Air Terjun Tumpak Sewu, Air Terjun Niagara Jawa Timur

Ayo dolen rek - Air Terjun Tumpak Sewu adalah objek wisata alam yang terkenal dengan julukan sebagai Niagara-nya Jawa Timur. Tumpak Sewu yang berada di perbatasan antara Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang ini sedang viral dimana mereka yang telah mengunjunginya, mengunggah foto atau video ke media sosial.


foto dan video tersebut terlihat indah, menarik dan menantang. Sehingga keindahan air terjun dan medan yang menantang, membuat para travelers dan pecinta petualangan tergoda untuk datang mengunjungi Niagara Jawa Timur ini. 


Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Jawa Timur

Masyarakat menyebut air terjun ini dengan berbagai nama seperti Grojogan Sewu, Coban Grojogan Sewu, Coban Tumpak Sewu, atau Coban Sewu. “Sewu” dalam bahasa Jawa berarti seribu. Hal ini terkait dengan banyaknya sumber yang mengalirkan airnya sehingga terlihat seperti seribu mata air.


Lebar aliran air terjun dan lokasinya yang berada di perbatasan dua wilayah, mengingatkan kita akan air terjun popular di dunia yaitu Niagara Waterfall. Meskipun, tidak mirip. Namun, cukup pantas jika air terjun Tumpak Sewu ini disebut sebagai Niagara Jawa Timur.


Lokasi Air Terjun Tumpak Sewu


Secara administratif, Tumpak Sewu masuk dalam wilayahkabupaten Lumajang. Namun, akses menuju tempat ini, lebih mudah ditempuh lewat kota Malang. Jika menggunakan kendaraan pribadi, air terjun Tumpak Sewu dapat dicapai dalam waktu sekitar 2 jam dengan jarak sekitar 66 km.


Rute perjalanan dari kota Malang akan melewati Kecamatan Bululawang, Dampit, Tirtomoyo, hingga tiba di Kecamatan Ampelgading. Nah, sesampainya di Kecamatan Ampelgading, kita tinggal menyeberang ke Lumajang. Dari  gapura perbatasan dua wilaya, terdapat petunjuk arah menuju ke Pos Panorama.


Panorama Air Terjun Tumpak Sewu, Foto Adit


Dari pos Panorama ini, kita dapat menikmati keindahan Niagara Jawa Timur ini. Selain pos Panorama Lumajang, kita juga dapat melihatnya dari pos Panorama di Dusun Jagalan, Desa Sidorenggo, Kecamatan Ampelgading.


Jam Buka dan Tarif Masuk Coban Tumpak Sewu

  • Jam Buka: 08.00 – 17.00 WIB
  • Tiket Masuk: Rp 10.000,-
  • Parkir Motor: Rp 5.000,-
  • Parkir Mobil: Rp 10.000,-


Air Terjun Tumpak Sewu, Surga Bagi Pemburu Keindahan Alam

Bagi pecinta tantangan dan keindahan alam, air terjun Tumpak Sewu adalah tempat yang layak disebut surge dimana air mengalir dan keindahan membentang sepanjang tebing dan sekitarnya. Sehingga sangat disayangkan apabila berkunjung ke Tumpak Sewu, tanpa mengabadikannya. Maka, selfie maupun berfoto rame-rame dengan latar air terjun akan menjadi kenangan indah di Tumpak Sewu.


Air Terjun Tumpak Sewu dari dasarnya


Tempat pertama saat tiba di objek wisata ini adalah pos panorama dimana kita akan disuguhikeindahan pemandangan air terjun Tumpak Sewu dari atas. Pemandangan akan lebih indah jika latar gunung Semeru dapat terlihat, terutama pada saat cuaca sedang cerah.


Air yang jatuh dari deretan mata air, mengalir seolah membentuk satu tirai yang lembut dan tembus pandang, ditambah dengan balutan warna hijau dari rinddangnya pepohonan yang menyelimuti hutan sekitarnya. Sungguh, satu pemandangan yang indah dan menawan.


