Ayo Dolen Rek, Candi Singosari – Satu candi yang berdiri megah di jalan raya Desa Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur adalah Candi Singosari. Banyak orang yang hanya menyaksikan kemegahan candi ini dari jalanan saja, namun berbeda dengan rombongan ibu-ibu jelita alumni SMPN 2 Malang. Mereka berusaha menggali informasi dan menelusuri jejak sejarah masa silam kerajaan Singhasari.
Alumni SMPN 2 Malang di Candi Singosari Malang |
Baca Juga : Perjalanan Wisata Alumni SMPN 2 Malang Ke Pantai Melasti Ungasan, Badung, Tabanan, Bali 2019
Sungguh satu tindakan yang jarang dilakukan ketika banyak orang acuh dan tak peduli dengan sejarah masa lalu nenek moyangnya.
Tidak dapat dipungkiri, Kerajaan Singosari merupakan cikal bakal berdirinya Kerajaan Majapahit, kemudian Majapahit-lah yang menjadi asal-usul berdirinya Nusantara yang kemudian menjadi Negara Indonesia tercinta ini. Dan, salah satu peninggalannya adalah Candi Singosari ini.
Maka, mengenang dan mengingat kembali sejarah masa silam dengan mengunjungi situs-situs sejarah akan memberi kesan tersendiri dihati kita bahwa pada masa lalu leluhur bangsa Indonesia memiliki budaya dan catatan sejarah yang dapat dibanggakan.
Nah, untuk mengenal lebih dekat tentang Candi Singosari baik sejarah, fungsi dan ciri-cirinya, mari ikuti ulasan ayodolenrek berikut ini.
Candi Singosari
Sejarah Candi Singosari
Candi Singosari ditemukan pada awal abad ke-18, sekitar tahun 1800 sampai 1850 di Desa Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Candi Singosari bercorak Hindu-Budha karena pada masa itu agama yang berkembang adalah Hindu dan Budha.
Candi di Desa Candirenggo ini diperkirakan dibangun pada masa Kerajaan Majapahit yang dibuat untuk memuliakan Raja Kertanegara, Raja terakhir kerajaan Singosari yang wafat pada tahun 1292. Karena, setelah kerajaan Singosari runtuh, maka Raden Wijaya bersama ketiga istrinya yang merupakan putri Raja Kertanegara yaitu Tri Bhuana, Raja Padmi dan Gayatri, mendirikan kerajaan Majapahit.
Candi Singosari Malang |
Dan, pada masa inilah Candi Singosari dibangun sebagai tempat perabuan dan memuliakan Raja Kertanegara, ayah mereka. Hal ini dikuatkan dengan adanya tulisan pada kitab Negarakertagama dan Prasasti Gajah Mada yang ditemukan pada pelataran candi.
Candi Singosari ditemukan lagi oleh pemerintah Hindia Belanda. Karena bentuknya seperti menara maka candi ini disebut Candi Menara. Menurut pendapat para ahli, pada masa itu, pembangunan Candi Singosari ini tidak pernah selesai. Pemerintah Belanda-lah yang melakukan renovasi candi ini pada tahun 1934 sampai dengan 1936.
Seorang ahli purbakala dari Eropa, memberikan nama candi ini dengan nama candi Cella yang berarti menara. Namun, masyarakat sekitar tidak setuju dengan nama candi tersebut. sehingga sampai sekarang nama yang dipakai adalah Candi Singosari.
Ciri-Ciri Dan Aristektur Candi SIngosari
Dilihat dari sisi arsitekturnya, Candi Singasari yang terletak di tengah halaman ini memiliki tubuh yang berdiri di atas batur kaki setinggi sekitar 1,5 m, tanpa hiasan atau relief pada kaki candi. Tangga naik ke selasar di kaki candi tidak diapit oleh pipi tangga dengan hiasan makara seperti yang terdapat pada candi-candi lain.
Pintu masuk ke ruangan di tengah tubuh candi menghadap ke selatan, terletak pada sisi depan bilik penampil (bilik kecil yang menjorok ke depan). Pintu masuk ini terlihat sederhana tanpa bingkai berhiaskan pahatan.
Arsitektur dan ciri-ciri Candi Singosari |
Di atas ambang pintu terdapat pahatan kepala Kala yang juga sangat sederhana pahatannya. Adanya beberapa pahatan dan relief yang sangat sederhana menimbulkan dugaan bahwa pembangunan Candi Singasari belum sepenuhnya terselesaikan.
