Perayaan Grebeg Suro Desa Mendalan Wangi, Wagir, Malang

Grebeg Suro Desa Mendalan Wangi, Wagir, Malang – Minggu, 15 September 2019, jalanan menuju desa Mendalan Wangi, Wagir, Malang, dipenuhi aneka kendaraan hias dan rombongan orang dengan mengenakan berbagai atribut yang unik dan menarik. Hari itu, di Mendalan Wangi tengah berlangsung karnaval dalam rangka merayakan tahun baru Muharam atau bulan Suro yang disebut Grebeg Suro.

grebeg suro grebeg suro 2019; grebeg suro jogja; grebeg suro ponorogo 2019; grebeg suro solo; grebeg suro malang; grebeg suro di wagir; grebeg suro adalah; grebeg suro yaiku; grebeg suro kediri; grebeg suro blitar; grebeg suro bahasa jawa; grebeg suro mojokerto; ayodolenrek; grebeg suro desa mendalan wangi wagir malang jawa timur; grebeg suro di kotalama
Perayaan Grebeg Suro Desa Mendalan Wangi, Wagir, Malang
Berbeda dengan perayaan Grebeg Suro di Jogyakarta, Solo dan Ponorogo yang lebih kental nuansa mistisnya, peringatan menyambut bulan Suro di Malang Raya khususnya desa Mendalan Wangi ini, lebih cenderung pada pesta rakyat sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta.  Acara pawai seni dan budaya ini merupakan kelanjutan dari acara bersih desa yang telah dilakukan sebelumnya.

Pada tahun-tahun sebelumnya, hanya beberapa desa saja yang masih mempertahankan tradisi ini. Namun, pada tahun 2019 kali ini, hampir setiap desa di Malang Raya merayakan acara Grebeg Suro. Hal ini, tidak lepas dari peran Dinas Pariwisata dan Budaya Malang dalam rangka meningkatkan kunjungan wisata ke kota dingin ini dengan menjadikan atraksi seni dan budaya sebagai daya tariknya.

grebeg suro grebeg suro 2019; grebeg suro jogja; grebeg suro ponorogo 2019; grebeg suro solo; grebeg suro malang; grebeg suro di wagir; grebeg suro adalah; grebeg suro yaiku; grebeg suro kediri; grebeg suro blitar; grebeg suro bahasa jawa; grebeg suro mojokerto; ayodolenrek; grebeg suro desa mendalan wangi wagir malang jawa timur; grebeg suro di kotalama
Perayaan Grebeg Suro di Kotalama, Malang
Pada hari Minggu kemarin, beberapa wilayah di kota dan kabupaten Malang merayakan acara ini secara serentak, salah satunya adalah di desa Mendalan Wangi, Wagir, Malang ini. Kebetulan, Slamet Wahyudi, seorang kontributor ayodolenrek, tinggal di desa ini, sehingga kegiatan ini dapat diliputnya dengan lengkap.

Perayaan Grebeg Suro Desa Mendalan Wangi, Wagir, Malang

Sekilas Tentang Desa Mendalan Wangi

Desa Mendalan Wangi merupakan satu desa yang berada di kecamatan Wagir, kabupaten Malang, Jawa Timur. Konon, pada masa kerajaan Singhasari dan Majapahit dahulu, desa ini merupakan tempat suci atau tempat pertapaan bagi para brahmana Siwa yang disebut “mandala”.

grebeg suro grebeg suro 2019; grebeg suro jogja; grebeg suro ponorogo 2019; grebeg suro solo; grebeg suro malang; grebeg suro di wagir; grebeg suro adalah; grebeg suro yaiku; grebeg suro kediri; grebeg suro blitar; grebeg suro bahasa jawa; grebeg suro mojokerto; ayodolenrek; grebeg suro desa mendalan wangi wagir malang jawa timur; grebeg suro di kotalama


Hal ini, dibuktikan dengan pernah ditemukannya reruntuhan candi di DusunSekarputih. Selain itu, hingga sekarang terdapat satu dusun yang seluruh warganya masih menganut agama Hindu. Dan, sebutan “mandala” menjadi asal usul nama desa ini. Kata “mandala” kemudian berubah menjadi “mandala an” yang akhirnya menjadi “mendalan”.

Kehidupan masyarakat desa Mendalan Wangi rukun dan damai karena warga desa tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan. Kehidupan beragama di desa ini sangat majemuk selain Islam terdapat penganut agama Hindu, Budha, Kristen maupun Peghayat Kepercayaan.