Air Terjun Tumpak Sewu, akan lebih indah dari dasarnya

Pada umumnya, pengunjung menikmati keindahan air terjun ini dari pos panorama. Namun, bagi para petualang, belum puas jika tidak menikmati indahnya alam Tumpak Sewu, langsung dari dasar air terjun. Meskipun untuk itu, harus bersusah payah terlebih dahulu karena medan yang harus ditempuh cukup sulit.


Air Terjun Tumpak Sewu


Dan, disarankan untuk memakai guide atau pemandu wisata saat turun kebawah air terjun. Karena medannya sangat terjal dan curam serta licin sehingga dibutuhkan fisik yang prima, keberanian dan peralatan yang aman seperti salah satunya  sepatu tracker.


Dari panorama untuk mencapai dasar air terjun harus melewati jalur yang berbentuk seperti huruf S termasuk dua kali kelokan sungai. Sangat berbahaya jika dilakukan pada musim hujan.


Saat turun ke dasar air terjun sebaiknya dilakukan pada saat musim kemarau, karena saat hujan kemungkinan terjadi banjir atau air bah yang mengalir dari sungai Glidih. Traveler harus hatihati saat menuruni tangga karena tingkat kemiringannya cukup tajam dan licin.


Namun, jerih payah kita akan terbayar lunas saat melihat pemandangan air terjun tumpak sewu dari dasarnya. Wow .. Sangat indah dan menawan sehingga kesempatan berada ditempat ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk berfoto dan mengambil gambar pemandangannya.


Goa Tetes Air Terjun Tumpak Sewu

Setelah puas berada di dasar air terjun, satu hal lainnya yang sangat menantang adalah mengunjungi gua tetes dimana lokasinya tidak terlalu jauh dari tempat ini, sekitar 1 kilo perjalanan. Dan, sangat saying untuk dilewatkan, mengingat perjalanan menuju tumpak sewu sudah cukup jauh.


Goa Tetes Air Terjun Tumpak Sewu

Jalan menuju gua tetes ini sangat sulit karena masih berupa jalan tanah dan batu-batu padas yang dialiri air sehingga jika tidak hati-hati akan mudah tergelincir. Jalur ini memang disarankan bagi pengunjung gua tetes sehingga diberikan pengaman meskipun masih sederhana. Selain itu, sangat disarankan agar pengunjung menggunakan jasa pemandu yang telah paham seluk beluk medan.


Sebelumnya, sering terjadi kecelakaan yang menimpa pengunjung karena memilih jalur lain dan tidak menggunakan jasa pemandu jalan.


Akhirnya, setelah susah payah menempuh perjalanan yang menguras tenaga, maka kita akan sampai di Gua Tetes. Gua alami yang terbentuk dari tetesan air terjun. Sangat indah, unik dan menarik.


Video Petualangan di Air Terjun Tumpak Sewu

Untuk lebih mengenal air terjun Tumpak Sewu, saksikan video berikut ini.




Satu kebanggaan bagi kami, dapat mengunjungi dan merasakan lonjakan adrenalin saat menelusuri jejak alam berupa air terjun Tumpak Sewu. Sangat seru dan menantang.


Maka, tunggu apalagi ayo dolen rek...




Roro Mendut, Pajak dan Harga Rokok

Ayo Dolen Rek, Roro Mendut, Pajak dan Harga Rokok - Kisah Roro Mendut dan Pranacitra adalah kisah nyata yang menjadi legenda di tanah Jawa. Cerita tentang wanita sebagai rampasan perang dan kesetiaan serta perjuangan dalam mempertahankan cinta ini, terjadi pada masa Kerajaan Mataram dibawah pemerintahan Sultan Agung.


Roro Mendut adalah putri Adipati Pergola penguasa Kadipaten Pati. Karena dianggap “mbalelo” terhadap Mataram, maka Pati diserang oleh pasukan Mataram yang dikomandani Adipati Wiraguna. Kesaktian Adipati Pragola dapat ditaklukan oleh Sultan Agung, sementara itu, para prajurit yang dikomandani panglima perang Mataram, segera merampas harta kekayaan Kadipaten Pati, termasuk Rara Mendut. 


Roro Mendut, Pajak dan Harga Rokok

Sebagai wanita rampasan perang, kecantikan dan kemolekan tubuh Roro Mendut, memikat hati Tumenggung Wiraguna sehingga memboyongnya ke Mataram untuk dijadikan selirnya. Meskipun tak berdaya, tapi Roro Mendut berani menolak tawaran itu.