Ambang relung juga tanpa bingkai dan hiasan kepala Kala. Relung serupa juga terdapat di ketiga sisi lain tubuh Candi Singasari. Ukuran relung lebih besar, dilengkapi dengan bilik penampil dan di atas ambangnya terdapat hiasan kepala Kala yang sederhana. Di tengah ruangan utama terdapat yoni yang sudah rusak bagian atasnya. Pada kaki yoni juga tidak terdapat pahatan apapun.
Sepintas bangunan Candi Singasari terlihat seolah bersusun dua, karena bagian bawah atap candi berbentuk persegi, menyerupai ruangan kecil dengan relung di masing-masing sisi. Tampaknya relung-relung tersebut semula berisi arca, namun saat ini kempatnya dalam keadaan kosong.
Di atas setiap ambang 'pintu' relung terdapat hiasan kepala Kala dengan pahatan yang lebih rumit dibandingkan dengan yang ada di atas ambang pintu masuk dan relung di tubuh candi. Puncak atap sendiri berbentuk meru bersusun, makin ke atas makin mengecil. Sebagian puncak atap terlihat sudah runtuh.
Candi Singasari pernah dipugar oleh pemerintah Belanda pada tahun 1930-an, terlihatan dari pahatan catatan di kaki candi. Akan tetapi, tampaknya pemugaran yang dilakukan hasilnya belum menyeluruh, karena di sekeliling halaman candi masih berjajar tumpukan batu yang belum berhasil dikembalikan ke tempatnya semula.
Di halaman Candi Singasari juga terdapat beberapa arca yang sebagian besar dalam keadaan rusak atau belum selesai dibuat, di antaranya arca Syiwa dalam berbagai posisi dan ukuran, Durga, dan Lembu Nandini. (purbakala.net)
Fungsi Candi Singosari
Fungsi utama Candi SIngosari adalah tempat perabuan jasad Raja Kertanegara dan sebagai tempat penghormatan kepada raja terakhir Singosari ini.
Tiket Masuk Candi Singosari
Untuk memasuki Candi SIngosari, pengunjung diwajibkan untuk mengisi buku tamu dan memberikan sumbangsih sukarela, tidak dikenakan tarif resmi.
Gambar Candi Singosari
Berikut ini adalah beberapa gambar atau foto yang diabadikan saat berada di Candi Singosari desa Candirenggo, Singosari, Malang.
Jelita Milenial bercengkerama di tangga Candi Singosari |
Jelita Milenial di Candi Singosari |
Jelita Milenial Alumni SMPN 2 Malang dan Candi Singosari
Perjalanan yang mengantarkan para alumni SMPN 2 Malang yang tergabung dalam gang “Jelita Milenial” ini ke Candi Singosari berawal saat mereka menghadiri undangan pernikahan seorang teman yang berada di Lawang, Malang.
Sepulang dari kondangan, entah mengapa, mereka tergerak untuk mendatangi Candi Singosari yang letaknya memang tidak terlalu jauh dari jalan raya Surabaya-Malang.
Setelah melihat berkeliling kompleks candi dan mencari informasi tentang seluk beluknya, maka saatnya para jelita ini beraksi dengan berpose menggunakan latar Candi Singosari seperti yang terlihat pada foto-foto dalam artikel ini.
Seperti putri-putri Singosari pada masa lalu Alumni SMPN 2 Malang berpose dengan latar Candi Singosari |
Dan, foto-foto ini terlihat indah dan serasi karena mereka semua mengenakan kain dengan corak macam-macam dipadu dengan atasan yang terlihat klasik. Membuat perpaduan pakaian yang mereka kenakan dengan latar Candi Singosari terlihat serasi seolah mereka adalah putri-putri Kerajaan Singosari tempo dulu.
Sayang, mereka sudah menginjak masa jelita atau jelang lima puluh tahun. Jika foto-foto ini diambil saat mereka berusia belasan, maka memang inilah putri-putri keturunan Ken Dedes yang cantik jelita.
Video Candi Singosari
Penutup
Perjalanan “Jelita Milenial” yang merupakan alumni SMPN 2 Malang ini, membantu ingatan kita tentang keberadaan situs-situs sejarah yang masih banyak dan terjaga kelestariannya di Malang Raya. Selain Candi Singosari masih banyak candi-candi lainnya seperti Candi Jawi, Candi Jago, Candi Kidal, Candi Badut, Candi Sumberawan dan lain-lain.
Nah, jika bukan kita siapa lagi yang akan mengunjungi, menjaga dan merawat situs-situs warisan leluhur bangsa Indonesia ini?
Wisata Sejarah Lainnya :
Reunian yang bersejarah
BalasHapus