Dan, kerukunan umat beragama di desa ini sangat baik dimana masing-masing menghormati perbedaan di antara mereka.

Baca Juga : Perkebunan Durian Montong Desa Mendalan Wangi, Wagir, Malang

Lokasi Desa Mendalan Wangi


Karnaval Grebeg Suro

Pada hari Minggu kemarin, seluruh warga desa Mendalan Wangi larut dalam kemeriahan perayaan Grebeg Suro yang diselenggarakan setahun sekali ini. Dan, hampir seluruh RT yang ada di wilayah desa yang terkenal dengan durian montong ini turut serta memeriahkan acara ini dengan menampilkan berbagai atraksi seni dan budaya.

grebeg suro grebeg suro 2019; grebeg suro jogja; grebeg suro ponorogo 2019; grebeg suro solo; grebeg suro malang; grebeg suro di wagir; grebeg suro adalah; grebeg suro yaiku; grebeg suro kediri; grebeg suro blitar; grebeg suro bahasa jawa; grebeg suro mojokerto; ayodolenrek; grebeg suro desa mendalan wangi wagir malang jawa timur; grebeg suro di kotalama

Mereka berarak-arakan mulai pukul 02.00 siang hingga malam hari. masing-masing  peserta menampilkan atraksi budaya yang menjadi ciri khasnya termasuk atribut yang dikenakan.  Namun, banyak juga peserta yang meniru penampilan suku di luar negeri sehingga terkesan acara ini juga memiliki peserta dari mancanegara.

grebeg suro grebeg suro 2019; grebeg suro jogja; grebeg suro ponorogo 2019; grebeg suro solo; grebeg suro malang; grebeg suro di wagir; grebeg suro adalah; grebeg suro yaiku; grebeg suro kediri; grebeg suro blitar; grebeg suro bahasa jawa; grebeg suro mojokerto; ayodolenrek; grebeg suro desa mendalan wangi wagir malang jawa timur; grebeg suro di kotalama

Cukup menarik ketika melihat bagaimana orang-orang berpakaian Indian Apache seperti di film-film koboi, ikut serta dalam rombongan karnaval ini. Sehingga terlihat seolah turis mancanegara turut serta memeriahkan acara ini.

grebeg suro grebeg suro 2019; grebeg suro jogja; grebeg suro ponorogo 2019; grebeg suro solo; grebeg suro malang; grebeg suro di wagir; grebeg suro adalah; grebeg suro yaiku; grebeg suro kediri; grebeg suro blitar; grebeg suro bahasa jawa; grebeg suro mojokerto; ayodolenrek; grebeg suro desa mendalan wangi wagir malang jawa timur; grebeg suro di kotalama


Tapi, secara keseluruhan partisipasi dan peran masyarakat Desa Mendalan Wangi patut diacungi jempol. Tinggal kedepannya perlu dilakukan pembenahan dari sisi atraksi budaya dan atribut yang dikenakan agar sesuai dengan tema acara.

Video Perayaan Grebeg Suro Desa Mendalan Wangi, Wagir, Malang



Penutup

Sahabat dolenners, itulah ulasan ayodolenrek tentang perayaan Grebeg Suro di desa Mendalan Wangi, Wagir, Malang. Satu tradisi warisan leluhur yang harus dipertahankan dan dapat menjadi satu agenda wisata jika dapat dikemas dengan unik dan menarik.

Nah, tunggu apalagi? Ayo dolen rek..




Senitorium X Still Life, Pameran Seniman Malang raya 2019

Senitorium X Still Life, Batu 2019 – Pada tanggal 14 hingga 19 September 2019, berlangsung pameran seni dari para seniman Malang Raya bertempat di Galeri Raos, Jl. P. Sudirman No. 6 kota Batu. Event bertajuk “Senitorium X Still Life” berlangsung meriah dengan hiburan musik dangdut.

pameran seni; pameran seni rupa;pameran seni adalah; pameran seni di malang; pameran seni di jakarta; pameran seni rupa surabaya; pameran seni di jakarta; pameran seni rupa 2019; pameran seni surabaya 2019; pameran seni rupa di sekolah; ayodolenrek; senitorium x; galeri raos; galeri raos batu; pameran seni di batu; ayo dolen rek
Senitorium X Still Life, Pameran Seniman Malang raya 2019