Tumenggung Wiraguna tidak menyerah, namun, karena sudah  berkali-kali membujuk Rara Mendut dan selalu ditolak. Bahkan, di hadapan panglima perang Mataram itu, Roro Mendut terang-terangan menyatakan bahwa dirinya telah memiliki seorang kekasih bernama Pranacitra. 


Cinta dan kesetiaan terhadap kekasihnya, membuat Roro Mendut bersikukuh pada pendiriannya sehingga membuat Tumenggung Wiraguna murka lalu mengancam, “Baiklah, Rara Mendut. Jika kamu tidak ingin menjadi selirku, maka sebagai gantinya kamu harus membayar pajak kepada Mataram!” 


Rara Mendut tidak gentar mendengar ancaman itu. Ia lebih memilih membayar pajak daripada harus menjadi selir Tumenggung Wiraguna. Oleh karena masih dalam pengawasan prajurit Mataram, Rara Mendut kemudian meminta izin untuk berdagang rokok di pasar. Tumenggung Wiraguna pun menyetujuinya. 


Nah, untuk membayar pajak kepada Mataram, Roro Mendut memanfaatkan pesona kecantikan yang ada pada dirinya. Rokok “tingwe” atau “nglinting dewe” menjadi barang dagangannya. Meskipun seorang wanita, namun tangannya piawai meracik tembakau dan melintingnya dengan kertas sehingga menjadi rokok ciri khasnya.


Pada masa itu, Jarang seorang wanita yang merokok sehingga Roro Mendut menjadi pusat perhatian para pengunjung pasar khususnya para lelaki. Pada umumnya, seorang wanita akan canggung  dan malu ditonton para lelaki. Tapi, berbeda dengan Mendut, dengan gerak gemulai dan gaya memikat, membuat para lelaki makin geregetan.


Roro Mendut dan "tingwe"


Cara memegang rokok lalu menempelkan pada bibirnya yang seksi lalu menghisap dan menghembuskan asapnya, membuat para lelaki terpesona hingga terbawa pada angan romantisnya.  Dalam bayangan mereka, menyedot rokok bekas Roro Mendut, seolah dapat merasakan kelembutan bibir wanita rupawan ini.


Sehingga, semakin pendek rokok itu, akan semakin dekat dengan bibir penjualnya sehingga semakin mahal harganya. Jauh lebih mahal dibandingkan rokok “tingwe” yang dibuat sendiri.


Namun, dengan cara itulah, dagangan rokok “tingwe” Roro Mendut, laris manis sehingga mampu membayar pajak pada kerajaan Mataram.


Tidak hanya pada era kerajaan Mataram saja, saat ini harga rokok di Indonesia juga sangat unik. Bukan dibalut dengan kecanikan dan bibir seksi Roro Mendut, tapi ditambah dengan beberapa macam jenis pajak yang dibebankan pada pembeli.


Saat ini, dalam harga sebungkus rokok, uang yang harus dikeluarkan oleh pembeli lebih banyak untuk pembayaran pajak tidak langsung. Pajak tersebut berupa :

  • Cukai Hasil Tembakau (CHT), 
  • Pajak Pertambahan Nilai (PPN), 
  • Pajak Rokok.

Ilustrasi Harga Rokok Saat ini


Sebagai contoh, kita membeli sebungkus rokok Marlboro dengan harga Rp 31.400 di minimarket. Sementara, rokok ini memiliki Harga Jual Eceran (HJE) atau harga banderol, harga yang tertera pada pita cukai, sebesar Rp 35.800. 


Roko Marlboro berisi 20 batang dengan tarif cukai per batang Rp 935. Sehingga pajak CHT yang dibayar sebesar Rp 18.700 berasal dari 20 batang x Rp935,kemudian, PPN Rp 3.258 (9,1% x Rp 35.800) dan Pajak Rokok Rp 1.870 (10% x Rp18.700). Total pajak seluruhnya sebesar Rp 23.828 berasal dari Rp 18.700 + Rp 3.258 + Rp 1.870. 


