Menelusuri Jejak Raja Gajayana di Candi Badut

Ayo Dolen Rek Ke Candi Badut – Salah satu peninggalan kerajaan Kanjuruhan yang berada di Malang adalah Candi Badut. Candi Badut ini merupakan bentuk penghormatan Raja Gajayana yaitu Raja Kanjuruhan kepada Rsi Agastya. Selain candi, sang raja juga membuat perwujudan dari Rsi Agastya yang terbuat dari batu hitam serta perangkat pemujaan lainnya.

candi badut; fungsi candi badut; kenapa disebut candi badut; candi badut bercorak agama; sejarah asal usul penemuan candi badut; arca arca candi badut; tiket masuk candi badut; corak candi badut; struktur dan kegunaan bangunan candi badut; badut; badut malang; badut klaseman; badut karang besuki; badut karang besuki malang
Candi Badut Karang Besuki Malang, Jejak raja Gajayana

Namun sayang, saat ditemukan pada tahun 1921, banyak peninggalan Raja Gajayana ini yang hilang, salah satunya adalah batu hitam perwujudan Rsi Agastya. Penemuan pada waktu itu hanyalah lingga dan yoni yang merupakan symbol dari Siwa dan Parwati serta arca Durga Mahisasuramandini.

Penemu Candi Badut pertama kali adalah Maureen Brecher, seorang kontrolir berkebangsaan Belanda yang bekerja di Malang. Saat ditemukan, reruntuhan Candi Badut ini hanya berupa gundukan tanah dan bebatuan bercampur tanah saja.

candi badut; fungsi candi badut; kenapa disebut candi badut; candi badut bercorak agama; sejarah asal usul penemuan candi badut; arca arca candi badut; tiket masuk candi badut; corak candi badut; struktur dan kegunaan bangunan candi badut; badut; badut malang; badut klaseman; badut karang besuki; badut karang besuki malang
Rerumputan hijau, pohon dan taman di area Candi Badut

Kemudian pada tahun 1925 – 1927, Candi Badut dibangun kembali dalam pengawasan B. De Haan dari jawatan purbakala Hindia Belanda. Hasil penggalian saat itu menyatakan jika hampir seluruh bangunan candi telah runtuh kecuali bagian kaki candi saja yang masih bisa dilihat susunannya.

Lalu, batu-batu yang berada di sekitarnya dipilah-pilah dan dikumpulkan berdasarkan jenis dan ukurannya. Kemudian dilakukan rekonstruksi ulang. Pada tahun 1926, bagian tubuh dan kaki candi dapat dibangun kembali, Sedangkan bagian atapnya tidak ditemukan.

Candi Badut Karang Besuki, Malang

Saat ini, Candi Badut sudah banyak mengalami perubahan. Bentuk bangunanannya sudah terlihat lebih utuh ditambah dengan taman yang indah serta jalanan berpaving, membuat tempat ini menjadi salah satu destinasi wisata sejarah yang layak dikunjungi. 

candi badut; fungsi candi badut; kenapa disebut candi badut; candi badut bercorak agama; sejarah asal usul penemuan candi badut; arca arca candi badut; tiket masuk candi badut; corak candi badut; struktur dan kegunaan bangunan candi badut; badut; badut malang; badut klaseman; badut karang besuki; badut karang besuki malang
Candi Badut Karang Besuki, asri dan nyaman


Lokasi dan Akses Menuju Candi Badut

Lokasi Candi Badut berada di dusun Badut, desa Karang Besuki atau Klaseman, kecamatan Sukun, kota Malang, Jawa Timur.

Akses menuju Candi Badut terbilang cukup mudah dengan patokan STIKI yang berada di Jl. Tidar 100. Tepat di sebelah kanan kampus STIKI terdapat sebuah jalan menuju ke Candi Badut, ikuti saja jalan itu. Jika ragu bertanyalah kepada warga setempat, karena hampir semuanya mengenal dan mengetahui lokasi candi ini.

Objek Menarik Dekat Candi Badut

Candi Badut berada di pinggiran kota namun dekat dengan kampus-kampus ternama di kota Malang seperti berikut ini.
  • STIKI Malang
  • UNMER
  • ITN Malang
  • Universitas Gajayana
  • Universitas Brawijaya dan lain-lain

Tiket Masuk Candi Badut

Untuk memasuki kawasan Candi Badut, pengunjung diwajibkan mengisi buku tamu terlebih dahulu yang ada di pos penjagaan. Tiket masuk gratis namun jika tidak keberatan dapat memberikan sumbangan sukarela untuk perawatan candi.

Jam Buka Candi Badut
Candi Badut buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB.