Pameran seni ini merupakan group exhibition dari karya para seniman kawakan kota Malang dengan artist sebagai berikut :
1.    David Sugiarta
2.    Hendung Tunggal Jati
3.    Jamaluddin NS
4.    Koko Sudjatmiko
5.    Sur Yanto
6.    Tamtama Anoraja
7.    Yoyok Siswoyo
Dan, sebagai curator adalah Ahmad Budi Santoso.
Selain dihadiri oleh para pegiat seni, mahasiswa dan umum, acara ini juga dihadiri oleh para seniman dari luar kota Malang seperti Gresik, Pasuruan dan lain-lain. Sehingga selain sebagai ajang memamerkan hasil karya para seniman diatas, acara ini juga menjadi ajang silaturahim para seniman.

pameran seni; pameran seni rupa;pameran seni adalah; pameran seni di malang; pameran seni di jakarta; pameran seni rupa surabaya; pameran seni di jakarta; pameran seni rupa 2019; pameran seni surabaya 2019; pameran seni rupa di sekolah; ayodolenrek; senitorium x; galeri raos; galeri raos batu; pameran seni di batu; ayo dolen rek
Pengunjung Senitorium X Still Life, Pameran Seniman Malang raya 2019
Pembukaan Senitorium X dilakukan oleh Bapak Sigit, pelaku seni dan seorang pengajar. Sedangkan Bapak Goweng Effendi, seorang guru sekaligus juga seniman yang bertindak selaku wakil dari DKM kota Malang. Berikut ini adalah video sambutan dari Pak Goweng Effendi.


Tidak mudah untuk menghasilkan karya-karya seni yang bermutu seperti terdapat dalam pameran ini. Selain tenaga, waktu dan biaya, para seniman ini harus mencurahkan segala daya cipta mereka untuk membuat karya yang dapat kita nikmati sekarang ini. Sehingga sayang jika pameran seni ini dilewatkan begitu saja.

Dalam pameran kali ini, para seniman didampingi oleh Lek Budi, seorang penulis yang dengan setia membantu mendampingi hingga terselenggaranya acara ini.

Acara ini berakhir pada tanggal 19 September 2019. Maka, mumpung masih ada waktu, mari kunjungi pameran Senitorium X yang digelar di Galeri Raos, Jl. Panglima Sudirman No. 6 kota Batu! Atau jika Anda sedang berwisata ke Batu, silahkan mampir untuk menikmati karya seni yang unik dan artistic ini.

Foto-Foto Karya Seniman di Senitorium X

Berikut ini adalah foto-foto karya seniman yang dipamerkan dalam acara Senitorium X ini.

pameran seni; pameran seni rupa;pameran seni adalah; pameran seni di malang; pameran seni di jakarta; pameran seni rupa surabaya; pameran seni di jakarta; pameran seni rupa 2019; pameran seni surabaya 2019; pameran seni rupa di sekolah; ayodolenrek; senitorium x; galeri raos; galeri raos batu; pameran seni di batu; ayo dolen rek

pameran seni; pameran seni rupa;pameran seni adalah; pameran seni di malang; pameran seni di jakarta; pameran seni rupa surabaya; pameran seni di jakarta; pameran seni rupa 2019; pameran seni surabaya 2019; pameran seni rupa di sekolah; ayodolenrek; senitorium x; galeri raos; galeri raos batu; pameran seni di batu; ayo dolen rek

pameran seni; pameran seni rupa;pameran seni adalah; pameran seni di malang; pameran seni di jakarta; pameran seni rupa surabaya; pameran seni di jakarta; pameran seni rupa 2019; pameran seni surabaya 2019; pameran seni rupa di sekolah; ayodolenrek; senitorium x; galeri raos; galeri raos batu; pameran seni di batu; ayo dolen rek

pameran seni; pameran seni rupa;pameran seni adalah; pameran seni di malang; pameran seni di jakarta; pameran seni rupa surabaya; pameran seni di jakarta; pameran seni rupa 2019; pameran seni surabaya 2019; pameran seni rupa di sekolah; ayodolenrek; senitorium x; galeri raos; galeri raos batu; pameran seni di batu; ayo dolen rek

pameran seni; pameran seni rupa;pameran seni adalah; pameran seni di malang; pameran seni di jakarta; pameran seni rupa surabaya; pameran seni di jakarta; pameran seni rupa 2019; pameran seni surabaya 2019; pameran seni rupa di sekolah; ayodolenrek; senitorium x; galeri raos; galeri raos batu; pameran seni di batu; ayo dolen rek

pameran seni; pameran seni rupa;pameran seni adalah; pameran seni di malang; pameran seni di jakarta; pameran seni rupa surabaya; pameran seni di jakarta; pameran seni rupa 2019; pameran seni surabaya 2019; pameran seni rupa di sekolah; ayodolenrek; senitorium x; galeri raos; galeri raos batu; pameran seni di batu; ayo dolen rek

pameran seni; pameran seni rupa;pameran seni adalah; pameran seni di malang; pameran seni di jakarta; pameran seni rupa surabaya; pameran seni di jakarta; pameran seni rupa 2019; pameran seni surabaya 2019; pameran seni rupa di sekolah; ayodolenrek; senitorium x; galeri raos; galeri raos batu; pameran seni di batu; ayo dolen rek


Penutup

Sahabat dolenners, itulah ulasan ayodolenrek tentang pameran seni bertajuk “Senitorium X Still Life” yang diselenggarakan di Galeri Raos, kota Batu.