Dengan kata lain harga yang dibayar konsumen sebesar 76%-nya adalah pajak.


Jika melihat pada bungkus rokok yang kita beli, maka akan terlihat informasi berikut ini :

  • Tahun penerbitan pita cukai; 
  • Harga yang tercetak adalah Harga Jual Eceran (HJE) atau harga banderol; 
  • Jumlah batang (btg) rokok dalam satu bungkus; 
  • Cukai dinyatakan dalam rupiah per batang (RpXXX/btg). 


Hitunglah pajak yang kitabayar. 

  • Cukai Hasil Tembakau, kalikan tarif cukai per batang dengan jumlah batang. 
  • PPN, 9,1% dari HJE atau harga banderol. 
  • Pajak rokok, 10% dari besarnya cukai pada perhitungan pertama. 


Jumlahkan cukai, PPN, dan pajak rokok. Inilah pajak yang Anda bayar ketika membeli sebungkus rokok.

 

Lumayan besar, bukan?


Tingwe atau Linting Dewe Solusi Hindari Pajak

Tingwe atau Linting Dewe


Entah sejak kapan kata “tingwe” ini muncul. Tingwe atau “linting dewe” atau melinting sendiri tercatat dalam buku “Tingkah Laku Agama Politik dan Ekonomi di Jawa” Karya Lance Castle, diterbitkan oleh Industri Rokok Kudus pada tahun 1982, sedangkan versi asli Bahasa Inggris buku ini terbit pada 1967.


Lange Castles berpandangan jika “tingwe” dilakukan untuk menghindari pajak yang dipungut melalui penjualan cukai.


Pada awalnya tradisi “tingwe” ini dilakukan oleh para pekerja kerah biru dan petani di pedesaan. Tradisi ini berkembang jadi kebiasaan harian, ada juga yang hanya  sebagai selingan karena di waktu tertentu seperti acara hajatan akan disuguhu rokok buatan pabrik. Memang, pada masa lalu, rokok beserta jenis dan mereknya menjadi sarana untuk menunjukkan strata sosial.


Tapi, sekarang melinting tembakau bagi sebagian orang menjadi satu aktivitas yang mengasyikkan. Kenaikan harga rokok, kondisi ekonomi yang terganggu akibat pandemi, bertambahnya waktu luang karena sebagian besar pekerjaan dilakukan di rumah membuat aktivitas “tingwe” kian berkembang. 


Seperti yang dilakukan penggemar kopi dengan mencampur atau nge-blend beragam kopi, “tingwe” juga memadukan aneka tembakau dari berbagai penjuru agar mendapatkan citarasa yang diinginkan. Sebagian meramu agar aroma dan rasanya seperti rokok favoritnya, sebagian lagi menginginkan citarasa original serta tembakau rasa-rasa bagi generasi milenial.


Tingwe atau Pajak ?


Setelah mengetahui kisah Roro Mendut dan pengaruh pajak terhadap harga rokok, maka kembali lagi pada diri kita masing-masing. Namun, dalam kondisi pandemic dan perekonomian yang belum sepenuhnya pulih, “tingwe” adalah solusi bagi para ahli hisap. Syukur-syukur, jika kita dapat berhenti merokok sepenuhnya.


Jika masih susah meninggalkan rokok, maka tembakau dan “tingwe” adalah solusi tepat.



Salam “tingwe”


Baca  artikel terkait :


Dapur Pandanwangi, Masakan Sehat Ala Rumah

Dapur Pandanwangi, Masakan Sehat Ala Rumah – Satu lagi usaha baru di dunia kuliner Malang Raya yang menjual masakan ala rumah yaitu Dapur Pandanwangi di Jl. Ciwulan No. 35A Malang. Sebelumnya, usaha kuliner milik Mbak Upiek ini, sudah pernah meramaikan usaha catering di kota Malang. Namun, karena kesibukan kerja di bidang lain, membuat usaha ini ditinggalkan.


Dapoer Pandanwangi


Kali ini, Dapur Pandanwangi dihidupkan kembali dengan konsentrasi dan keseriusan penuh untuk melayani kebutuhan makan bagi rumah tangga, karyawan, anak kost dan masyarakat umum. Ciri khas olahan Dapur Pandanwangi adalah masakan dengan citarasa lezat dan higienis ala rumahan.


