakan tariff masuk sebesar Rp. 5.000 per orang, biaya parkir Rp. 2.000 dan tiket spot selfie sebesar Rp. 5.000.
Fasilitas di Pantai Modangan
Fasilitas yang ada di Pantai Modangan memang belum lengkap, namun seiring naiknya jumlah wisatawan ke pantai ini, membuat pihak pengelolah pantai berupaya untuk menyediakan fasilitas umumnya.
Larangan Berenang di Pantai Modangan
Demi keselamatan, wisatawan yang berkunjung ke Pantai Modangan, dilarang berenang. Terutama saat ombak laut sedang besar. Memang sebaiknya, pengunjung jangan terlalu jauh memasuki area laut, mengingat ombak pantai selatan Jawa tidak dapat diduga kedatangannya.
Video Pantai Modangan
Penutup
Sahabat dolenners, itulah ulasan ayodolenrek tentang Pantai Modangan, satu pantai yang indah namun tersembunyi dan menjadi surge bagi penggemar olahraga Paralayang.
Pantai Modangan Malang, Jawa Timur – Kabupaten Malang memiliki banyak pantai yang eksotis dan indah di sepanjang Jalur Lintas Selatan atau JLS. Namun, pantai yang baru populer dan mulai dikenal masyarakat adalah Pantai Modangan yang bersebelahan dengan Pantai Jolosutro.
Pemandangan alam di Pantai Modangan sangatlah indah dan menawan. Air laut mengalun lembut menyentuh bibir pantai dengan pasirnya yang putih bersih. Dan, batu-batu karang kecil berserakan menjadi hiasan diantara hamparan pasir. Indah dan alami.
Pantai Modangan
Semakin menarik, ketika kita berada di atas bukit atau tebing karang yang tepat berhadapan dengan pantai Modangan. Pemandangan alam pantai ini terlihat semakin indah. Dari atas bukit inilah, para penggemar olahraga Paralayang atau paragliding memulai petualangannya diatas udara, terlihat adari area terbuka berpaving yang menjadi landasannya.
Namun sayang, letak pantai Modangan agak tersembunyi dan infrastruktur jalannya kurang baik sehingga cukup sulit dilalui. Akan tetapi, jerih payah kita menelusuri jalanan yang sulit ini akan terbayar lunas dengan pesona dan keindahan pantai yang masih perawan ini.
Pantai Modangan Malang
Pantai Modangan mulai dikenal masyarakat sejak Juli 2017. Semakin populer ketika banyak wisatawan yang mengupload foto-foto tentang keindahan pantai ini ke media social, websitedan Youtube. Faktanya, Pantai Modangan memang indah dan masih alami.
Lokasi Pantai Modangan Malang
Pantai Modangan berada di Dusun Kalitekuk, Desa Sumberoto, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Modangan berada di perbatasan antara kabupaten Malang dengan kabupaten Blitar. Dan Sungai Modangan, yang bermuara ke pantai ini, jadi pembatas kedua wilayah ini.
Tepat disebelah Pantai Modangan adalah pantai Jolosutro. Anda dapat melihat lokasi Pantai Modangan lebih jelas dengan Google Maps berikut ini.
Akses Menuju Pantai Modangan Malang
Jika kita berada di pusat kota Malang, maka perjalanan menuju pantai Modangan akan menempuh jarak sekitar 70km atau sekitar 3 jam dengan rute Kepanjen lalu Karangkates kemudian Donomulyo. Sesampainya di pasar Donomulyo, kita ikuti arah menuju Wates lalu Jalur Lintas Selatan, maka akan menemukan Pantai Modangan.
Sungai Modangan
Sungai Modangan adalah sungai yang bermuara ke Pantai Modangan. Sungai ini menjadi pembatas alam antara wilayah kabupaten Malang dengan kabupaten Blitar. Selain sungai, terdapat sebuah tugu atau monument kecil sebagai pembatas kedua wilayah ini.
Spot Foto Instagenic
Bagi penggemar fotografi, setiap sudut pantai Modangan ini dapat menjadi spot foto yang unik, menarik dan instagenic. Salah satunya adalah spot foto berbentuk “I Love You” yang banyak digunakan sebagai spot selfie bagi wisatawan. Selain itu, berfoto dengan latar penggemar Paralayang juga sangat unik dan menarik.
Paralayang di Pantai Modangan Malang, Jawa Timur
Batu-batu Unik di Pantai Modangan
Batu-batu di sekitar Pantai Modangan ini sangat unik, dimana batu dengan struktur batuan kapur juga terdapat batu-batu Andesit yang berasal dari lelehan lahar gunung berapi dan sudah membeku sangat lama.
Tiket Masuk Pantai Modangan Malang
Untuk menikmati keindahan Pantai Modangan ini, pengunjung hanya dikenakan tariff masuk sebesar Rp. 5.000 per orang, biaya parkir Rp. 2.000 dan tiket spot selfie sebesar Rp. 5.000.