Arsitektur Candi Badut

Struktur Candi Badut terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian kaki, badan dan puncak yang melambangkan tiga alam kehidupan manusia.
  • Bhurloka yang berada pada bagian kaki candi atau Upapitha merupakan gambaran alam manusia.
  • Bwahloka berada pada bagian badan candi atau Vimana yang menggambarkan kehidupan manusia setelah meninggal berada antara alam dan langit.
  • Swahloka terdapat pada bagian puncak candi atau Chikara yang menggambarkan alam sorgawi atau kahyangan yang menjadi tempat tinggal para Dewa.
Selain usianya yang diduga jauh lebih tua, didasarkan pada keterkaitannya dengan Kerajaan Kanjuruhan, terdapat ciri khas lain yang membedakan Candi Badhut dari candi lain di Jawa Timur, yaitu pahatan kalamakara yang menghiasi ambang pintunya. 

candi badut; fungsi candi badut; kenapa disebut candi badut; candi badut bercorak agama; sejarah asal usul penemuan candi badut; arca arca candi badut; tiket masuk candi badut; corak candi badut; struktur dan kegunaan bangunan candi badut; badut; badut malang; badut klaseman; badut karang besuki; badut karang besuki malang
Candi Badut sekarang bersih, indah dan terawat

Biasanya, Kala Makara atau relief kepala raksasa yang terdapat di candi-candi Jawa Timur dibuat lengkap dengan rahang bawah, namun kalamakara yang terdapat di Candi Badhut dibuat tanpa rahang bawah, sehingga mirip dengan Kala Makara yang terdapat pada candi-candi di Jawa tengah. 

Banyak kemiripan lainnya dari Candi Badut dengan candi-candi di Jawa Tengah seperti dengan Candi Dieng dimana bentuk serta reliefnya yang simetris.

Asal Nama Candi Badut

Nama Candi Badut cukup unik dan menarik untuk nama sebuah candi peninggalan kerajaan Kanjuruhan. Ada beberapa versi  tentang nama dan arti dari kata “Badut” itu sendiri. Sebelum mengulas tentang nama Badut, sebaiknya kita mengetahui tentang sejarah kerajaan Kanjuruhan terlebih dahulu yang terdapat dalam Prasasti Dinoyo.

candi badut; fungsi candi badut; kenapa disebut candi badut; candi badut bercorak agama; sejarah asal usul penemuan candi badut; arca arca candi badut; tiket masuk candi badut; corak candi badut; struktur dan kegunaan bangunan candi badut; badut; badut malang; badut klaseman; badut karang besuki; badut karang besuki malang
Pepohonan dan taman yang indah di area Candi Badut Karang Besuki, Malang

Pada Prasasti Dinoyo yang ditemukan di Desa Merjosari, Malang menyatakan bahwa pada tahun 682 Caka atau 760 M, bdi Malang berdiri Kerajaan Kanjuruhan dengan pusat kerajaan di daerah Dinoyo. Saat ini, Prasasti Dinoyo tersimpan di Museum Nasional Jakarta. 

Dalam Prasasti Dinoyo ini juga menceritakan tentang masa pemerintahan Raja Dewasimba dan putranya, Sang Liswa. Pada masa itu merupakan masa keemasan Kerajaan Kanjuruhan.  Dimana sang Raja memerintah dengan adil dan bijaksana serta dicintai rakyatnya. Setelah Raja Dewasimba mangkat digantukan oleh putranya Liswa yang bergelar Raja Gajayana.

candi badut; fungsi candi badut; kenapa disebut candi badut; candi badut bercorak agama; sejarah asal usul penemuan candi badut; arca arca candi badut; tiket masuk candi badut; corak candi badut; struktur dan kegunaan bangunan candi badut; badut; badut malang; badut klaseman; badut karang besuki; badut karang besuki malang
Sisa-sisa reruntuhan yang ditata di pinggir area Candi Badut

Nah, dari Raja Gajayana inilah versi pertama nama Candi Badut dikenal mengingat beliau yang membangun candi ini.

Nama kecil Raja Gajayana

Menurut cerita, Raja Gajayana atau Liswa ini merupakan raja yang humoris atau gemar melucu yang dalam bahasa Jawa disebut “mbadut”. Sehingga candi yang dibangun atas perintahnya itu dinamakan Candi Badhut. Namun, belum ditemukan bukti kuat keterkaitan Candi Badhut dengan Raja Gajayana.

candi badut; fungsi candi badut; kenapa disebut candi badut; candi badut bercorak agama; sejarah asal usul penemuan candi badut; arca arca candi badut; tiket masuk candi badut; corak candi badut; struktur dan kegunaan bangunan candi badut; badut; badut malang; badut klaseman; badut karang besuki; badut karang besuki malang
Lokasi Candi Badut yang berbatasan dengan Masjid dan pemukiman warga


Berasal dari nama sebuah pohon

Versi lainnya mengatakan jika nama Badut berasal dari pohon Badut karena dahulu, di wilayah candi Badut terdapat banyak sekali pohon Badut (sejenis pohon nangka), sehingga dusun tersebut dinamakan dusun Badut.

Dan, karena candi ini berada di dusun Badut, maka candi ini juga disebut sebagai Candi Badut.

Nama Rsi Agastya

Sedangkan versi ketiga, merujuk pada nama yang disematkan pada Candi Mendut yang juga merupakan candi Hindu yang erat kaitannya dengan Rsi Agastya. Dimana kata "Mendut" berasal dari kata "Men" yang berarti sorot dan "Dyut" berarti cahaya sehingga mendut atau mendyut berarti sorot cahaya Agastya.

