Gunung Lawu - Bagi penyuka wisata alam pegunungan yang gemar mendaki gunung hingga ke puncaknya, nama Gunung Lawu sudah tidak asing lagi...
Gunung Lawu - Bagi penyuka wisata alam pegunungan yang gemar mendaki gunung hingga ke puncaknya, nama Gunung Lawu sudah tidak asing lagi karena gunung ini merupakan destinasi popular di kalangan para pendaki. Bagi mereka, belum lengkap rasanya jika tidak pernah menginjakkan kaki di puncak Hargo Dumilah ini.
![]() |
Seru ! Perjalanan Tim BCA Malang Mendaki Gunung Lawu |
Pulau Jawa memang memiliki banyak gunung yang membentang dari barat hingga ke timur. Dan, setiap gunung memiliki ciri khas masing-masing baik dari sisi medan yang menantang maupun pemandangan alam indah dan menawan sepanjang perjalanannya.
Gunung Lawu atau disebut juga wukir Mahendra merupakan salah satu gunung purba tertua di pulau Jawa. Salah satu gunung yang dijuluki sebagai Seven Summits of Java atau tujuh puncak di Jawa ini memiliki banyak tempat menarik yang menjadi objek wisata seperti Cemoro Sewu, Tawangmangu, dan Telogo Sarangan.
![]() |
Hamparan Bunga Edelweis di Gunung Lawu |
Selain perkebunan teh yang sangat luas, taman Balekambang dan Perbukitan Sekipan, juga terdapat objek wisata sejarah berupa candi yang merupakan peninggalan jaman Kerajaan Majapahit yaitu Candi Sukuh dan Candi Cetho.
Semakin unik daya tarik Gunung Lawu dengan keberadaan komplek pemakaman kerabat Praja Mangkunagaran yaitu Astana Giriloyo dan Astana Mangadheg, dimana diantara komplek pemakaman tersebut terdapat komplek pemakaman keluarga presiden kedua Indonesia Bapak Soeharto yang bernama Astana Giribangun.
Kali ini, ayodolenrek mengulas tentang Gunung Lawu dengan nara sumber Agus Priyono yang bersama dua orang temannya dari Bank BCA Rajabali, Malang, melakukan pendakian ke gunung yang menjadi pertapaan Panembahan Lawu ini.
Baca Juga : Indahnya Jalan-jalan ke Telaga Sarangan Magetan Bersama Keluarga
Gunung Lawu
Gunung Lawu merupakan gunung Stratovolcano atau gunung yang sudah tidak aktif lagi dengan ketinggian 3.265 mdpl. Namun, meskipun sudah berstatus tidak aktif, tetapi gunung ini masih memiliki sebuah kepundan kecil berada di puncaknya yang masih mengeluarkan uap air dan belerang.
![]() |
Gunung Lawu |
Pada tanggal 28 Oktober 1985, Gunung Lawu meletus yang terakhir kalinya. Dampaknya, terjadi hujan abu yang menyebar di wilayah provinis Jawa Tengah dan Jawa Timur. Namun, setelah letusannya reda, kawasan di sekitar Gunung Lawu menjadi wilayah yang sangat subur sehingga menciptakan berbagai macam objek wisata alam yang menarik.
![]() |
Keindahan matahari terbenam di Gunung Lawu |
Jika pada umumnya, sebuah gunung memiliki satu puncak, maka berbeda dengan Gunung Lawu yang mempunyai tiga bagian puncak yaitu Puncak Hargo Dalem, Puncak Hargo Dumiling, dan puncak yang tertinggi adalah Puncak Hargo Dumilah.
Lokasi Gunung Lawu
Gunung Lawu berada di perbatasan antara provinsi yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur tepatnya di antara tiga kabupaten yaitu Kabupaten Karanganyar ( Jawa Tengah ) , Kabupaten Ngawi ( Jawa Timur ), dan Kabupaten Magetan ( Jawa Timur ).
Jalur pendakian Gunung Lawu
Jalur pendakian Gunung Lawu yang biasa ditempuh oleh para pendaki adalah jalur pendakian melalui Cemoro Sewu karena medannya lebih ringan dengan pemandangan lebih bagus dibandingkan melalui jalur Cemoro Kandang.