Fasilitas di Pantai Modangan
Fasilitas yang ada di Pantai Modangan memang belum lengkap, namun seiring naiknya jumlah wisatawan ke pantai ini, membuat pihak pengelolah pantai berupaya untuk menyediakan fasilitas umumnya.
Larangan Berenang di Pantai Modangan
Demi keselamatan, wisatawan yang berkunjung ke Pantai Modangan, dilarang berenang. Terutama saat ombak laut sedang besar. Memang sebaiknya, pengunjung jangan terlalu jauh memasuki area laut, mengingat ombak pantai selatan Jawa tidak dapat diduga kedatangannya.
Video Pantai Modangan
Penutup
Sahabat dolenners, itulah ulasan ayodolenrek tentang Pantai Modangan, satu pantai yang indah namun tersembunyi dan menjadi surge bagi penggemar olahraga Paralayang.
Flora Wisata San Terra Pujon Malang - Wilayah Pujon, Malang memiliki banyak objek wisata yang populer seperti air terjun Coban Rondo, desa wisata Pujon Kidul, Paralayang Gunung Banyak dan lain-lain. Namun, yang paling baru dan populer adalah Flora Wisata San Terra De Lafonte. Satu objek wisata yang menyajikan aneka jenis bunga, spot foto dan keindahan alam serta daya tarik lainnya.
Flora Wisata San Terra Pujon Malang (Foto : Yuntyas dkk)
Sejak dibuka pada tanggal 24 Desember 2019, Flora Wisata San Terra ini telah memikat hati wisatawan sehingga ramai dikunjungi para pelancong dari berbagai daerah, baik pada hari biasa terlebih lagi pada hari libur.
Seperti namanya, Flora Wisata San Terra De Lafonte, objek wisata terbaru di Malang ini, menawarkan berbagai macam flora atau tumbuhan ditambah dengan berbagai macam spot foto unik dan menarik yang bernuansa Eropa dan Asia.
Flora Wisata San Terra De Lafonte Pujon, Malang
Koleksi flora yang ada, tercatat sebanyak 700 jenis tanaman hias yang tertata dengan rapi dan indah sehingga memudahkan pengunjung untuk menikmati keindahannya. Tidak hanya melihat, di tempat ini, kita juga dapat mengetahui tips cara merawat tanaman.
Ibu-ibu Wali Murid SMPN 18 Malang di Flora Wisata San Terra Pujon, Malang
Nah, untuk mengenal lebih dekat objek wisata Flora WisataSan Terra ini, mari ikuti penelusuran ayodolenrek dengan nara sumber Yuntyas dan ibu-ibu wali murid SMPN 18 Malang.
Objek wisata Flora Wisata San Terra dibangun di atas lahan seluas 4 hektar yang di dominasi dengan aneka tanaman hias. Perpaduan aneka tanaman hias dan alam sekitarnya ini menciptakan pemandangan alam yang indah dan menyejukkan pandangan. Ditambah lagi, udara pegunungan yang sejuk dan menyegarkan rongga dada.
Aneka flora di Flora Wisata San Terra Pujon Malang
Selain itu, pengelolah objek wisata ini juga menyediakan berbagai spot foto instagenic dengan gaya Belanda dan Korea. Sehingga para penggemar fotografi dapat hunting foto dengan maksimal di tempat ini.
Sedangkan untuk anak-anak, pengelolah San Terra De Lafonte, menyediakan berbagai wahana permainan seperti Bumpercar, Trampolin, Robot, Kuda Hunting, Otopet, Robot, dan lain-lain. Sehingga anak-anak dapat bermain sepuasnya ditempat ini.
Flora Wisata San Terra memang dibangun sebagai sarana wisata bagi keluarga, pasangan dan komunitas maupun rombongan lainnya.
Alamat Flora Wisata San Terra Pujon Malang
Pujon merupakan wilayah di Kabupaten Malang yang dekat dengan kota Wisata Batu, dan jalur yang dilewati jika kita dari arah Malang, harus melalui kota apel ini. Sehingga banyak orang beranggapan Coban Rondo, Desa Wisata Pujon dan beberapa objek wisata lainnya berada di kota Batu.
Objek Flora Wisata San Terra berada di Jl. Truno Joyo, Jurangrejo, Pandesari, Kec. Pujon, Malang, Jawa Timur, dengan Kodepos 65391.
Peta Lokasi di GoogleMaps
Jam Buka Flora Wisata San Terra
Flora Wisata San Terra buka setiap hari mulai pukul 07.00 hingga 18.30 WIB.
Akses Menuju Flora Wisata San Terra
Ada dua rute untuk menuju Flora Wisata San Terra Pujon yaitu dari arah Malang dan dari arah Kediri atau Jombang.
Rute dari Malang:Jika dari Malang, kita dapat mengarahkan kendaraan atau menuju ke kota Batu terlebih dahulu, lalu menuju Pujon melewatu jalur jurusan Kediri. Kita akan menemukan Flora Wisata San Terra berada di sebelah kiri jalan.