Lalu, Candi Badut yang juga merupakan bangunan untuk menghormati sang resi dari India ini, nama yang disematkan pada candi ini juga berkaitan dengannya. Dimana kata "Ba" berarti bintang Agastya, dan "Dyut" berarti cahaya atau sinar sehingga Badut atau Badyut berarti cahaya bintang Agastya
Sepertinya versi ketiga ini yang lebih dapat diterima.

Video Tentang Candi Badut


Penutup

Sahabat dolenners, itulah ulasan tentang Candi Badut yang berada di desa Karang Besuki, Sukun, Malang. Satu jejak peninggalan Raja Gajayana dari kerajaan Kanjuruhan yang masih tetap lestari hingga sekarang.

Nah, tunggu apalagi? Ayo dolen ke Candi Badut !

Menelusuri Jejak Jayakatwang Di Sumber Polaman Lawang, Malang

Ayo dolen rek ke Sumber Polaman, Lawang, Malang - Sumber Polaman adalah sebuah mata air yang berada di pinggir jalan Indrakila, dusun Polaman, desa Kalirejo, kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Mata airnya berasal dari Gunung Arjuno. Debit airnya hampir tidak pernah berkurang sepanjang masa sehingga PDAM Kabupaten Malang dan warga sekitar memanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan airnya.

sumber polaman; pemandian sumber polaman malang; kolam renang polaman lawang; sumber polaman lawang; desa polaman lawang; wukir polaman; isi kidung wukir polaman; jayakatwang; singosari; singhasari; sumber di singosari; sumber di lawang; lawang
Sumber Polaman, Lawang, Malang

Mata air Polaman sudah ada sejak jaman dulu dimana ditempat ini terdapat jejak-jejak sejarah masa kerajaan Kediri, Singosari dan Majapahit. Pada masa penjajahan Belanda, Sumber Polaman pun sudah digunakan untuk keperluan mereka. Salah satu warisan Belanda di Polaman adalah bangunan tandon air yang masih berdiri kokoh hingga sekarang.

Sekarang, Sumber Polaman, tidak hanya digunakan sebagai sumber air bagi warga saja, namun sudah mulai dikemas menjadi satu objek wisata dengan banyak potensi. Terdapat beberapa kekayaan alam yang dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan seperti sumber air yang jernih, kolam-kolam berisi ikan, hutan lindung dengan aneka satwanya serta nilai-nilai sejarah dan budaya yang melingkupinya.

sumber polaman; pemandian sumber polaman malang; kolam renang polaman lawang; sumber polaman lawang; desa polaman lawang; wukir polaman; isi kidung wukir polaman; jayakatwang; singosari; singhasari; sumber di singosari; sumber di lawang; lawang
Pintu Gerbang Sumber Polaman, Lawang, Malang

Saat Penulis bersama komunitas pemerhati budaya dan sejarah “Jaya Wisnu Wardhana”, mengunjungi Sumber Polaman, tampak sebuah mobil dan beberapa sepeda motor sudah terparkir di depannya. Di sebelahnya, terlihat beberapa penjual makanan berjejer menawarkan dagangannya.

Kebetulan kami berkunjung pada hari biasa dimana pengunjung tempat ini tidak terlalu ramai sehingga dapat menjelajahi objek wisata sejarah ini dengan leluasa. Pada hari Minggu atau hari libur lainnya, Sumber Polaman banyak dikunjungi wisatawan apalagi pada perayaan 1 Muharam atau pada perayaan agama Hindu.

Untuk memberikan gambaran lebih jelas tentang Sumber Polaman atau lebih dikenal sebagai pemandian Polaman, mari ikuti ulasan berikut ini.

Sumber Polaman 

Memasuki objek wisata ini, kita akan disambut oleh pintu gerbang bernuansa kerajaan tempo dulu. Terlihat dua patung Wisnu dalam ukuran kecil berada di kedua sisinya. Saat melangkah ke dalam, kita akan merasakan suasana yang jauh berbeda. Gemercik air, semilir angin yang sejuk dan segar serta pemandangan yang unik seolah membuat kita berada pada masa lalu.

Sumber Polaman terbagi dalam empat halaman yang disekat dengan dinding-dinding pembatas. Pada halaman pertama, dua kolam berisi air yang jernih hingga terlihat bebatuan dan pipa-pipa saluran air di dasarnya berada di kedua sisi jalan. Kupu-kupu yang beterbangan dan ikan warna warni berenang mengelilingi kolam serta tanaman hias dan pepohonan hijau semakin menambah keindahannya.  

sumber polaman; pemandian sumber polaman malang; kolam renang polaman lawang; sumber polaman lawang; desa polaman lawang; wukir polaman; isi kidung wukir polaman; jayakatwang; singosari; singhasari; sumber di singosari; sumber di lawang; lawang
Kolam pemandian di Sumber Polaman
Satu pemandangan unik dan langka, ketika terlihat beberapa ikan Wader sebesar lengan orang dewasa berwarna hitam legam berenang dengan tenang di sela-sela bebatuan. Seperti ikan-ikan lainnya, seolah mereka merasa aman dari gangguan tangan-tangan jahil yang ingin menangkap lalu memakan dagingnya.

sumber polaman; pemandian sumber polaman malang; kolam renang polaman lawang; sumber polaman lawang; desa polaman lawang; wukir polaman; isi kidung wukir polaman; jayakatwang; singosari; singhasari; sumber di singosari; sumber di lawang; lawang
Ikan Wader di Pemandian Polaman Lawang
Satu pemandangan yang jarang kita temukan di tempat lain dimana sebuah kolam berisi ikan di alam terbuka, namun orang-orang tidak berani mengambilnya. Bahkan untuk mengusiknya saja, orang enggan melakukannya.