Salah satu menu andalan dari Mbak Upiek yang sudah dikenal masyarakat adalah Kering Tempe dimana olahan tempe-nya dipilih dan dipesan khusus sehingga citarasanya jauh berbeda dengan tempe pada umumnya yang dijual di pasaran.


Kering Tempe


Dapur Pandanwangi menerima pesanan katering sebagai berikut :

  • Katering harian untuk rumah tangga
  • Paket Makan siang untuk karyawan dan anak sekolah
  • Nasi Kotak
  • Nasi Kotak untuk Jum'at Barokah atau Berkah

Daftar Menu Harian Dapur Pandanwangi


Selain makanan katering, Dapur Pandanwangi melayani pelanggan yang hanya membutuhkan lauk pauknya saja.


Menu Dapur Pandanwangi

Berikut ini adalah menu makanan yang ditawarkan di Dapur Pandanwangi.

  • Menu Busui
  • Nasi Kuning 
  • Kuliner Tradisional
  • Dan lain-lain





Selain menu di atas, pelanggan juga dapat memesan makanan sesuai keinginan dan seleranya masing-masing. Dapur Pandanwangi akan melayani dan siap mengantarnya sampai ke rumah Anda.


Sehat Ala Dapur Pandanwangi

Satu hal yang jarang dimiliki oleh penyedia kuliner dimana Dapur Pandanwangi mengolah masakannya tanpa bahan pengawet atau menggunakan bahan-bahan organic. Sehingga aman dan sehat untuk dikonsumsi.


Nah, tunggu apalagi mari pesan makanan Anda di Dapur Pandanwangi melalui telpon langsung atau WhatsApp ke nomer 081330364068 dengan Mbak Upiek.


Salam Sehat dari Dapur Pandanwangi


Lihat lainnya :







Tembakau Dulek Malang

Tembakau Dulek Malang – Satu tempat baru bagi para pecinta tembakau hadir di kota Malang, tepatnya di Jl. Kelud no. 4 depan gerbang SMA Panjura. Café Tembakau Dulek menyediakan aneka tembakau dengan suasana café sehingga pecinta tembakau tidak hanya membeli tembakau saja tapi juga dapat menikmati kopi, minuman dan kuliner lainnya.

 

Tembakau Dulek Malang

 

Kata “dulek” berasal dari bahasa prokem atau bahasa “walikan” yang menjadi ciri khas warga Malang Raya, yaitu Kelud. Bukan gunung Kelud melainkan bioskop Kelud yang jadi legenda pada era 80-an di kota Malang.


Alasan memilih nama dulek atau kelud, karena café tembakau ini tepat berada di depan bekas bioskop kelud yang sekarang  masih mangkrak. Dengan menggunakan nama dulek,maka ingatan pecinta “mbako” atau tembakau akan terbawa pada memori tahun 80-90an dimana bioskop Kelud menjadi primadona masyarakat Malang Raya.

 

Tembakau Dulek Malang


 

Tonton video tentang Bioskop Kelud :

Bioskop Kelud Malang. Primadona yang Tergerus Jaman

 

Bukan orang Malang jika tidak tahu bioskop Kelud,” kata Munir, seorang pedagang kue di depan SMA Panjura. Begitu kentalnya kenangan bioskop Kelud dalam benak masyarakat Malang sehingga muncul pernyataan seperti itu.


Sehingga, alih-alih membeli tembakau, pelanggan dapat menikmati segelas kopi sambil mengenang kembali kenangan indah saat menonton di bioskop misbar ini.

  
Pelanggan berpose di Tembakau Dulek

Pelanggan di Tembakau Dulek


Menu Tembakau Dulek

•    Tembakau RB Mole, Mole dll
•    Tembakau Sampoerna, Dji Sam Soe, Sampoerna Mild, Buble Gum  dll.
•    Tembakau original seperti Tambeng, Merakot, Paiton, Beringin, Gayo, Soppeng dan lain-lain.
•    Peralatan linting lengkap
•    Kertas Papir segala merk
•    Aneka Korek api
•    Cerutu
•    Aksesories linting lainnya


Harga semua produk di Tembakau Kelud cukup bersaing dan ringan di kantong.