Rute dari Kediri atau JombangKarena jalur menuju Batu atau Malang lewat Kediri atau Jombang hanya satu, maka kita tinggal mengarahkan tujuan menuju Pujon yang berada sebelum kota Batu. Dan, ikuti penunjuk arah, maka akan sampai di Flora Wisata San Terra.
Harga Tiket Masuk Flora Wisata San Terra Pujon Malang
Sebelumnya, untuk menikmati keindahan aneka bunga ditempat ini, tidak dipungut biaya sepeser pun.Namun, seiring meningkatnya animo wisatawan, sekarang kita harus membayar tiket masuk sebesar :
Dewasa, Rp 25.000.
Anak-anak, 20.000
Sewa Kostum Hanbok Korea dan Meneer Belanda mulai dari Rp 30.000 hingga Rp 50.000 per 30 menit.
Sedangkan, biaya untuk menikmati wahana permainan sepertil Trampolin, Bumpercar, Smart Balance, Robot, Otopet dan lain-lain, kita dikenakan harga sebesar Rp 10.000 hingga Rp 30.000.
Video Flora Wisata San Terra Pujon Malang
Penutup
Sahabat dolenners, itulah ulasan ayodolenrek tentang Flora Wisata San Terra De Lafonte yang berada di Pujon, Malang, Jawa Timur. Satu objek wisata terbaru yang wajib dikunjungi wisatawan dan menjadi destinasi pilihan liburan Anda.
Flora Wisata San Terra Pujon Malang - Wilayah Pujon, Malang memiliki banyak objek wisata yang populer seperti air terjun Coban Rondo, desa wisata Pujon Kidul, Paralayang Gunung Banyak dan lain-lain. Namun, yang paling baru dan populer adalah Flora Wisata San Terra De Lafonte. Satu objek wisata yang menyajikan aneka jenis bunga, spot foto dan keindahan alam serta daya tarik lainnya.
Flora Wisata San Terra Pujon Malang (Foto : Yuntyas dkk)
Sejak dibuka pada tanggal 24 Desember 2019, Flora Wisata San Terra ini telah memikat hati wisatawan sehingga ramai dikunjungi para pelancong dari berbagai daerah, baik pada hari biasa terlebih lagi pada hari libur.
Seperti namanya, Flora Wisata San Terra De Lafonte, objek wisata terbaru di Malang ini, menawarkan berbagai macam flora atau tumbuhan ditambah dengan berbagai macam spot foto unik dan menarik yang bernuansa Eropa dan Asia.
Flora Wisata San Terra De Lafonte Pujon, Malang
Koleksi flora yang ada, tercatat sebanyak 700 jenis tanaman hias yang tertata dengan rapi dan indah sehingga memudahkan pengunjung untuk menikmati keindahannya. Tidak hanya melihat, di tempat ini, kita juga dapat mengetahui tips cara merawat tanaman.
Ibu-ibu Wali Murid SMPN 18 Malang di Flora Wisata San Terra Pujon, Malang
Nah, untuk mengenal lebih dekat objek wisata Flora WisataSan Terra ini, mari ikuti penelusuran ayodolenrek dengan nara sumber Yuntyas dan ibu-ibu wali murid SMPN 18 Malang.
Objek wisata Flora Wisata San Terra dibangun di atas lahan seluas 4 hektar yang di dominasi dengan aneka tanaman hias. Perpaduan aneka tanaman hias dan alam sekitarnya ini menciptakan pemandangan alam yang indah dan menyejukkan pandangan. Ditambah lagi, udara pegunungan yang sejuk dan menyegarkan rongga dada.
Aneka flora di Flora Wisata San Terra Pujon Malang
Selain itu, pengelolah objek wisata ini juga menyediakan berbagai spot foto instagenic dengan gaya Belanda dan Korea. Sehingga para penggemar fotografi dapat hunting foto dengan maksimal di tempat ini.
Sedangkan untuk anak-anak, pengelolah San Terra De Lafonte, menyediakan berbagai wahana permainan seperti Bumpercar, Trampolin, Robot, Kuda Hunting, Otopet, Robot, dan lain-lain. Sehingga anak-anak dapat bermain sepuasnya ditempat ini.
Flora Wisata San Terra memang dibangun sebagai sarana wisata bagi keluarga, pasangan dan komunitas maupun rombongan lainnya.
Alamat Flora Wisata San Terra Pujon Malang
Pujon merupakan wilayah di Kabupaten Malang yang dekat dengan kota Wisata Batu, dan jalur yang dilewati jika kita dari arah Malang, harus melalui kota apel ini. Sehingga banyak orang beranggapan Coban Rondo, Desa Wisata Pujon dan beberapa objek wisata lainnya berada di kota Batu.