Nah, tunggu apalagi? Ayo dolen rek…

Sumber : David Sugiarta

Menguak Tabir Tadisi Ruwatan Sebagai Atraksi Budaya dalam Agenda Wisata kota Malang

Ruwatan Massal, Taman Kriya Budaya, Malang – Minggu, 16 September 2019, bertempat di kawasan Taman Krida Budaya dan RRI kota Malang berlangsung atraksi budaya yang sudah jarang kita saksikan yaitu Tradisi Ruwatan Massal. Acara yang menjadi bagian dalam agenda wisata kota Malang ini banyak mendapatkan respon positif warga Malang dan para pemerhati budaya serta diikuti oleh puluhan orang bersama keluarganya.

ruwatan; ruwatan adalah; ruwatan jawa; ruwatan massal; ruwatan sengkolo; ruwatan weton; ruwatan menurut islam; ruwatan massal di taman krida budaya malang; ruwatan massal di taman krida budaya; ruwatan massal di surabaya 2019; ruwatan massal rri malang; ruwatan massal 2019 jogja; ayodolenrek; ruwatan massal bojonegoro; ruwatan massal blitar 2019; ruwatan massal di tmii; ruwatan massal 2019 semarang
Ruwatan Massal di Taman Krida Budaya, Suhat, Malang

Sangat unik dan menarik dapat menyaksikan tradisi nenek moyang kita dahulu yang sudah banyak ditinggalkan dan sudah jarang dilakukan oleh masyarakat Jawa pada masa sekarang ini. Karena masih banyak masyarakat Jawa sendiri terutama generasi milenial yang tidak mengetahui tentang tradisi “ruwatan” ini.

Sehingga dengan menyaksikan Tradisi Ruwatan Massal yang diselenggarakan Disbudpar kota Malang ini, dapat memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan tentang tradisi nenek moyang kita yang dianggap sebagai budaya animisme oleh mereka yang belum memahaminya.

ruwatan; ruwatan adalah; ruwatan jawa; ruwatan massal; ruwatan sengkolo; ruwatan weton; ruwatan menurut islam; ruwatan massal di taman krida budaya malang; ruwatan massal di taman krida budaya; ruwatan massal di surabaya 2019; ruwatan massal rri malang; ruwatan massal 2019 jogja; ayodolenrek; ruwatan massal bojonegoro; ruwatan massal blitar 2019; ruwatan massal di tmii; ruwatan massal 2019 semarang
Pandawa atau Mancalaputra, Suryanto paling kanan dan empat saudara laki-lakinya

Nah, kali ini, ayodolenrek mencoba menguak tabir Tradisi Ruwatan dan kaitannya dengan atraksi budaya dalam meningkatkan kunjungan wisata ke kota Malang. Sebagai narasumber adalah Suryanto, seorang sahabat dolenners yang memiliki 5 saudara laki-laki atau disebut Pandawa Lima atau Mancalaputra, salah satu “anak nandang sukerta” yang menjadi makanan Bathara Kala dalam tradisi ini.

Tradisi Ruwatan

Pada hari Minggu kemarin, terdapat dua titik acara yang menggelar tradisi ruwatan. Karena diikuti oleh banyak orang, maka acara yang diselenggarakan setiap bulan Suro atau setahun sekali ini disebut “Ruwatan Massal,”  yaitu :
  1. Taman Krida Budaya, Soekarno Hatta, Malang dengan pertunjukan wayang kulit oleh Dalang Ki Purbo Aji yang membawakan lakon berjudul Murwakala.
  2. Panggung Budaya RRI Malang dengan pertunjukan wayang kulit oleh Dalang Ki Djoko Setiyono yang membawakan lakon berjudul Manik Maya Jagad Ginelar.
Karena Suryanto sebagai narasumber mengikuti tradisi ruwatan ini di Taman Krida Budaya Malang, maka pembahasan kali ini lebih focus pada acara di taman krida ini, sedangkan tradisi ruwatan di RRI Malang akan dibahas di artikel lain.