Beberap sajian tembakau di Tembakau Dulek


Lokasi Tembakau Dulek

Tembakau Dulek atau café Tembakau Kelud ini cukup mudah dicari. Lokasinya berada di jalan Kelud No. 4 tepat di depan gerbang SMA Panjura dan sebelum Polsek Klojen.


Kala pandemi belum berakhir dan roda perekonomian masyarakat belum berjalan normal, tembakau dapat menjadi solusi bagi para perokok karena lebih murah dan lebih irit serta memiliki nilai seni dan melatih kesabaran.


Bahkan, dalam kondisi normal pun, tembakau dapat menjadi pilihan para ahli hisap…


Pesan dan Antar

Bagi penggermar Tembakau di Malang Raya, selain melayani penjualan di outlet, kami juga melayani pemesanan dan pengantaran ke rumah Anda, baik menggunakan pengiriman kami atau menggunakan jasa Gojek, Grab, Gosend dan lain-lain.

Untuk pesan antar silahkan hubungi melalui WA ke nomor 0897-1572-998.

 


Lets Nglinting gaess..



Lihat lainnya :

Jejak Alam Channel Youtube

 Jejak Alam Channel Youtube – Channel Jejak Alam merupakan channel youtube yang berisi penelusuran jejak-jejak sejarah bangsa Indonesia baik berupa peninggalan bersejarah, tempat-tempat bersejarah, situs purbakala, candi dan sumber air bersejarah serta perjalanan.

Jejak Alam

 

Saat ini channel dengan nama Jejak Alam cukup banyak terutama terkait dengan hal-hal mistis dan gaib seperti Jejak Alam Gaib, Jejak ALam Mbah Pri, Jejak Alam Mistis, Kidung Alam dan lain-lain. Selain hal-hal gaib, masih banyak channel lain yang memiliki nama hamper sama seperti jejak petualang, jejak alam dari stasiun tv, jejak petualangan dan lain-lain.


Memang, nama jejak alam bersifat umum dan boleh digunakan oleh siapapun. Namun, channel youtube Jejak Alam yang dipelopori oleh Matt Dolan atau lebih sering dicari dengan nama jejak alam matt, lebih berorientasi pada alam dan sejarah.

 


 


Tidak hanya sejarah dan peninggalan era kolonial saja, tapi juga, peninggalan dan tempat bersejarah pada era kerajaan masa lalu di Indonesia. Setelah era kerajaan, topiknya akan bergeser pada jejak sejarah penyebaran agama Islam, lalu berganti pada era kolonial Belanda dan Jepang.


Meskipun cakupan kontennya sekarang masih  di sekitar wilayah Malang Raya saja, akan tetapi sebagai salah satu creator youtube, Jejak Alam bertekad dapat menelusuri jejak-jejak sejarah bangsa di seluruh wilayah Indonesia.


Satu keinginan yang cukup berat untuk direalisasikan, Tapi dengan Ijin Tuhan YME, dukungan para follower dan seluruh masyarakat Indonesia, cita-cita ini akandapat terwujud. Terlebih lagi, jika channel Jejak ALam Matt ini sudah dapat bermitra dengan Youtube sehingga memiliki penghasilan guna menunjang dan membiayai perjalanan dan petualangannya.


Kurangnya Minat Generasi Milennial terhadap Sejarah

Berawal dari pengamatan pada beberapa wisata sejarah di Jawa Timur, Matt Dolan yang juga merupakan seorang pemerhati sejarah dan budaya, melihat adanya fenomena dimana objek-objek wisata sejarah di wilayah ini cenderung dilupakan atau ditinggalkan terutama oleh generasi millennial.


Jika ada objek wisata yang banyak dikunjungi generasi muda, niatannya bukan untuk mempelajari sejarah leluhurnya, melainkan dengan tujuan berwisata saja. Bahkan benda-benda sejarah seolah tidak memiliki makna. Mereka menganggap hanya tumpukan batu-batu purbakala belaka.