![]() |
Agus Pri dkk di Cemoro Sewu untuk mulai pendakian Gunung Lawu |
Dari Cemoro Sewu menuju pos 1, kita akan melewati dua mata air dengan pemandangan alam yang indah yaitu Sendang Panguripan dan Sendang Drajad.
Kemudian, saat menuju Pos 2, kita akan melewati batu besar yang disebut watu iris dan sebuah makam namun memiliki bangunan seperti masjid.
Lalu, dari pos 3 menuju ke pos 4, terdapat sebuah jalan bertingkat yang tersusun dari batu alam dengan medan tempuh cukup menantang.
Dan, dari pos 4 menuju ke pos 5, kita akan melewati jalan yang sudah bagus dengan pepohonan yang rindang sehingga kita bisa beristirahat di sini. Lalu, beberapa kilometer kemudian, kita akan sampai di puncak Gunung Lawu.
Perjalanan Tim BCA Malang Mendaki Gunung Lawu
Kali ini, Tim Pendaki Gunung BCA Malang hanya terdiri dari tiga orang yaitu Agus Priono, Boby dan Bayu. Mereka berangkat hari Sabtu tanggal 21 September 2019 lalu mulai mendaki Gunung Lawu sejak pukul 13.00 WIB. Sesampainya di puncak, mereka mendirikan tenda dan bermalam di sana. Keesokan harinya, mereka turun dan pulang kembali ke kota Malang.
Perjalanan mereka dapat Anda saksikan melalui video berikut ini.
Penutup
Berada di alam bebas dan berjuang mencapai puncak gunung sambil menikmati pemandangan alam sekitarnya yang indah merupakan satu petualangan yang seru dan menantang sekaligus menyegarkan jiwa dan raga.
Moment paling menarik adalah saat kita berada di puncak gunung dimana kita seolah dapat menyentuh langit dan memandang dataran dibawahnya. Saat itu, kita merasa dekat dengan alam yang maha luas sehingga muncul kesadaran betapa kecilnya manusia di hadapan semesta terlebih lagi dihadapanNya.
![]() |
Bunga Edelweis, oleh-oleh para pendaki gunung |
Sepulang pendakian, badan memang terasa letih dan lelah. Namun, jiwa kita akan terasa lebih segar dan bersemangat sehingga dapat menjalankan rutinitas kerja kembali dengan fikiran lebih jernih dan segar.
Sahabat dolenners, itulah ulasan ayodolenrek tentang perjalanan mendaki Gunung Lawu yang dilakukan oleh tim pendaki BCA Malang.
Nah, tunggu apalagi? Ayo dolen rek..
Pendakian Gunung Tim BCA Lainnya :
- Perjalanan Tim BCA Malang Menaklukkan Puncak Mahameru
- Perjalanan Tim BCA Malang Menaklukkan Gunung Sindoro
- Perjalanan Tim BCA Malang Menaklukkan Gunung Kelud
- Perjalanan Tim BCA Malang Menaklukkan Gunung Panderman
Indahnya Jalan-jalan Bersama Keluarga Ke Telaga Sarangan, Magetan – Sungguh menyenangkan dan akan terasa lebih indah apabila menikmati pemandangan alam yang menakjubkan di Telaga Sarangan bersama keluarga. Jalan-jalan bersama, makan bersama, menghabiskan waktu bersama dan merasakan ketegangan naik speedboat bersama-sama.
Itulah yang dilakukan oleh Mbak Yuli, kakak senior alumni smanda Malang, bersama keluarganya saat berwisata ke Telaga di lereng Gunung Lawu ini.
![]() |
Naik kuda berkeliling Telaga Sarangan, Magetan |
Bisa dibayangkan bagaimana menyenangkannya menghabiskan waktu libur dengan berselimut udara dingin sambil menyaksikan pemandangan telaga yang indah. Sehingga untuk berbagi kebahagiaan, wanita cantik meskipun sudah Lolita ini memberikan foto-foto kebersamaannya di Telaga Sarangan kepada ayodolenrek untuk menambah pengetahuan kita tentang objek wisata di Nusantara.
Nah, untuk lebih mengenal objek wisata alam di lereng Gunung Lawu ini, mari kita ikuti ulasan ayodolenrek berikut ini.
Tentang Telaga Sarangan, Magetan
Wisata alam berupa telaga atau danau di Indonesia dapat dihitung dengan jari, salah satunya yang terkenal adalah Telaga Sarangan di Magetan, Jawa Timur ini.