ruwatan; ruwatan adalah; ruwatan jawa; ruwatan massal; ruwatan sengkolo; ruwatan weton; ruwatan menurut islam; ruwatan massal di taman krida budaya malang; ruwatan massal di taman krida budaya; ruwatan massal di surabaya 2019; ruwatan massal rri malang; ruwatan massal 2019 jogja; ayodolenrek; ruwatan massal bojonegoro; ruwatan massal blitar 2019; ruwatan massal di tmii; ruwatan massal 2019 semarang
Suryanto dan 4 saudaranya melakukan prosesi "Sungkeman" dalam Tradisi Ruwatan Massal

Peserta tradisi ruwatan di Suhat Malang ini cukup banyak mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa termasuk Cak Sur bersama keempat saudara laki-lakinya. Mereka bersama keluarganya atau diantar oleh orangtuanya untuk mengikuti acara pembersihan diri baik jiwa dan raga lalu disucikan melalui rangkaian ritual sehingga dapat terbebas dari mala petaka, bencana dan nasib sial.

Biasanya, tradisi ruwatan ini digelar bertepatan dengan tahun baru Jawa yaitu tanggal 1 Suro. Namun, karena melibatkan banyak orang dan membutuhkan dana penyelenggaraan yang cukup banyak, maka acara ini diselenggarakan secara massal dan dilaksanakan masih dalam bulan Suro.

Tujuan utama dari tradisi ini adalah memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar dapat membersihkan atau menyucikan manusia atas dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan sehingga berdampak pada nasib sial yang dialami sepanjang hidupnya.

ruwatan; ruwatan adalah; ruwatan jawa; ruwatan massal; ruwatan sengkolo; ruwatan weton; ruwatan menurut islam; ruwatan massal di taman krida budaya malang; ruwatan massal di taman krida budaya; ruwatan massal di surabaya 2019; ruwatan massal rri malang; ruwatan massal 2019 jogja; ayodolenrek; ruwatan massal bojonegoro; ruwatan massal blitar 2019; ruwatan massal di tmii; ruwatan massal 2019 semarang
Prosesi Sungkeman dalam Ruwatan Massal di TKB Malang
Tradisi ruwatan ini merupakan warisan budaya nenek moyang kita pada masa lalu yang menganut agama Hindu bukan animisme seperti anggapan yang salah selama ini. Lalu pada masa penyebaran agama Islam di Jawa, Sunan Kalijaga memasukkan nilai-nilai Islam pada tradisi ini sehingga terjadi akulturasi budaya.

Tentunya sangat menarik, ketika dapat menyaksikan rangkaian prosesi dalam tradisi ruwatan yang jarang ada ini. Bagaimana tidak, dalam acara ini kita akan disuguhi alunan musik-musik khas Jawa yang mungkin terasa asing di telinga karena sudah terbiasa mendengarkan lagu-lagu masa kini.

ruwatan; ruwatan adalah; ruwatan jawa; ruwatan massal; ruwatan sengkolo; ruwatan weton; ruwatan menurut islam; ruwatan massal di taman krida budaya malang; ruwatan massal di taman krida budaya; ruwatan massal di surabaya 2019; ruwatan massal rri malang; ruwatan massal 2019 jogja; ayodolenrek; ruwatan massal bojonegoro; ruwatan massal blitar 2019; ruwatan massal di tmii; ruwatan massal 2019 semarang
Prosesi Siraman dalam Ruwatan Massal di Taman Krida Budaya Malang
Taman Krida Budaya sendiri mengusung konsep Jawa kuno mulai dari arsitektur dan desain bangunannya. Kemudian, seluruh panitia juga mengenakan pakaian adat Jawa, ditambah dengan adanya pagelaran wayang kulit yang membuat acara ini semakin menarik seolah kita kembali pada masa lalu. 

Selain itu, acara Ini terlihat semakin unik, menarik dan terasa suasana magisnya ketika terlihat aneka sesajen yang mewarnai setiap prosesi. Aroma dupa dan wangi bunga serta doa-doa yang diwujudkan dalam bentuk simbolik yang terdiri dari buah-buahan, sayuran dan ayam ingkung, menjadi kelengkapan tradisi ruwatan ini.

Sehingga Disbudpar kota Malang bekerjasama dengan Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME menjadikan event budaya ini sebagai sarana untuk melestarikan kebudayaan Jawa kuno yang dapat menjadi agenda wisata sehingga dapat mendatangkan wisatawan ke kota Malang.