Objek Flora Wisata San Terra berada di Jl. Truno Joyo, Jurangrejo, Pandesari, Kec. Pujon, Malang, Jawa Timur, dengan Kodepos 65391.
Peta Lokasi di GoogleMaps
Jam Buka Flora Wisata San Terra
Flora Wisata San Terra buka setiap hari mulai pukul 07.00 hingga 18.30 WIB.
Akses Menuju Flora Wisata San Terra
Ada dua rute untuk menuju Flora Wisata San Terra Pujon yaitu dari arah Malang dan dari arah Kediri atau Jombang.
Rute dari Malang:Jika dari Malang, kita dapat mengarahkan kendaraan atau menuju ke kota Batu terlebih dahulu, lalu menuju Pujon melewatu jalur jurusan Kediri. Kita akan menemukan Flora Wisata San Terra berada di sebelah kiri jalan.
Rute dari Kediri atau JombangKarena jalur menuju Batu atau Malang lewat Kediri atau Jombang hanya satu, maka kita tinggal mengarahkan tujuan menuju Pujon yang berada sebelum kota Batu. Dan, ikuti penunjuk arah, maka akan sampai di Flora Wisata San Terra.
Harga Tiket Masuk Flora Wisata San Terra Pujon Malang
Sebelumnya, untuk menikmati keindahan aneka bunga ditempat ini, tidak dipungut biaya sepeser pun.Namun, seiring meningkatnya animo wisatawan, sekarang kita harus membayar tiket masuk sebesar :
Dewasa, Rp 25.000.
Anak-anak, 20.000
Sewa Kostum Hanbok Korea dan Meneer Belanda mulai dari Rp 30.000 hingga Rp 50.000 per 30 menit.
Sedangkan, biaya untuk menikmati wahana permainan sepertil Trampolin, Bumpercar, Smart Balance, Robot, Otopet dan lain-lain, kita dikenakan harga sebesar Rp 10.000 hingga Rp 30.000.
Video Flora Wisata San Terra Pujon Malang
Penutup
Sahabat dolenners, itulah ulasan ayodolenrek tentang Flora Wisata San Terra De Lafonte yang berada di Pujon, Malang, Jawa Timur. Satu objek wisata terbaru yang wajib dikunjungi wisatawan dan menjadi destinasi pilihan liburan Anda.
Situs Sekaran, Sekarpuro, Pakis, Malang – Akhirnya setelah dibiarkan selama beberapa bulan terlantar, Situs Sekaran yang merupakan peninggalan kerajaan Singhasari, mulai diperhatikan oleh pihak-pihak terkait. Situs yang di temukan di kilometer 37 seksi lima tol Malang Pandaan ini memang sempat terlantar dan dibiarkan begitu saja.
BPCB, Jasa Marga dan Disparta Kabupaten Malang mempersiapkan pembangunan dinding pelindung situs Sekaran
Tumpukan batu bata jaman kerajaan Singosari dulu dibiarkan kepanasan dan kehujanan, sementara beberapa galian pasca ekskavasi, kembali tertutup tanah dan ditumbuhi rerumputan.
Setelah beberapa kali BPCB dan para pemerhati sejarah meminta pemerintah kabupaten Malang untuk memperhatikan perawatan situs ini, akhirnya Jasa MArga Tol Malang-Pandaan, memberikan bantuan sebesar Rp. 1.5 Miliar untuk pembangunan dinding pelindung situs Sekaran.
Sebenarnya, pihak Jasa Marga telah menghibahkan tanah di area situs Sekaran ini kepada Pemkab Malang. Bahkan, saat pembangunan jalan tol, Jasa Marga telah membelokkan jalan tol dari rencana semula demi menghindari situs Sekaran yang baru ditemukan.
Terhitung sejak 4 Februari 2020 dan diperkirakan rampung pada 31 Maret 2020, Jasa Marga dan BPCB mulai melakukan pembangunan dinding situs dan bangunan penutup. Setelah itu, BPCB akan melakukan ekskavasi lagi.
BPCB, Arkeolog, Disparta Malang dan Komunitas Jelajah Jejak Malang di situs Sekaran
Terbukti, Jasa Marga memiliki komitmen terhadap pelestarian situs sejarah, selanjutnya pemanfaatan dan penelitian lebih lanjut akan dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang.
Wicaksono Dwi Nugroho, Arkeolog BPCB menegaskan jika keberadaan situs Sekaran ini sangat penting artinya bagi sejarah nasional. Mengingat peninggalan sejarah Singosari hanya berupa candi-candi, sedangkan pemukiman dan kedatonnya belum ditemukan.
Video Situs Sekaran
Kami selaku pemerhati sejarah, merasa lega melihat tindak lanjut pemerintah dalam pelestarian peninggalan bersejarah yang ada di desa Sekarpuro, Pakis, Kabupaten Malang. Dengan demikian, generasi sekarang dan mendatang akan dapat mengingat kembali sejarah leluhurnya pada masa lalu.