Telaga Sarangan ini terbentuk secara alami dengan ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut dan memiliki luas sekitar 30 hektar serta kedalaman mencapai 28 meter. Letaknya yang berada di lereng Gunung Lawu membuat pemandangan alamnya semakin indah dan menakjubkan.
![]() |
Mbak Yuli Di Telaga Sarangan, Magetan |
Perpaduan yang harmonis antara daratan, air, pepohonan di lereng gunung dan angkasa raya yang luas membentuk lukisan alam yang sungguh indah. Dengan suhu udara mencapai 20 hingga 15 derajat celcius, akan membuat kita mengenakan jaket yang cukup tebal untuk mengatasi hawa dingin. Udara alam bersih dan segar yang jarang dapat kita rasakan di perkotaan.
Satu objek wisata yang menawarkan sejuknya udara dingin khas pegunungan dan pemandangan alam yang sangat indah. Sangat tepat bagi kita yang ingin menyegarkan jiwa dan raga.
Misteri Telaga Sarangan
Sama halnya seperti danau Toba yang menyimpan kisah legenda dibalik asal mula kejadiannya, begitu pula Telaga Sarangan ini. Konon, menurut kisah yang turun temurun dan dipercayai oleh masyarakat setempat, Telaga Sarangan terbentuk secara gaib.
Dan, belum ada fakta ilmiah yang membantahnya sehingga asal-usul Telaga Sarangan ini tetap menjadi misteri.
Adalah, Kyai dan Nyai Pasir yang menjadi tokoh utama dari kisah misteri ini. Kedua orangtua tersebut menemukan sebutir telur saat mencari kayu di hutan. Lalu, tanpa basa-basi, keduanya memakan telur tersebut.
![]() |
Indahnya Jalan-jalan Bersama Keluarga Ke Telaga Sarangan, Magetan |
Baca Juga Objek Wisata Dengan Kisah Misterinya :
- Danau Toba Dan Pulau Samosir, Wisata Alam Populer Dengan Kisah Legenda
- Taman Wisata Wendit, Malang : Lokasi, Tarif Dan Tempat Rahasianya
Setelah makan telur tersebut, kedua suami-istri tersebut merasakan gatal yang luar biasa, sampai-sampai keduanya berguling-guling di tanah. Hebatnya, lama-kelamaan, gesekan tubuh mereka dengan tanah membuat cekungan besar di tanah. Dan, gesekan tubuh keduanya, menghasilkan mata air yang memancar tidak ada habisnya.
Semakin lama semakin besar sehingga terbentuklah sebuah telaga. Dan secara gaib, tiba-tiba tubuh Kyai Pasir dan Nyai Pasir berubah menjadi sosok ular naga yang sangat besar. Kedua ular naga itu menghilang hingga sekarang.
Itulah sekelumit kisah misteri tentang terbentuknya Telaga Sarangan menurut kisah yang dituturkan oleh warga sekitar dan menjadi mitos hingga saat ini.
Tradisi Di Telaga Sarangan
Jika kita sedang beruntung, saat mengunjungi objek wisata ini pada bulan puasa atau bulan ruwah, maka kita dapat menyaksikan tradisi masyarakat sekitar telaga ini.
Bersih Desa
Pada bulan puasa, masyarakat setempat mengadakan upacara bersih desa dan labuh sesaji sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki yang diberikan Tuhan, selain itu juga sebagai upacara tolak bala sekaligus memperingati asal-usul Telaga Sarangan itu sendiri.
Bentuk sesajiannya berupa tumpeng raksasa yang diletakkan di wilayah punden atau pohon besar di timur telaga dan diyakini sebagai tempat menghilangnya Kyai dan Nyai Pasir secara misterius.
Kemudian dilakukan ritual pembacaan doa, kemudian sesaji tersebut pun dilarungkan ke tengah Telaga Pasir atau Telaga Sarangan. Biasanya, tradisi bersih desa tersebut diselenggarakan pada setiap hari Jumat Pon di bulan Ruwah atau bulan puasa.
Tradisi lainya yang selalu diadakan di Telaga Sarangan adalah tradisi Ledug Sura 1 Muharram dan malam pergantian tahun baru.
Aktifitas Di Telaga Sarangan
Banyak aktifitas yang dapat kita lakukan di Telaga Sarangan ini mulai dari jalan-jalan berkeliling telaga sambil menikmati pemandangan alam maupun aktifitas lain yang menggunakan sarana yang disediakan di tempat ini.