Padahal, objek wisata sejarah di Jawa Tengah seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan dan lainnya, dapat menjadi primadona wisata bagi daerahnya masing-masing. Sebut saja Candi Borobudur, ketika dikelolah dengan baik, maka sekarang dapat menjadi objek wisata yang dikenal dunia dan dapat memberikan keuntungan ekonomis bagi masayarakatnya.


Sementara, di Jawa Timur, banyak peninggalan bersejarah yang kurang pengelolaannya dan berada dai area hunian penduduk. Seharusnya, menurut aturan BPCB, terdapat jarak 100 m antara cagar budaya dengan hunian penduduk.


Faktanya, objek-objek sejarah di Jawa Timur,khususnya di Malang berada di antara hunian warga seperti Candi Kidal, Candi Jago dan Candi Singosari.


Itulah, hal yang menjadi salah satu pemicu terciptanya channel Jejak Alam Matt Dolan ini. 


Sehingga, Jejak Alam Matt Dolan berharap agar masyarakat semakin memahami makna dan manfaat peninggalan-peninggalan bersejarah yang ada di sekitarnya. Satu semboyan kami adalah “mengkaji sejarah dan memetik hikmah”.

Salam Jejak ALam.


Kedai Catur Kelud. Tempat Nongkrong Asik dengan Suasana Kelud

Kedai Catur Kelud - Satu lagi bertmabah tempat nongkrong baru di Malang Raya yang sederhana, nyaman dan aman. Lokasinya sangat strategis dengan suasana tenang serta dekat dengan salah satu bioskop legenda di kota Malang yaitu Bioskop Kelud.

 

Kedai Catur Kelud

 

Adalah Kedai Catur Kelud di Jl. Kelud no. 4, Bareng, Klojen, Malang, yang menawarkan suasana kelud tempo dulu, dengan sajian aneka kopi, bakso “Dancix” dan dimsum. Tempatnya tepat di depan gerbang SMA Panjura atau Bioskop “Dulek”. Sebuah rumak kos yang halamannya disulap menjadi satu kedai.


Tonton video tentang Bioskop Kelud :

Bioskop Kelud Malang. Primadona yang Tergerus Jaman


 

Kedai Catur Kelud

Sepanjang Jalan Kelud ini, banyak bertebarang warung kopi. Namun, Kedai Catur Kelud menawarkan suasana yang lebih tenang dan aman serta jauh dari lalulintas kendaraan. Suasana rumah yang asri dengan aneka tanaman hias, membuat pengunjung betah berlama-lama ditempat ini. 

 

Dimsum di Kedai Catur Kelud


Sambil menikmati secangkir kopi khas Malang yaitu kopi Sido Mukti atau Sido Mulyo, kita dapat bernostalgia mengenang kembali masa-masa indah saat menikmati film-film lawas di gedung bioskop yang murah meriah dan “misbar” atau gerimis bubar.


Bagi masyarakat kota Malang, bioskop Kelud merupakan salah satu tempat yang menjadi legenda. Bahkan, muncul satu pendapat yang mengatakan, “bukan orang Malang jika tidak pernah menonton di Kelud.” Mungkin pendapat ini berlaku bagi generasi Malang era 90an ke bawah, mengingat pada tahun 2000 an, bioskop Kelud sudah tidak beroperasi lagi.

 

Kompetisi Catur di Kedai Kelud


 Alih-alih menikmati kopi dan suasana Kelud, sesuai namanya, Kedai Catur Kelud ini menyediakan tempat menyalurkan hobi bermain catur bagi para pecinta permainan serius ala Utut ini. Pada opening-nya, Kedai Catur Kelud ini menjadi tempat kompetisi Catur dari salah satu komunitas Catur yang berada dalam naungan Percasi Malang.

 

Bapak Sujono dan M. Anam di Kedai Catur Kelud


Pada tahun 2021 ini, Kota Malang terpilih sebagai Kota Paling Kreatif di Indonesia. Banyak perkampungan yang disulap menjadi objek wisata yang menarik seperti Kampung Warna Warni, Kampung Budaya Polowijen dan lain-lain.


Saat ini, Pemda Malang tengah giat menghidupkan wisata heritage. Berawal dari Kayutangan heritage, akan berkembang menjadikan kota Malang sebagai kawasan Heritage yang dapat menarik wisatawan dari berbagai daerah. Dan, Kelud akan dhidupkan kembali kemudian menjadi sentra kuliner dan UMKM Malang. 