Nah, tunggu apalagi? Mari mengkaji sejarah dan memetik hikmah.
Situs Sekaran, Sekarpuro, Pakis, Malang – Akhirnya setelah dibiarkan selama beberapa bulan terlantar, Situs Sekaran yang merupakan peninggalan kerajaan Singhasari, mulai diperhatikan oleh pihak-pihak terkait. Situs yang di temukan di kilometer 37 seksi lima tol Malang Pandaan ini memang sempat terlantar dan dibiarkan begitu saja.
BPCB, Jasa Marga dan Disparta Kabupaten Malang mempersiapkan pembangunan dinding pelindung situs Sekaran
Tumpukan batu bata jaman kerajaan Singosari dulu dibiarkan kepanasan dan kehujanan, sementara beberapa galian pasca ekskavasi, kembali tertutup tanah dan ditumbuhi rerumputan.
Setelah beberapa kali BPCB dan para pemerhati sejarah meminta pemerintah kabupaten Malang untuk memperhatikan perawatan situs ini, akhirnya Jasa MArga Tol Malang-Pandaan, memberikan bantuan sebesar Rp. 1.5 Miliar untuk pembangunan dinding pelindung situs Sekaran.
Sebenarnya, pihak Jasa Marga telah menghibahkan tanah di area situs Sekaran ini kepada Pemkab Malang. Bahkan, saat pembangunan jalan tol, Jasa Marga telah membelokkan jalan tol dari rencana semula demi menghindari situs Sekaran yang baru ditemukan.
Terhitung sejak 4 Februari 2020 dan diperkirakan rampung pada 31 Maret 2020, Jasa Marga dan BPCB mulai melakukan pembangunan dinding situs dan bangunan penutup. Setelah itu, BPCB akan melakukan ekskavasi lagi.
BPCB, Arkeolog, Disparta Malang dan Komunitas Jelajah Jejak Malang di situs Sekaran
Terbukti, Jasa Marga memiliki komitmen terhadap pelestarian situs sejarah, selanjutnya pemanfaatan dan penelitian lebih lanjut akan dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang.
Wicaksono Dwi Nugroho, Arkeolog BPCB menegaskan jika keberadaan situs Sekaran ini sangat penting artinya bagi sejarah nasional. Mengingat peninggalan sejarah Singosari hanya berupa candi-candi, sedangkan pemukiman dan kedatonnya belum ditemukan.
Video Situs Sekaran
Kami selaku pemerhati sejarah, merasa lega melihat tindak lanjut pemerintah dalam pelestarian peninggalan bersejarah yang ada di desa Sekarpuro, Pakis, Kabupaten Malang. Dengan demikian, generasi sekarang dan mendatang akan dapat mengingat kembali sejarah leluhurnya pada masa lalu.
Nah, tunggu apalagi? Mari mengkaji sejarah dan memetik hikmah.
Pemandian Ken Dedes Candirenggo, Singosari - Pemandian Ken Dedes yang berada di jalan Ken Dedes, Candirenggo, Singosari ini adalah pemandian untuk umum yang diberi nama Ken Dedes bukanlah pemandian Ratu Ken Dedes seperti anggapan orang selama ini.
Hal ini disebabkan karena pemandian milik AURI ini berada di jalan Ken Dedes dan nama istri Ken Arok ini memang popular di kalangan masyarakat Indonesia sehingga digunakan untuk menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Pemandian Ken Dedes, Candirenggo, Singosari
Pemandian Ratu Ken Dedes sebenarnya sesuai yang terdapat dalam gancaran Pararaton, adalah Petirtaan Watugede atau taman Baboji yang berada dalam pengawasan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala atau BPPP.
Karena untuk umum, maka Pemandian Kendedes memiliki fasilitas dan wahana permainan yang lebih lengkap. Berbeda dengan pemandian Ken Dedes yang berada di desa Watugede yang merupakan objek wisata sejarah.
Patung Ken Dedes di Pemandian Kendedes
Meskipun tidak ada catatan sejarahnya, Pemandian Ken Dedes ini dilengkapi dengan symbol-simbol historis seperti patung Ken Dedes yang terdapat di pintu masuk pemandian. Patung yang bentuknya sama dengan patung Prajna Paramita di Taman Ken Dedes Malang, namun, ukurannya lebih kecil.
Keberadaan Patung Kendedes ini selain menambah daya tarik objek wisata ini, juga memberi keyakinan pada pengunjung apabila kolam renang ini adalah pemandian sang Ratu Singosari. Jika ditelusuri lebih jauh, air yang ada di pemandian ken dedes dengan air di petirtaan Watugede, berasal dari sumber atau mata air yang sama yakni dari lereng gunung Arjuna.
Sehingga tidak menutup kemungkinan apabila Ken Dedes juga pernah mandi ditempat ini.