Menyewa becak air atau mengelilingi telaga dengan menaiki speed boat dengan tarif 50.000 untuk satu putaran, seperti yang dilakukan Mbak Yuli ini.
![]() |
Naik Speedboat berkeliling Telaga Sarangan, Magetan |
Begitu pula, jika anda ingin merasakan sensasi naik kuda berkeliling telaga, kita bisa menyewanya dengan tarif sama seperti naik speed boat, yaitu 50.000 rupiah.
![]() |
Naik Kuda di Telaga Sarangan, Magetan |
Fasilitas Di Telaga Sarangan
Pemerintah daerah melakukan berbagai inovasi untuk memberi pelayanan terbaik bagi setiap pengunjung objek wisata yang menjadi andalannya.
- Area Parkir yang luas
- Tempat Ibadah
- Kios-kios yang menjual Cendera mata.
- Warung-warung makan.
Kuliner Khas Telaga Sarangan
Kuliner yang menjadi ciri khas objek wisata alam ini adalah Sate Kelinci. Selain itu masih banyak pilihan kuliner enak lainnya, seperti nasi pecel khas Telaga Sarangan atau kuliner lain yang dapat memenuhi selera Anda.
Selain makanan berat, banyak juga kios-kios yang menjual aneka makanan ringan seperti jagung bakar yang dapat dinikmati sambil minum kopi atau minuman hangat lainnya.
Lokasi Wisata Alam Telaga Sarangan
Lokasi Telaga Sarangan secara administrati berada di kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur. Tepat berada di lereng Gunung Lawu yang jaraknya dari pusat kota sekitar 16 kilometer, namun jika kita berangkat dari Tawangmangu hanya menempuh jarak 5 kilometer saja.
![]() |
Indahnya Jalan-jalan Bersama Keluarga Ke Telaga Sarangan, Magetan |
Dari berbagai arah, satu yang menjadi patokan adalah Magetan, karena dari sini kita dengan mudah akan menemukan Telaga Sarangan.
Harga Tiket Masuk Wisata Alam Telaga Sarangan
Harga tiket masuk untuk menikmati keindahan alam Telaga di kabupaten Magetan ini terbilang cukup murah, yakni sebesar 7.500 per orang untuk dewasa, sedangkan anak-anak harga karcisnya sebesar Rp 5.000 per orang. Untuk parkir mobil dikenakan biaya sebesar Rp. 5.000 , sedangkan sepeda motor dikenakan biaya 2.500 dan karcis parkir bis seharga 10.000 rupiah.
Akhir Jalan-jalan Di Telaga Sarangan
Setelah melakukan berbagai aktifitas menyenangkan di Telaga Sarangan, maka jiwa raga seolah menjadi segar kembali. Maka, kembali menjalankan rutinitas sehari-hari menjadi lebih bergairah dan penuh semangat. Satu hal yang terekam dalam ingatan adalah kenangan indah bersama keluarga di Telaga Pasir yang dapat menjadi perekat kebersamaan.
Itulah ulasan tentang Telaga Sarangan, Magetan, Jawa Timur dan perjalanan wisata Mbak Yuli menikmati keindahannya bersama keluarga tercinta.
Sebagai penutup,
“Tidak ada yang bisa menggantikan kehangatan keluarga.”
Maka, mari luangkan waktu bersama keluarga. Akan lebih indah bila menikmati kebersamaan keluarga dengan mengunjungi objek-objek wisata yang tersebar di penjuru Nusantara, salah satunya adalah Telaga Sarangan, Magetan.
Tunggu apalagi, ayo dolen rek..
Semoga bermanfaat…
Wisata Lainnya :
- Indahnya Liburan Bersama Keluarga Ke Pantai Pasir Putih, Situbondo
- Menikmati Pesona Coban Putri Bersama Keluarga Agus Priono
- Jalan-jalan Ke Simpang Lima, Semarang Bersama Keluarga
- Menengok Leluhur Dan Menikmati Keindahan Bukit Wairinding, Sumba Timur
Indahnya Jalan-jalan Bersama Keluarga Ke Telaga Sarangan, Magetan

Indahnya Jalan-jalan Bersama Keluarga Ke Telaga Sarangan, Magetan – Sungguh menyenangkan dan akan terasa lebih indah apabila menikmati pemandangan...