Ditengah-tengah kolam sebelah kanan, terdapat dua bangunan terbuat dari batu seolah membentuk dua pulau kecil. Bangunan kecil pertama berisi tempat sesajian dan beberapa tanaman di sekelilingnya. Sedangkan bebatuan kedua, terdapat sebuah candi kecil ditengahnya dan dikelilingi serpihan batu alam dan tanaman perdu. 

sumber polaman; pemandian sumber polaman malang; kolam renang polaman lawang; sumber polaman lawang; desa polaman lawang; wukir polaman; isi kidung wukir polaman; jayakatwang; singosari; singhasari; sumber di singosari; sumber di lawang; lawang
Kolam pemandian sisi kanan di Sumber Polaman
Nuansa Hindu-Budha seperti agama yang dianut leluhur kita pada masa kerajaan-kerajaan dahulu terasa begitu kental menyelimuti kolam ini. 

Masih di halaman pertama Sumber Polaman, terlihat penjual jasa mewarnai gambar dan penjual mainan anak-anak dengan sabar menunggu pelanggannya.

sumber polaman; pemandian sumber polaman malang; kolam renang polaman lawang; sumber polaman lawang; desa polaman lawang; wukir polaman; isi kidung wukir polaman; jayakatwang; singosari; singhasari; sumber di singosari; sumber di lawang; lawang
Halaman kedua area Sumber Polaman Lawang, Malang
Memasuki halaman kedua Sumber Polaman ini, kita akan melihat sebuah kolam di sisi kiri dan bangunan gazebo dengan bendera diatasnya serta bangunan tandon air yang berada di sisi kanannya. Menurut Aziz, penjaga Sumber Polaman, kolam ketiga ini beserta gazebo disampingnya, sering digunakan oleh para pelaku spiritual untuk membersihkan diri dan melakukan meditasi.

Kemudian, memasuki halaman ketiga sumber air ini, kesan dan aura mistis begitu kental menyelimuti area ini. Dimana dipojok halaman terdapat sebuah kolam kecil persegi empat dengan sebuah patung seorang dewi memegang guci air. Petirtaan Dewi Sri namanya.

sumber polaman; pemandian sumber polaman malang; kolam renang polaman lawang; sumber polaman lawang; desa polaman lawang; wukir polaman; isi kidung wukir polaman; jayakatwang; singosari; singhasari; sumber di singosari; sumber di lawang; lawang
Arca-arca batu di halaman kedua Sumber Polaman

Lalu disebelahnya, terdapat beberapa patung dan benda-benda purbakala yang berjajar dengan aneka wujudnya. Terlihat paling menonjol adalah patung seekor katak dengan beberapa koin emas dan patung kura-kura. Keduanya berukuran besar, sementara dibawahnya beberapa patung kecil dan batu-batu kuno berbaris seolah menjadi pengawalnya.

sumber polaman; pemandian sumber polaman malang; kolam renang polaman lawang; sumber polaman lawang; desa polaman lawang; wukir polaman; isi kidung wukir polaman; jayakatwang; singosari; singhasari; sumber di singosari; sumber di lawang; lawang
Patung kura-kura di halaman kedua Sumber Polaman
Tidak hanya itu, dipojok kanan halaman ini terdapat patung-patung dan batu-batu kuno berserakan di sela-sela tanaman perdu. 

Dan, halaman keempat atau halaman terakhir di Sumber Polaman ini berisi tandon air raksasa peninggalan Belanda berwarna biru, berdiri dengan megahnya. Namun, disisi kirinya, terdapat sebuah anak tangga dihiasi patung wanita yang memikul keranjang, memberi suasana sakral tempat ini.

sumber polaman; pemandian sumber polaman malang; kolam renang polaman lawang; sumber polaman lawang; desa polaman lawang; wukir polaman; isi kidung wukir polaman; jayakatwang; singosari; singhasari; sumber di singosari; sumber di lawang; lawang
Area Pemujaan dengan patung sepasang ular naga di Sumber Polaman
Semakin terasa sakral ketika kita berada diatas tandon air warisan Belanda ini. Sebuah area dengan dinding dimana sepasang ular naga raksasa berada diatasnya. Hyang Anantaboga nama ular naga itu.Ditengah area ini, terdapat altar sesaji dan pendupaan seperti yang sering kita temukan pada pura-pura di Bali.

Area ini disebut “Pelinggihan Hyang Sri Maha Wisnu,” seperti terlihat pada tulisan papan kayu yang ditempelkan di sebuah pohon dalam kawasan ini.