Fasilitas Pemandian Ken Dedes
Fasilitas yang terdapat di pemandian Kendedes ini tergolong cukup lengkap mulai dari tempat parkir yang luas, kolam ikan, kolam renang untuk anak-anak dan dewasa dengan arena bermain berupa seluncuran serta aula pertemuan atau acara kebersamaan lainnya. Dan, tersedia penyewan ban, baju renang, dan lain – lain.
Kolam Renang dengan permainan di Pemandian Ken Dedes
Selain itu, terdapat sebuah bukit kecil di atas kolam renang dengan suasana sejuk dan nyaman. Biasanya, para orangtua sering menggunakan tempat ini untuk istirahat sambil menunggui dan mengawasi anak-anaknya berenang.
Fasilitias lainnya berupa ayunan, jungkat – jungkit, dan kereta kecil yang akan semakin menambah kenyamanan bagi pengunjung yang membawa anak-anak.
Sejarah Pemandian Ken Dedes
Pemandian Ken Dedes dibangun pada tahun 1962, namun kondisinya masih sederhana sehingga pada tahun 1998, kolam renang ini di renovasi kembali. Saat ini, kondisi pemandian Kendedes semakin bagus dan fasilitasnya bertambah lengkap sehingga dapat menjadi destinasi wisata keluarga pada hari libur.
Kolam Renang Pemandian Ken Dedes
Keistimewaan Pemandian Ken Dedes
Pemandian Ken Dedes dengan kolam renangnya, berbeda dengan kolam renang lainnya di kota Malang. Keistimewaan pemandian Ken Dedes memiliki udara pegunungan yang bersih dan segar, airnya jernih dan berasal dari sumber air alami.
Air yang bersih dan alami di Pemandian Ken Dedes
Video Petirtaan Ken Dedes
Penutup
Sahabat dolenners, itulah ulasan ayodolenrek tentang Pemandian Ken Dedes yang berada di Jalan Ken Dedes, kelurahan Candirenggo, Singosari, Malang. Satu destinasi wisata yang cocok untuk mengisi liburan bersama pasangan dan keluarga.
Pemandian Ken Dedes Candirenggo, Singosari - Pemandian Ken Dedes yang berada di jalan Ken Dedes, Candirenggo, Singosari ini adalah pemandian untuk umum yang diberi nama Ken Dedes bukanlah pemandian Ratu Ken Dedes seperti anggapan orang selama ini.
Hal ini disebabkan karena pemandian milik AURI ini berada di jalan Ken Dedes dan nama istri Ken Arok ini memang popular di kalangan masyarakat Indonesia sehingga digunakan untuk menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Pemandian Ken Dedes, Candirenggo, Singosari
Pemandian Ratu Ken Dedes sebenarnya sesuai yang terdapat dalam gancaran Pararaton, adalah Petirtaan Watugede atau taman Baboji yang berada dalam pengawasan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala atau BPPP.
Karena untuk umum, maka Pemandian Kendedes memiliki fasilitas dan wahana permainan yang lebih lengkap. Berbeda dengan pemandian Ken Dedes yang berada di desa Watugede yang merupakan objek wisata sejarah.
Patung Ken Dedes di Pemandian Kendedes
Meskipun tidak ada catatan sejarahnya, Pemandian Ken Dedes ini dilengkapi dengan symbol-simbol historis seperti patung Ken Dedes yang terdapat di pintu masuk pemandian. Patung yang bentuknya sama dengan patung Prajna Paramita di Taman Ken Dedes Malang, namun, ukurannya lebih kecil.
Keberadaan Patung Kendedes ini selain menambah daya tarik objek wisata ini, juga memberi keyakinan pada pengunjung apabila kolam renang ini adalah pemandian sang Ratu Singosari. Jika ditelusuri lebih jauh, air yang ada di pemandian ken dedes dengan air di petirtaan Watugede, berasal dari sumber atau mata air yang sama yakni dari lereng gunung Arjuna.
Sehingga tidak menutup kemungkinan apabila Ken Dedes juga pernah mandi ditempat ini.
Fasilitas Pemandian Ken Dedes
Fasilitas yang terdapat di pemandian Kendedes ini tergolong cukup lengkap mulai dari tempat parkir yang luas, kolam ikan, kolam renang untuk anak-anak dan dewasa dengan arena bermain berupa seluncuran serta aula pertemuan atau acara kebersamaan lainnya. Dan, tersedia penyewan ban, baju renang, dan lain – lain.
Kolam Renang dengan permainan di Pemandian Ken Dedes
Selain itu, terdapat sebuah bukit kecil di atas kolam renang dengan suasana sejuk dan nyaman. Biasanya, para orangtua sering menggunakan tempat ini untuk istirahat sambil menunggui dan mengawasi anak-anaknya berenang.
Fasilitias lainnya berupa ayunan, jungkat – jungkit, dan kereta kecil yang akan semakin menambah kenyamanan bagi pengunjung yang membawa anak-anak.
