Ayo Dolen Rek Ke Kota Tua Jakarta – Sebelum menjadi pusat pemerintahan Negara Republik Indonesia yakni pada masa penjajahan Belanda, Jakarta sejak dulu dikenal sebagai pusat perdagangan Asia dengan pelabuhan yang terkenal bernama Pelabuhan Sunda Kelapa. Dan, salah satu peninggalan Belanda yang menjadi satu objek wisata sejarah terkenal di Jakarta adalah Kota Tua.
Rita di Kota Tua Jakarta |
Saat ini, Kota Tua atau dikenal sebagai Batavia Lama menjadi objek wisata sejarah yang menjadi salah satu ikon kota Jakarta. Sehingga ada semacam pameo yang berkembang di masyarakat, berbunyi , “jangan bilang pernah ke Jakarta jika belum mengunjungi Kota Tua.”
Begitu pula dengan Antonia Rita yang datang cukup jauh dari kota Malang untuk mengunjugi objek wisata sejarah di Jakarta Barat ini. Kebetulan, wanita penggemar travelling Dan kuliner ini sedang ada pekerjaan selama tiga hari di Batavia. Setelah dua hari di Jakarta, pekerjaannya dapat diselesaikan. Maka, waktu sehari sisanya digunakan untuk menjelajah Kota Tua bersama sahabatnya Ika yang tinggal di Depok.
Ika sahabat Rita di Kota Tua Jakarta |
Mereka bersahabat sejak lama yakni saat Rita dan Ika duduk di bangku kuliah Universitas Jember atau Unej, Jember, Jawa Timur. Kedua sahabat ini member warna ceria saat menjalani kehidupan bersama civitas akademinya. Sehingga mereka dijuluki sebagai Green and Blue, Rita adalah Green dan Ika sebagai Blue-nya. Keduanya memang memiliki watak yang sama yaitu ceria dan humoris.
Rita mencoba sepeda onthel di Kota Tua Jakarta |
Setelah lulus kuliah, mereka berpisah. Rita kembali ke Malang dan bekerja sebagai salah satu executive perusahaan Comonwealth sedangkan Ika bekerja sebagai seorang pendidik di Depok yang sudah memiliki sekolah TK sendiri.
Nah, kesempatan bersama kali ini dimanfaatkan oleh dua orang sahabat ini untuk saling melepas rindu, berbagi kisah hidup dan berpetualang bersama menjelajahi Kota Tua Jakarta.
Baca Juga : Memperingati Hari Pahlawan Dengan Menelusuri Kota Tua Jakarta
Baca Juga : Memperingati Hari Pahlawan Dengan Menelusuri Kota Tua Jakarta
Petualangan Dua Sahabat Menjelajah Kota Tua Jakarta
Berangkat dari stasiun kota, mereka melanjutkan perjalanan menggunakan KRL menuju Kota Tua Jakarta. Tempat-tempat yang mereka kunjungi adalah Museum Fatahillah, Jembatan Kota Intan, Museum Mercusuar, Museum Bahari, Pelabuhan Sunda Kelapa dan Galangan Kapal VOC.
Museum Fatahillah
Rita dan Ika dengan latar Museum Fatahillah, Kota Tua Jakarta |
Museum Fatahillah merupakan salah satu tempat wisata yang identik dengan Kota Tua dan menjadi spot menarik yang banyak dikunjungi wisatawan. Namun saying, saat berkunjung ke tempat ini, museum Fatahillah sedang tutup sehingga Rita dan Ika hanya dapat berfoto dengan latar gedung bangunannya saja.
Museum Wayang, Kota Tua Jakarta |
Jembatan Kota Intan
Sebuah jembatan ‘jungkit’ berwarna merah marun dengan konstruksi besi dan kayu yang terletak di Kawasan Kota Tua Jakarta bernama Jembatan Kota Intan. Jembatan warisan Belanda ini merentang di atas ujung Kali Besar yang airnya gelap dan keruh.
Ika dan Rita di Jembatan Kota Intan, Jakarta |
Dulunya, jembatan ini berfungsi sebagai penghubung antara benteng Belanda dengan benteng Inggris, tapi kini menjadi salah satu objek wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan.
Museum Bahari
Ika dan Rita di Museum Bahari, Kota Tua Jakarta |
Museum Bahari merupakan tempat yang tepat untuk belajar sejarah mengenai kemaritiman Nusantara. Karena di kawasan Museum ini, ada banyak nilai-nilai sejarah yang bisa kita petik dimana terdapat ratusan miniatur mengenai kemaritiman Nusantara dari sabang sampai merauke dipajang di dalam museum.
Ika dan Rita di Menara Mercusuar |
Dari sekian banyak sejarah yang ada di Indonesia, wisata Bahari menjadi salah satu yang sangat utama untuk diketahui. Karena Negara Indonesia terdiri dari banyak pulau yang diapit oleh benua dan samudara.