Setelah halaman terakhir ini, terdapat awasan hutan lindung dengan pepohonan besar dan tinggi menjulang, lebat dan alami.

Itulah halaman-halaman atau area-area beserta isinya yang terdapat di Sumber Polaman.

Sejarah Sumber Polaman

Asal Nama Polaman

Nama Polaman berasal dari kata ”paulaman”. Jika dieja, menjadi pa-ulam-an dimana kata “ulam” berarti ikan, maka paulaman diartikan sebagai tempat memelihara ikan. Dan, pada kenyataannya, di sumber air ini memang terdapat kolam-kolam berisi ikan warna warni sehingga tepat bila nama paulaman disematkan pada tempat ini. 

Kemudian, seiring perjalanan waktu untuk memudahkan pengucapannya kata paulaman berubah menjadi polaman.

Jejak Pengasingan Raja Jayakatwang di Sumber Polaman 

Keberadaan Sumber Polaman atau sering disebut sebagai pemandian Polaman ini sudah dikenal sejak masa kerajaan Kediri dahulu. Dimana, setiap raja Kediri yang berkunjung ke wilayah di sebelah timur Gunung Kawi dan Arjuno, selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi mata air ini.

Sosok sejarah pada masa kerajaan Singosari yang pernah berada di Sumber Polaman adalah Jayakatwang, raja muda Gelang-gelang yang berada dalam kekuasaan Singhasari dan masih merupakan saudara sepupu raja Kertanegara. Tidak hanya sepupu, Jayakatwang juga menjadi besan sang Raja.

sumber polaman; pemandian sumber polaman malang; kolam renang polaman lawang; sumber polaman lawang; desa polaman lawang; wukir polaman; isi kidung wukir polaman; jayakatwang; singosari; singhasari; sumber di singosari; sumber di lawang; lawang
Pemberontakan Jayakatwang (diorama museum Mpu Purwa)

Namun, Jayakatwang adalah cucu dari Kertajaya, raja Kediri yang dikalahkan oleh Ken Arok sehingga berahirlah era wangsa Sanjaya di Jawa Timur digantikan oleh wangsa Rajasa. Sebenarnya, dendam sebagai keturunan raja besar Kediri memang sudah mulai padam dengan adanya ikatan pernikahan antara Ardaraja, putranya dengan putri Kertanegara.

Namun, kekecewaan Aria Wiraraja, pejabat senior Singhasari yang dimutasi ke Sumenep, terhadap raja Kertanegara, membangkitkan kembali dendam di hati Jayakatwang. Dan, Aria Wiraraja adalah seorang ahli strategi. Maka dengan bantuan bupati Sumenep ini, Jayakatwang mengadakan pemberontakan menggulingkan tahta Kertanegara.

Kala itu, Singhasari dalam keadaan kosong karena Raja Kertanegara mengirimkan pasukan pilihannya untuk melakukan ekspansi dalam perjalanan yang dinamakan ekspedisi Pamalayu pada tahun 1275 A.D. Paraton, Kidung Panji Wijayakrama, Kidung Harsawijaya dan Negarakretagama menyebut pengiriman tentara Singhasari ke Melayu atau Swarnabhumi ini pada tahun Saka 1197 atau 1275 A.D.

Sehingga istana Singhasari dalam keadaan lemah. Meskipun Ekspedisi ke Melayu ini berhasil dengan gemilang menundukkan raja Malayu, Tribhuwanaraja Mauliwarmadewa di Dharmasraya yang berpusat di Jambi dan menguasai Selat Malaka. Namun, kekuatan pasukan di istana Singhasari jauh berkurang sehingga akan lebih mudah dimanfaatkan oleh musuh yang menyerang tiba-tiba.

Hal ini, sudah dirasakan oleh Mpu Raganatha yang kemudian mengingatkan raja Kertanegara akan adanya kemungkinan pemberontakan Jayakatwang. Namun, sang raja bersikukuh jika besannya itu tidak akan memberontak. Bahkan, Mpu Raganatha dilengserkan dari jabatannya sebagai mahapatih digantikan dengan  Mahisa Anengah Panji Angragani.

Dan, akhirnya, Jayakatwang memberontak dan berhasil menggulingkan tahta Kertanegara lalu kembali menjadi raja Kediri. 

sumber polaman; pemandian sumber polaman malang; kolam renang polaman lawang; sumber polaman lawang; desa polaman lawang; wukir polaman; isi kidung wukir polaman; jayakatwang; singosari; singhasari; sumber di singosari; sumber di lawang; lawang
Raden Wijaya mengalahkan Jayakatwang
(diorama museum Mpu Purwa)

Namun, Jayakatwang tidak begitu lama memerintah Kediri, karena Raden Wijaya, putera Dyah Lembu Tal dan menantu Raja Kertanegara, dengan bantuan Aria Wiraraja dan memanfaatkan kedatangan pasukan Tartar yang akan menyerang Singosari.