Sarana atau Sesaji Dalam Tradisi Ruwatan

Adapun sesaji yang harus dipersiapkan dalam Tradisi Ruwatan antara lain adalah sebagai berikut.
  • Tuwuhan, api (batu arang) di dalam anglo,
  • Kipas beserta kemenyan (ratus wangi) yang akan dipergunakan Kyai Dalang selama pertunjukan,
  • Kain mori putih kurang lebih panjangnya 3 meter,
  • Nasi golong dengan perlengkapannya,
  • Nasi wuduk dengan kelengkapannya,
  • Nasi kuning dengan kelengkapannya,
  • Bermacam-macam jenang (bubur) yaitu jenang merah, putih, jenang kaleh, dan jenang baro-baro (aneka bubur).
  • Jajan pasar,
  • Burung dara satu pasang,
  • Ayam jawa sepasang, ataupun bebek sepasang.

Prosesi Ruwatan

Dalam Tradisi ruwatan ini serangkaian ritual atau prosesi upacara dilakukan secara bertahap dan tertata rapi. Dimulai dengan doa bersama, sungkeman anak kepada orang tuanya, jamasan (mandi jamas dengan air londho merang). Kemudian, dilanjutkan  ritual dengan menyaksikan bersama pertunjukan wayang kulit yang dimainkan seorang dalang.


Lakon yang dibawakan dalam tradisi ruwatan adalah lakon yang khusus hanya dimainkan dalam acara ini saja. Dan, dalangnya bukanlah sembarang dalang melainkan dalang khusus yang mampu meruwat atau disebut dalang ruwat.


Latar Belakang Ruwatan

Dalam tradisi “ruwatan” terdapat tiga hal yang menjadi bagian dari ritual ini yaitu anak “sukerta”, Bathara Kala dan pertunjukan wayang kulit dengan lakon Sudamala, Murwakala atau Manikmaya Jagad Ginelar atau lakon lainnya yang berkaitan dengan kedua hal tersebut.

Dalam, kisah pewayangan berjudul Murwakala diceritakan apabila Bathara Kala, seorang raksasa putera Bathara Guru pemimpin para Dewa, diperbolehkan makan manusia yang digolongkan sebagai “anak sukerta”. Maka, Sang Kala turun ke bumi untuk mencari mangsanya.

Hal itu terus berlangsung sampai akhirnya Bathara Kala bertemu dengan Pandawa Lima yang termasuk dalam kriteria “anak sukerta”. Namun, berkat campur tangan Bathara Kesna yang merupakan titisan Dewa Wisnu, akhirnya Pandawa dapat selamat setelah diruwat terlebih dahulu.


Kisah inilah yang menjadi latar belakang tradisi ruwatan. Sehingga ketika ada manusia yang termasuk dalam golongan “sukerta”, masyarakat Jawa pada masa lalu selalu menggelar acara “ruwatan” untuk menyelamatkannya dari bencana akibat ulah Bathara Kala.

Ruwatan berasal dari kata “ruwat” yang artinya menghindarkan dan menjaga dari mara bahaya, bencana atau kesialan. Semua bencana tersebut dalam bahasa Jawa disebut “kala” atau “kolo”.

Anak Nandang Sukerta

Dalam pandangan masyarakat Jawa, tradisi ruwatan sebaiknya dilakukan terhadap empat golongan sebagai berikut ini :
  1. Upacara ruwat bagi orang atau anak yang dianggap mempunyai nasib buruk, disebabkan kelahirannya (anak nandang sukerta).
  2. Ucapara ruwat bagi orang atau anak yang cacat tubuhnya.
  3. Ucapara ruwat bagi orang yang dianggap bersalah, karena telah melanggar pantangan atau merusak benda-benda tertentu.
  4. Ruwatan Desa atau lingkungan yang biasa disebut ‘bersih desa
Menurut Kitab Manik Maya dan Pakem Pengruwatan Murwakala,  terdapat setidaknya ada 60 macam yang tergolong dalam anak yang ‘nandang sukerta’ antara lain adalah sebagai berikut.
  1. Ontang-Anting, yaitu anak tunggal laki-laki atau perempuan.
  2. Uger-Uger Lawang, yaitu dua orang anak yang kedua-duanya laki-laki dengan catatan tidak anak yang meninggal.
  3. Sendhang Kapit Pancuran, yaitu 3 orang anak, yang sulung dan yang bungsu laki-laki sedang anak yang ke 2 perempuan.
  4. Pancuran Kapit Sendhang, yaitu 3 orang anak, yang sulung dan yang bungsu perempuan sedang anak yang ke 2 laki-laki.
  5. Anak Bungkus, yaitu anak yang ketika lahirnya masih terbungkus oleh selaput pembungkus bayi ( placenta ).
  6. Anak Kembar, yaitu dua orang kembar putra atau kembar putri atau kembar “dampit” yaitu seorang laki-laki dan seorang perempuan ( yang lahir pada saat bersamaan ) .
  7. Kembang Sepasang, yaitu sepasang bunga yaitu dua orang anak yang kedua-duanya perempuan.
  8. Kendhana-Kendhini, yaitu dua orang anak sekandung terdiri dari seorang laki-laki dan seorang perempuan.
  9. Saramba, yaitu 4 orang anak yang semuanya laki-laki.
  10. Srimpi, yaitu 4 orang anak yang semuanya perempuan.
  11. Mancalaputra atau Pandawa, yaitu 5 orang anakyang semuanya laki-laki.
  12. Mancalaputri, yaitu 5 orang anak yang semuanya perempuan.
  13. Dan lain-lain.
Itulah beberapa ciri anak yang tergolong “nandang sukerta”.