Jalan Kelud sendiri berada diantara objek-objek wisata heritage di Kota Malang seperti Kayutangan, Alun-alun, Stasiun Kota Lama, Kota Baru dan Kawasan Ijen. Nah, bagi pecinta wisata heritage, dari kedai Catur Kelud ini, kita dapat dengan mudah mengunjungi objek wisata heritage di sekitar kota Malang.

 

Dimsum Kedai Catur Kelud


 

Bakso Mangkok "Dacik" Kedai Catur Kelud


 

Bakso "Dacik" Kedai Catur Kelud


Sajian Kedai Catur Kelud ini tak kalah unik dan menarik yaitu Bakso khas Malang, Dimsum ala Korea dan kopi khas Malang.


Tunggu apalagi? Mari kunjungi Kedai Catur Kelud yang unik dan menarik.


Ndalem Ratu Singosari dan Bedah Pararaton

Ndalem Ratu Singosari merupakan resto dengan nuansa tradisional baik dari sisi bangunan, kuliner dan aksesoris hiasan di dalamnya. Beberapa batu yoni, batu bata dan arca era kerajaan Singhasari  semakin menambah ciri khas tempo dulu dan nuansa kerajaan di tempat ini.

 

Perabotan meja dan kursi terbuat dari kayu ditambah hiasan payung berwarna kuning dan tempat tidur kuno membawa pengunjung tempat ini ke masa Jawa tempo dulu. Sebuah lukisan yang menggambarkan sosok Ratu Ken Dedes  menambah kesan era Singhasari.

 


Letak resto Ndalem Ratu yang berada di Jl. Kertanegara Barat I No. 9, Pagetan, Candirenggo, Kec. Singosari, Malang, Jawa Timur, tidak terlalu jauh dari Candi Singosari yang menjadi ikon kecamatan ini. Bahkan, lokasinya tepat di belakang dua arca dwarapala terbesar di dunia. Sehingga Ndalem Ratu dapat menjadi ikon kuliner khas SIngosari.

 

Sudah banyak artikel, video dan foto-foto tentang Ndalem Ratu Singosari di media social, namun kegiatan budaya terkait dengan kerajaan Singosari yakni Bedah Pararaton dengan narasumber Dwi Cahyono, sangat jarang diunggah sehingga dalam kesempatan ini, Channel Youtube Jejak Alam bersama ayodolenrek.blogspot.com mencoba menyajikan informasi seputar kegiatan ini.

 


 

Ndalem Ratu Singosari dan Bedah Pararaton merupakan satu perpaduan yang pas terkait dengan sejarah Kerajaan Singosari yang tidak banyak memiliki sumber referensi. Dan, selama ini kisah dalam Serat Pararaton adalah kisah yang berkembang di masyarakat umum. 

 

Sementara Pararaton adalah sebuah karya sastra yang dibuat 300 tahun setelah kerajaan Singhasari berakhir. Sehingga banyak tafsir yang salah terkait dengan tokoh-tokoh utamanya yaitu Ken Arok dan Ken Dedes,

 

Dengan acara Bedah Pararaton ini, diharapkan dapat memberi informasi baru yang dapat meluruskan kesalahan tafsir sejarah yang dituturkan dari generasi ke generasi sehingga menjadi satu keyakinan umum.

 


 

 

Dengan narasumber yang tepat, tempat yang pas dan topic bahasan yang sesuai, maka kegiatan budaya ini dapat menjadi penambah wawasan dan pengetahuan kita khususnya bagi generasi milenial. Sehingga citra para pendiri Kerajaan Singhasari dapat berubah tidak seperti anggapan kita selama ini.

 


Mengkaji sejarah, memetik hikmah”, itulah slogan Mata Air Peradaban Nusantara yang menjadi pemrakasrsa acara ini.

 

Mendengarkan uraian arkeolog dan sejarawan Dwi Cahyono yang runtut dan jelas sambil menikmati kuliner khas Ndalem Ratu, dapat menjadi agenda wisata pendidikan bagi generasi muda,


Lihat lainnya :