Raden Wijaya mampu mengalahkan Raja Jayakatwang lalu mengasingkannya di Sumber Polaman ini. Kisah kekalahan Jayakatwang tercatat dalam kitab Pararaton dan kidung Harsyawijaya.

Selama dalam pengasingannya, Jayakatwang sering melakukan meditasi di sebuah goa yang berada tidak jauh dari Sumber Polaman yang disebut Goa Mlaten. Dan, di Sumber Polaman ini, Jayakatwang sempat membuat karya sastra yang berjudul ‘Wukir Polaman,’ yang menceritakan perjalanan hidupnya saat diasingkan oleh Raden Wijaya.

Polaman Pada Masa Kerajaan Majapahit

Dalam kitab Negarakretagama pupuh XVII hingga LX, diuraikan tentang perjalanan keliling rombongan Raja Hayam Wuruk dari Majapahit sampai ke Lumajang.

Nagarakretagama Pupuh XVII Bait 5 – 7.
“Tiap bulan sehabis musim hujan beliau biasa pesiar keliling Desa Sima di sebelah selatan Jalagiri, di sebelah timur pura. Ramai tak ada hentinya selama pertemuan dan upacara prasetyan. Girang melancong mengunjungi wewe Pikatan setempat dengan candi lima.

Atau pergilah beliau bersembah bakti ke hadapan Hyang Acalapati. Biasanya terus menuju Blitar timur mengunjungi gunung-gunung permai. Di Daha terutama ke Polaman, ke Kuwu dan Lingga hingga desa Bangin. Jika sampai di Jenggala, singgah di Surabaya, terus menuju Buwun.”

Tahun Saka seekor naga menelan bulan (1281) di Badarapada bulan tambah. Sri Nata pesiar keliling seluruh negara menuju kota Lumajang. Naik kereta diiringi semua raja Jawa serta permaisuri dan abdi. Menteri, tanda, pendeta, pujangga, semua para pembesar ikut serta.”
Pada Pupuh XVII Bait keenam kitab Negarakretagama, jelas disebutkan nama Polaman sebagai salah satu tempat yang dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk. Dimana pada masa itu, Polaman berada dalam wilayah Daha.

Polaman Pada Masa Penjajahan Belanda

Kemudian pada masa penjajahan Belanda, Sumber Polaman juga dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan airnya dengan membangun tandon pada tahun 1900. Kemudian pada tahun 1925, Belanda membangun sebuah tandon air lagi di Sumber Mlaten yang letaknya berdekatan dengan Sumber Polaman.

Hingga sekarang, kedua tandon air yang dibangun oleh pemerintah Belanda tersebut masih bertahan dan dimanfaatkan oleh PDAM Kabupaten Malang atau masyarakat setempat untuk menyalurkan air ke rumah warga.

Kemudian beberapa bangunan baru dibangun pada saat pemerintah menyelenggaraan program ABRI Masuk Desa (AMD), lalu dilanjutkan oleh PDAM Kabupaten Malang.

Mitos Sumber Polaman

Bagi masyarakat Desa Kalirejo khususnya Dusun Sumber Polaman, yang lebih mengedepankan rasa dibandingkan rasio, larangan dan pantangan yang terdapat pada sebuah mitos dianggap sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi.

Sebagai sumber air yang harus dijaga dan dilindungi, Sumber Polaman memiliki banyak mitos dan kisah mistis seperti berikut ini.

Mitos Ikan Wader Sumber Polaman 

Sumber Polaman memiliki dua kolam yang berisi beberapa jenis ikan dan memang merupakan tempat untuk memelihara ikan. Dari beberapa jenis ikan yang ada di mata air ini, ada satu jenis ikan yang dianggap sakral yaitu ikan ’wader’ sejenis hemipiraclodus borneensia.

Mitos yang berkembang di masyarakat, ikan wader ini tidak boleh ditangkap apalagi sampai digoreng lalu dimakan. Barangsiapa melanggar pantangan ini maka akan mendapatkan mala petaka. Sehingga, sebaiknya dikembalikan ke tempat semula lalu meminta maaf kepada penunggu mata air ini. 

Konon, ikan wader ini merupakan hewan peliharaan Mbah Jayadursa, seorang tokoh yang menjadi cikal bakal dukuh Polaman. Sehingga beliau akan marah apabila ikan kesayangannya diambil atau bahkan dimakan orang meskipun sosok ini sudah meninggal.

Mitos Kelanggengan Asmara

Mitos lainnya menyatakan, apabila ada sepasang kekasih berpacaran di tempat ini, maka keinginannya untuk menikah akan segera tercapai.

Mitos Tiga Dayang Cantik di Sumber Polaman

Menurut cerita yang dikisahkan turun temurun, yang menjadi penjaga gaib sumber Polaman ini adalah tiga dayang cantik yang muncul setiap malam selepas pukul 12 malam. Konon, beberapa orang yang sedang melakukan semedi sempat ditemui atau sekedar menunjukkan sosok wujudnya.
Tiga orang dayang cantik jelita yang menguasai mata air ini bernama Sekartaji, Hendrosari, dan Siti Muninggar. 