Baca Juga : Paket Wisata Bromo Murah Dari Jakarta
Rita dengan latar perahu Cadik Nusantara pertama |
Pelabuhan Sunda Kelapa
Objek wisata unik lainnya yang dapat dikunjungi selama berada di wisata Kota Tua Jakarta adalah pelabuhan Sunda Kelapa. Pelabuhan ini menjadi salah satu pelabuhan penting di Indonesia karena menjadi tempat terhubungnya dengan Negara-negara lainnya. Dahulunya, pelabuhan ini menjadi tempat persinggahan kapal-kapal asing, namun pada abad ke-5 pelabuhan ini dijadikan sebagai pelabuhan untuk kegiatan berdagang.
Green and Blue di Pelabuhan Sunda Kelapa, Kota Tua Jakarta |
Meskipun saat ini kegiatannya tidak seramai ketika pelabuhan Sunda kelapa masih berjaya, namun masih banyak wisatawan yang datang berkunjung untuk melihat kegiatan Kapal Pinishi, yang merupakan kapal angkut perdagangan di Indonesia. Pelabuhan ini dibuka setiap hari dengan tiket Rp2.500 per orang dan untuk parkir mobil 4.000 rupiah.
Galangan Kapal VOC
Adolf Heuken dan Grace Pamungkas dalam bukunya, Galangan Kapal Batavia Selama Tiga Ratus Tahun (Yayasan Cipta Loka Caraka, Jakarta, 2000 menulis, bangunan galangan kapal tersebut dibangun pada tahun 1628 sebagai kantor pusat kegiatan perusahaan dagang Hindia Belanda, yang dikenal dengan sebutan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie).
Rita berada di Galangan Kapal VOC, Kota Tua Jakarta |
Bangunan lawas ini, dulunya dijadikan gudang barang keperluan galangan kapal di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu. Lama-lama, gudang ini dijadikan tempat menyimpan dan memperbaiki kapal-kapal besar yang akan berlayar ke perairan terbuka selama berbulan-bulan. Selain kapal besar, galangan kapal ini terdapat pula kapal-kapal kecil yang dibuat di sini.
Pada tahun 1721, galangan kapal VOC ini pernah mengalami kebakaran. Sebelum terbakar, lantai dua dari bangunan ini bentuknya rata tanpa selasar. Namun, setelah dibangun kembali bangunan yang memanjang ditambahi selasar di lantai duanya serta jendela-jendela segitiga di atapnya. Sehingga, bila dirunut dari tahun dibangun galangan kapal ini, usia galangan kapal yang dibangun di atas tanah urukan ini lebih tua dari bangunan Museum Bahari
Batavia Cafe
Setelah puas menjelajah Kota Tua, dua orang sahabat ini mencoba kelezatan kuliner dan suasana di Batavia Café.
Ada satu pengalaman unik ketika mereka hendak memasuki Batavia Café. Karena Rita hanya mengenakan sandal jepit saja, maka petugas café melarangnya masuk. Ditambah lagi penampilannya yang sederhana dan semakin terlihat lusuh setelah berjalan kaki dari satu tempat ke tempat lainnya di kawasan ini, membuat sosok wanita montok dan lucu ini jadi kurang credible.
Cafe Batavia, Kota Tua Jakarta |
Namun akhirnya, mereka berdua dapat meyakinkan petugas café bahwa mereka berdua mampu membayar makanan dan minuman yang mereka pesan.
Cafe Batavia terletak di salah satu gedung tertua di Kawasan Kota Tua yang telah berumur lebih dari 200 tahun. Cafe Batavia merupakan icon yang wajib dikunjungi oleh wisatawan sehingga tidak heran jika cafe ini tidak pernah sepi pengunjung. Tidak hanya wisatawan domestik, cafe ini bahkan lebih banyak dikunjungi oleh wisatawan asing.
Dua sahabat di Cafe Batavia, Kota Tua Jakarta |
Bangunan Café Batavia ini mengingatkan kembali pada masa kolonial Belanda karena arsitektur bangunan dan design interior cafe ini sangat old school. Dimana, lantai pertama dikhususkan untuk para perokok, terdiri dari bar yang dilengkapi performing stage.
Kemudian, lantai kedua lebih terkesan cafe dan merupakan area bebas asap rokok.Terdapat satu pojok yang cukup menarik dimana pada dinding tangga menuju lantai dua ini dipenuhi oleh ratusan figura berisi gambar tokoh-tokoh dunia yang menambah kesan vintage.
Tentang harga makanan dan minumannya, Café Batavia terbilang cukup mahal (ditambah dengan tax 10% + service 10%). Salah satu penyebabnya adalah banyaknya turis yang datang ke tempat ini.
Penutup
Sahabat dolenners, itulah kisah petualangan Antonia Rita bersama sahabatnya Ika saat menjelajah Kota Tua Jakarta. Satu pengalaman yang unik dan menarik serta dapat melepaskan kejenuhan fikiran sekaligus mengenal kembali sejarah bangsa Indonesia.
Nah, tunggu apalagi? Mari kunjungi Kota Tua Jakarta!
Artikel Wisata Lainnya :
- Mengunjungi Kampung Salaka, Ciapus, Bogor Bersama Komunitas Jeep Jabodetabek
- Menikmati Kelezatan Laksa di Kawasan Kuliner Laksa Tangerang
- TMII Anjungan Jawa Timur Dan Gerak Jalan Komunitas Jawa Timur
0 komentar:
Posting Komentar