Penutup

Sahabat dolenners, itulah ulasan ayodolenrek tentang Tradisi Ruwatan atau Ruwatan Massal di Taman Krida Budaya yang diselenggarakan dalam rangka memelihara atau “uri-uri” budaya Jawa sekaligus dapat menjadi atraksi budaya sehingga dapat meningkatkan kunjungan wisata ke kota Malang.

Nah, tunggu apalagi? Ayo dolen rek…



Meriahnya Peringatan Grebeg Suro Di Kampung Romantis RT.5 RW 4 Bareng Malang

Kampung Romantis RT.5 RW 4 Bareng Malang – Hari Sabtu malam, 7 september 2019 di Kampung Romantis RT.5 RW 4 Bareng Malang, dipenuhi pengunjung yang ingin menyaksikan acara yang bertajuk “GREBEG BUBUR SURO 2019”. Satu kegiatan positif dari masyarakat RT. 5 RW. 4 Bareng kulon, Malang, dalam rangka menyambut tahun baru 1 Muharam.

wayang suket malang; wayang suket; wayang suket made in purbalingga diburu kolektor asing; wayang suket mbah gepuk; wayang suket semarang; wayang suket indonesia; wayang suket mbah kardjo; wayang suket puspa sarira; puspa sarira; ayo dolen rek; grebeg suro; grebeg suro malang; grebeg bubur suro; bubur suro; malam 1 suro; peringatan 1 muharam; peringatan 1 suro; bambu gila; jaelangkung; jaelangkung show
Slamet W (kontributor ayodolenrek.com) di Kampung Romantis Bareng, Malang
Event budaya yang dimotori oleh Pakdhe Karyadi, warga Bareng yang seorang budayawan dan penyiar Radio RRI Malang ini, melibatkan seniman dan budayawan kota Malang serta menampilkan seni budaya yang jarang tampil di muka umum. Selain itu, kegiatan warga Kampung Romantis ini juga menyertakan anak-anak dengan mengadakan Lomba Mewarnai Tingkat SD.

Seperti kegiatan menyambut tanggal 1 Muharam lainnya, acara warga Bareng Kulon, Malang ini juga berlangsung pada malam hari, mulai pukul 19.00 WIB hingga selesai. Namun, hingga pukul 12.00 tengah malam, anak-anak yang hadir dalam acara ini, tidak juga beranjak pulang.

Kehadiran wayang pusposarira atau wayang suket dengan dalang Mbah Kardjo Grandim, Jaelangkung Show  dan acara dongeng lainnya, membuat mereka betah dan sangat antusias mengikuti jalannya acara. Karena secara keseluruhan, acara  “Grebeg Bubur Suro 2019” ini tidak menonjolkan sisi mistis dan kegiatan spiritual saja, tetapi lebih menekankan pada sisi edukasi kepada anak-anak.

Grebeg Bubur Suro 2019

Seperti judul acara, dalam kegiatan memperingati 1 Suro atau 1 Muharam ini, pengunjung mendapatkan kesempatan menikmati citarasa Bubur Suro khas Bareng Kulon. Bubur Suro adalah kuliner yang dibuat hanya pada acara suroan saja seperti malam itu.