Sejarah Pemandian Ken Dedes
Pemandian Ken Dedes dibangun pada tahun 1962, namun kondisinya masih sederhana sehingga pada tahun 1998, kolam renang ini di renovasi kembali. Saat ini, kondisi pemandian Kendedes semakin bagus dan fasilitasnya bertambah lengkap sehingga dapat menjadi destinasi wisata keluarga pada hari libur.
Kolam Renang Pemandian Ken Dedes
Keistimewaan Pemandian Ken Dedes
Pemandian Ken Dedes dengan kolam renangnya, berbeda dengan kolam renang lainnya di kota Malang. Keistimewaan pemandian Ken Dedes memiliki udara pegunungan yang bersih dan segar, airnya jernih dan berasal dari sumber air alami.
Air yang bersih dan alami di Pemandian Ken Dedes
Video Petirtaan Ken Dedes
Penutup
Sahabat dolenners, itulah ulasan ayodolenrek tentang Pemandian Ken Dedes yang berada di Jalan Ken Dedes, kelurahan Candirenggo, Singosari, Malang. Satu destinasi wisata yang cocok untuk mengisi liburan bersama pasangan dan keluarga.
Ndalem Ratu, Singosari, Malang – Jika di Jogyakarta terdapat Rumah Makan ala bangsawan yaitu Gadri Resto, maka di Malang, tepatnya di Singosari terdapat rumah makan baru dengan konsep yang sama yaitu Ndalem Ratu. Sama-sama berbau keraton, Resto baru di Jl. Kertanegara Barat I No. 9 Singosari, Malang ini mengusung konsep kerajaan Kediri, Singosari dan Majapahit.
Ndalem Ratu Singosari, Malang
Ndalem Ratu yang berarti rumah Ratu atau tempat kediaman Ratu, mengajak pengunjung untuk menikmati suasana dan kuliner heritage khas kerajaan jaman dulu. Saat berada ditempat ini, pengunjung akan merasakan suasana rumah dengan perabotan antik dan mencoba menikmati kuliner para raja tempo dulu.
Rumah Makan Ndalem Ratu memiliki arsitektur bangunan yang unik dan menarik berupa rumah joglo khas Jawa kuno dengan warna coklat serta atribut-atribut kekunoan lainnya. dibangun diatas lahan seluas 415 meter, bangunan Ndalem Ratu terbagi atas tiga bagian yaitu joglo yang berada di depan, pringgitan berada di tengah dan sentong yang berada di belakang.
Tidak hanya bangunan dengan arsitektur Jawa kuno saja, perabotan, hiasan dinding dan pernak-perniknya juga sesuai seperti meja kursi, lampu, pintu dan jendela serta aksesories lainnya.
Belajar Membatik
Di dalam Ndalem Ratu, juga terdapat galeri batik. Selain dapat melihat-lihat koleksi batik yang unik dan menarik, pengunjung juga diperbolehkan mengamati proses pembuatan batik atau belajar membatik di tempat ini.
Ndalem Ratu memiliki koleksi batik yang beragam, mulai dari batik cap-capan hingga batik tulis asli. Harganya pun bervariasi mulai dari Rp. 100.000 hingga jutaan rupiah.
Spot Foto Unik
Bagi penggemar fotografi, kesempatan berada di Ndalem Ratu dapat dipergunakan untuk menghasilkan foto-foto yang unik dan menarik serta berbeda. Tidak hanya menggunakan latar rumah Ndalem Ratu saja, pengunjung juga dapat berfoto menggunakan baju tradisional khas Jawa.
Tidak perlu menyewa, namun pengunjung yang membeli makanan dengan jumlah minimal yang ditetapkan dapat mengenakan pakaian tradisional tersebut dengan gratis.
Kuliner Ndalem Ratu
Dan, sangat disayangkan jika datang ke Ndalem Ratu tanpa mencicipi kulinernya. Karena kuliner ditempat ini unik dan menarik baik dari sisi penyajian, nama maupun citarasanya. Sarapan pagi, makan siang dan makan malam akan terasa berbeda ditempat ini.
Namun, menikmati kopi bersama gorengan dengan suasana bersejarah di Ndalem Ratu Singosari, juga sangat menyenangkan.
Menu Makanan Ndalem Ratu
Menu makanan Ndalem Ratu cukup terjangkau dan sesuai dengan suasananya.
Paket Wisata Sejarah
Jika pengunjung menginginkan jalan-jalan ke tempat-tempat bersejarah, Ndalem Ratu Singosari juga menyediakan paket wisata sejarah mulai mas kerajaan Kediri, Singosari hingga Majapahit.
Jam Buka Ndalem Ratu Singosari
Ndalem Ratu Singosari buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 21.00 WIB.