Adat dan Budaya Di Polaman

Meskipun jaman sudah berubah menjadi semakin maju dan pola fikir masyarakat sudah lebih mengandalkan rasio, namun masyarakat Polaman hingga saat ini masih tetap melestarikan adat dan budaya warisan leluhurnya.

sumber polaman; pemandian sumber polaman malang; kolam renang polaman lawang; sumber polaman lawang; desa polaman lawang; wukir polaman; isi kidung wukir polaman; jayakatwang; singosari; singhasari; sumber di singosari; sumber di lawang; lawang
Pertunjukan seni tari di Sumber Polaman

Ada beberapa ritual adat dan budaya yang secara rutin diselenggarakan di Desa Polaman ini antara lain adalah :

Barikan

Barikan merupakan tradisi yang dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat atau berkah yang telah diterima dari sang Kuasa. Barikan sendiri berasal dari bahasa Arab baro’ah yang berarti berkah. 

Barikan adalah aktivitas sosial budaya dimana masyarakat makan bersama yang dilakukan di tempat terbuka, biasanya di halaman atau tempat-tempat tertentu yang disakralkan dalam suatu masyarakat. Dalam acara Barikan pada umumnya tumpeng dibagi dalam wadah daun pisang lalu dimakan bersama-sama. 

Selain sebagai ungkapan rasa syukur tradisi barikan merupakan alat untuk memperkuat solidaritas diantara warga setempat. 

Bersih Desa

Pada bulan September diadakan tradisi bersih desa, suatu ritual desa untuk mengenang dan menghormati arwah leluhur desa sebagai pendiri desa. Upacara adat ini dilakukan secara gotong royong untuk membersihkan desa. 

Selamatan Hajat

Pada malam-malam tertentu, di tempat sumber air banyak digunakan orang untuk bersemedi atau melakukan ritual tertentu dengan maksud tertentu (lelaku) sambil memberi makan ikan yang hidup di mata air dan menyediakan sarana sesaji yang berisi daun sirih dan biji pinang (bumbu kinang). 

sumber polaman; pemandian sumber polaman malang; kolam renang polaman lawang; sumber polaman lawang; desa polaman lawang; wukir polaman; isi kidung wukir polaman; jayakatwang; singosari; singhasari; sumber di singosari; sumber di lawang; lawang
Seni Budaya di Sumber Polaman, Lawang, Malang
Apabila keinginannya terkabulkan, ia akan kembali dan menggelar kenduri untuk makan bersama warga sekitar (Wurianto, 2009).  

Referensi : 
  • Nagarakretagama, Slamet Mulyana
  • https://situsbudaya.id/sejarah-pemandian-sumber-polaman-malang/


Menelusuri Jejak Sejarah Raja Jaya Wisnu Wardhana Di Candi Jago Tumpang, Malang

Candi Jago, Tumpang, Malang - Masih di Kabupaten Malang, namun agak jauh dari kecamatan Singosari yakni di wilayah Kecamatan Tumpang terdapat peninggalan kerajaan Singosari yang menjadi ikon wilayah di lereng Gunung Semeru ini yaitu Candi Jago atau Jajaghu.

Candi Jago berada di Dusun Jago, Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang Jawa Timur. Candi Jajaghu atau Jago merupakan candi peninggalan kerajaan Singhasari yang dibangun oleh Raja Kertanegara pada sekitar abad ke-13 Masehi sebagai penghormatan terhadap ayahnya, Raja Sri jaya Wisnuwardhana yaitu raja ke-4 Singhasari yang memerintah pada  tahun 1248 hingga 1268.

candi jago; candi jago dan adityawarman; candi jago merupakan tempat perabuan raja; candi jago bercorak; candi jago malang jawa timur; candi jago sebagai makam raja; candi jago malang; candi jago terletak di; candi jago pdf; candi jago adalah peninggalan agama budha; jago; jajaghu; candi jajagu; tumpang
Candi Jago Tumpang, Malang

Sosok Raja Jaya Wisnu Wardhana atau lebih dikenal dengan nama Seminingrat dalam Nagarakretagama adalah seorang raja pilihan karena pada masanya, ayah dari raja Kertanegara ini mampu mendamaikan dua keturunan yang selama itu berseteru yaitu keturunan Ken Arok dan Tunggul Ametung. 

Selain itu, Raja Wisnu Wardhana juga dapat menyatukan dua kerajaan warisan Raja Airlangga yaitu Jenggala dan Panjalu dalam kerajaan Tumapel. Sehingga pemberian nama “Jago” yang berarti manusia pilihan atau “Jajaghu” yang artinya keagungan, merupakan bentuk penghormatan terhadap Raja Jaya Wisnu Wardhana.

Candi Jago atau Jajaghu berada di Dusun Jago, selain itu juga disebut sebagai candi Tumpang, karena berada di kecamatan Tumpang. Warga sekitar terkadang juga menyebutnya sebagai Cungkup. Lokasi Candi Jago berjarak sekitar 7 km dari Candi Kidal, tempat pendharmaan Raja Anusapati, ayah Wisnu Wardhana.