Ibu-ibu RT. 5 RW 4 Bareng kulon sedang mempersiapkab bubur Suro
Berikut ini adalah rangkaian acara dalam Event “Grebeg Bubur Suro 2019,”
  • Lomba Mewarnai Tingkat SD
  • Demo Lukisan Kaligrafi
  • Jaelangkung Show bersama Mbah Yongki
  • Wayang Pusposarira bersama Mbah Karjo Grandim
  • Limbuk Cangik Show bersama Pakdhe Kariyadi RRI Malang
  • Sarasehan Budaya dengan tema “Sungai Budaya”
  • Parade Puisi dan Geguritan
  • Anton Penang Keramat Show
  • Mbah Demin Sarapan Pecel RRI Malang Show
  • Jajanan dan Minuman Tempo Doeloe
  • Bagi-bagi Bubur Suro Gratis
  • Sajian Tembang Religi
Itulah agenda kegiatan yang berlangsung pada acara di pinggir sungai Bareng ini. Mulai pukul 19.00 Wib,

Wayang Pusposariro atau Wayang Suket

Satu atraksi budaya yang unik dan menarik digelar dalam rangka memperingati hari 1 Muharam atau grebeg Suro di Bareng Kulon, Malang, yaitu Pagelaran Wayang Suket dengan Dalang Mbah Kardjo Dhalim. Konon, baru ditempat inilah,  pertama kalinya, Mbah Kardjo menerima tanggapan pada tahun 2019 ini.

wayang suket malang; wayang suket; wayang suket made in purbalingga diburu kolektor asing; wayang suket mbah gepuk; wayang suket semarang; wayang suket indonesia; wayang suket mbah kardjo; wayang suket puspa sarira; puspa sarira; ayo dolen rek; grebeg suro; grebeg suro malang; grebeg bubur suro; bubur suro; malam 1 suro; peringatan 1 muharam; peringatan 1 suro; bambu gila; jaelangkung; jaelangkung show
Wayang Puspasarira atau Wayang Suket Mbah Kardjo
Fenomena yang cukup langka. Pada umumnya, acara untuk memperingati tanggal 1 Muharam atau malam satu Suro dirayakan dengan melakukan berbagai ritual dan doa. Tapi, warga Bareng Kulon, Malang, merayakannya dengan mengenalkan seni budaya kepada anak-anak dan masyarakatnya. Salah satunya adalah Wayang Suket ini.

Mbah Kardjo Grandim adalah seorang seniman yang mengubah rumput mendong, bahan dasar pembuatan tikar, menjadi kerajinan wayang suket. Dan, wayang terbuat dari rumput atau “suket” buatannya ini diberi nama wayang Puspa Sarira.

Menurut Mbah Kardjo, “puspa sarira” yang berasal dari bahasa sansekerta berarti badan yang terbuat dari bunga. Sedangkan, “wayang” sendiri berarti “ayang-ayang” atau bayangan. Pembuatannya dilakukan secara spontan berdasarkan filosofi dari cerita yang akan dimainkan.

Dan, lakon yang dimainkan berbeda dengan lakon dalam wayang kulit, yaitu kisah kehidupan sehari-hari dengan nilai-nilai filosofi yang terkandung di dalamnya. Berikut ini video pagelaran wayang suket di Kampung Romantis, Erte Lima, Bareng Kulon, Malang.


Jaelangkung Show

Selain wayang suket, acara yang ditunggu dan menarik minat anak-anak adalah permainan Jaelangkung. Dalam kesempatan ini, Mbah Yongki memberikan edukasi kepada anak-anak tentang Jaelangkung yang selama ini dikaitkan dengan upacara pemanggilan arwah seperti yang kita tonton pada film-film nasional.

Video berikut ini adalah penjelasan Mbah Yongki tentang Jaelangkung.



Tidak hanya itu, anak-anak juga mendapatkan kesempatan untuk turut serta dalam permainan Jaelangkung seperti terlihat pada video berikut ini.

Permainan Bambu Gila

Berbeda dengan anak-anak, pengunjung dewasa dalam acara ini juga mendapatkan kesempatan merasakan permainan Bambu Gila seperti terlihat pada video berikut ini.


Pembacaan Puisi dan Geguritan

Selain sarasehan budaya dengan tema Sungai Budaya, acara pembacaan puisi dan geguritan adalah acara yang menarik seperti terlihat pada video berikut ini.


Penutup

Sahabat dolenners, inilah ulasan ayodolenrek tentang kegiatan atraksi seni dan budaya yang berlangsung dalam acara “Grebeg Bubur Suro 2019” di Kampung Romantis Erte Lima Bareng Kulon, Malang. Satu acara budaya dalam menyambut tahun baru Islam atau 1 Suro.


Nah, tunggu apalagi? Ayo dolen rek…