Tempat Menarik Dekat Ndalem Ratu
Arca Dwarapala Singosari
Candi Singosari
Bakso Mercon Cak Kar
Warung apung Ken Dedes
Pemandian Ken Dedes
Candi Sumberawan
Sumber Nagan
Sumber Batarubuh atau Sumber Biru
Video Ndalem Ratu Singosari
Untuk melihat lebih detil dan lengkap tentang Ndalem Ratu Singosari, silahkan tonton video berikut ini sampai habis. Jangan lupa subscribe, comment dan like !
Penutup
Sahabat dolenners, itulah ulasan ayodolenrek tentang tempat kuliner baru di Malang yaitu Ndalem Ratu Singosari. Satu rumah makan yang mengusung konsep kerajaan dengan kuliner khas para raja pada masa lampau.
Ndalem Ratu, Singosari, Malang – Jika di Jogyakarta terdapat Rumah Makan ala bangsawan yaitu Gadri Resto, maka di Malang, tepatnya di Singosari terdapat rumah makan baru dengan konsep yang sama yaitu Ndalem Ratu. Sama-sama berbau keraton, Resto baru di Jl. Kertanegara Barat I No. 9 Singosari, Malang ini mengusung konsep kerajaan Kediri, Singosari dan Majapahit.
Ndalem Ratu Singosari, Malang
Ndalem Ratu yang berarti rumah Ratu atau tempat kediaman Ratu, mengajak pengunjung untuk menikmati suasana dan kuliner heritage khas kerajaan jaman dulu. Saat berada ditempat ini, pengunjung akan merasakan suasana rumah dengan perabotan antik dan mencoba menikmati kuliner para raja tempo dulu.
Rumah Makan Ndalem Ratu memiliki arsitektur bangunan yang unik dan menarik berupa rumah joglo khas Jawa kuno dengan warna coklat serta atribut-atribut kekunoan lainnya. dibangun diatas lahan seluas 415 meter, bangunan Ndalem Ratu terbagi atas tiga bagian yaitu joglo yang berada di depan, pringgitan berada di tengah dan sentong yang berada di belakang.
Tidak hanya bangunan dengan arsitektur Jawa kuno saja, perabotan, hiasan dinding dan pernak-perniknya juga sesuai seperti meja kursi, lampu, pintu dan jendela serta aksesories lainnya.
Belajar Membatik
Di dalam Ndalem Ratu, juga terdapat galeri batik. Selain dapat melihat-lihat koleksi batik yang unik dan menarik, pengunjung juga diperbolehkan mengamati proses pembuatan batik atau belajar membatik di tempat ini.
Ndalem Ratu memiliki koleksi batik yang beragam, mulai dari batik cap-capan hingga batik tulis asli. Harganya pun bervariasi mulai dari Rp. 100.000 hingga jutaan rupiah.
Spot Foto Unik
Bagi penggemar fotografi, kesempatan berada di Ndalem Ratu dapat dipergunakan untuk menghasilkan foto-foto yang unik dan menarik serta berbeda. Tidak hanya menggunakan latar rumah Ndalem Ratu saja, pengunjung juga dapat berfoto menggunakan baju tradisional khas Jawa.
Tidak perlu menyewa, namun pengunjung yang membeli makanan dengan jumlah minimal yang ditetapkan dapat mengenakan pakaian tradisional tersebut dengan gratis.
Kuliner Ndalem Ratu
Dan, sangat disayangkan jika datang ke Ndalem Ratu tanpa mencicipi kulinernya. Karena kuliner ditempat ini unik dan menarik baik dari sisi penyajian, nama maupun citarasanya. Sarapan pagi, makan siang dan makan malam akan terasa berbeda ditempat ini.
Namun, menikmati kopi bersama gorengan dengan suasana bersejarah di Ndalem Ratu Singosari, juga sangat menyenangkan.
Menu Makanan Ndalem Ratu
Menu makanan Ndalem Ratu cukup terjangkau dan sesuai dengan suasananya.
Paket Wisata Sejarah
Jika pengunjung menginginkan jalan-jalan ke tempat-tempat bersejarah, Ndalem Ratu Singosari juga menyediakan paket wisata sejarah mulai mas kerajaan Kediri, Singosari hingga Majapahit.
Jam Buka Ndalem Ratu Singosari
Ndalem Ratu Singosari buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 21.00 WIB.
Tempat Menarik Dekat Ndalem Ratu
Arca Dwarapala Singosari
Candi Singosari
Bakso Mercon Cak Kar
Warung apung Ken Dedes
Pemandian Ken Dedes
Candi Sumberawan
Sumber Nagan
Sumber Batarubuh atau Sumber Biru
Video Ndalem Ratu Singosari
Untuk melihat lebih detil dan lengkap tentang Ndalem Ratu Singosari, silahkan tonton video berikut ini sampai habis. Jangan lupa subscribe, comment dan like !
Penutup
Sahabat dolenners, itulah ulasan ayodolenrek tentang tempat kuliner baru di Malang yaitu Ndalem Ratu Singosari. Satu rumah makan yang mengusung konsep kerajaan dengan kuliner khas para raja pada masa lampau.