Candi Jago atau Jajaghu

Candi Jago berada di pinggiran jalan dusun Jago. Berada di dalam pagar dan tepat di depan SD Negeri 1 Tumpang serta dikelilingi rumah-rumah penduduk. Seperti Candi Kidal dan Candi Singhasari, kawasan cagar budaya ini tidak memiliki tempat parkir yang cukup luas bagi wisatawan atau pengunjungnya.

candi jago; candi jago dan adityawarman; candi jago merupakan tempat perabuan raja; candi jago bercorak; candi jago malang jawa timur; candi jago sebagai makam raja; candi jago malang; candi jago terletak di; candi jago pdf; candi jago adalah peninggalan agama budha; jago; jajaghu; candi jajagu; tumpang
Candi Jago, Tumpang, tampak belakang

Meskipun agak susah memarkirkan kendaraan, namun saat memasuki kawasan Candi Jago ini, kita akan disuguhi pemandangan heritage khas kerajaan tempo dulu. Sebuah candi yang megah dikelilingi hamparan rumput hijau dan taman yang indah. Kondisi cagar budaya ini sangat terawat dan tertata rapi.

candi jago; candi jago dan adityawarman; candi jago merupakan tempat perabuan raja; candi jago bercorak; candi jago malang jawa timur; candi jago sebagai makam raja; candi jago malang; candi jago terletak di; candi jago pdf; candi jago adalah peninggalan agama budha; jago; jajaghu; candi jajagu; tumpang
Arca Mahasobya di area Candi Jago Tumpang, Malang

Selain bangunan utama candi, terdapat beberapa arca yang diletakkan terpisah yaitu arca Mahasobya yang telah hilang di bagian kepalanya dengan pendampingnya, arca dwarapala dan bangunan bekas tempat arca manjusri. Sedangkan arca Manjusri sendiri, saat ini berada di Museum Nasional Indonesia.

Bangunan utama Candi Jajaghu hampir seluruhnya dibangun menggunakan bahan batu andesit. Terlihat tumpukan batu andesit di sebelah toilet. Menurut Imam, juru kunci candi ini, tumpukan batu andesit tersebut adalah bagian atap dari Candi Jago yang masih rusak.

Arsitektur Candi Jago

Kitab Nagarakretagama menyebutkan diantara dua puluh tujuh candi makam, yang bertahan dalam keadaan hampir utuh hanyalah Candi Jago yang lebih dikenal sebagai Candi Tumpang. Meskipun sekarang tidak sepenuhnya utuh, namun masih terlihat indah dan megah sehingga dapat dibayangkan kemegahan dan keindahan candi ini ketika masih utuh.

candi jago; candi jago dan adityawarman; candi jago merupakan tempat perabuan raja; candi jago bercorak; candi jago malang jawa timur; candi jago sebagai makam raja; candi jago malang; candi jago terletak di; candi jago pdf; candi jago adalah peninggalan agama budha; jago; jajaghu; candi jajagu; tumpang
Arsitektur Candi Jago yang unik dan menarik

Candi Jago memilliki ukuran panjang total adalah 23,71 meter, dengan lebar 14 meter dan tinggi 9,97 meter. Pada bagian dasar candi Jago memiliki desain dengan teras berundak atau bersusun dengan ukuran semakin keatas semakin mengecil. 

Menurut Nagarakretagama XLI/4 Candi Jago adalah candi Budha dimana di dalamnya terdapat arca Budha sebagai lambang mendiang Raja Wisnuwardhana dan dihiasi dengan berbagai relief seperti berikut ini.
  • Teras pertama memuat relief Kunjarakarna
  • Teras kedua terpahat relief Partayajna
  • Teras ketiga berisi relief Arjuna Wiwaha
  • Badan candi sendiri dihiasi dengan adegan Kalayawana
Ternyata, ada hubungan antara arca dewa yang disimpan di dalam candi dan hiasan relief candi terkait dengan perjalanan hidup Raja Jaya Wisnu Wardhana.

Hiasan relief pada teras pertama menunjukkan simpati raja Wisnuwardhana kepada agama Budha meskipun sang raja bukan pemeluk agama Budha. Pendewaan seorang raja sebagai Siwa dan Budha adalah suatu kebiasaan pada jaman Singhasari hingga Majapahit.

candi jago; candi jago dan adityawarman; candi jago merupakan tempat perabuan raja; candi jago bercorak; candi jago malang jawa timur; candi jago sebagai makam raja; candi jago malang; candi jago terletak di; candi jago pdf; candi jago adalah peninggalan agama budha; jago; jajaghu; candi jajagu; tumpang
Arca Mahasobya sebelum rusak
Perwujudan Raja Jaya Wisnu Wardhana

Lalu, hiasan relief Partayajna di teras kedua menggambarkan perjuangan Wisnuwardhana untuk merebut kembali kerajaan Singasari dari tangan Panji Tohjaya seperti yang terdapat dalam serat Pararaton. 

Kemudian, hiasan relief Arjuna Wiwaha pada teras ketiga melambangkan perkawinan raja Wisnuwardhana dengan puteri Jayawardhani atau Waninghyun seperti terdapat dalam Piagam Wurare. 

Sedangkan relief Kalyanantaka yang terdapat pada badan candi, melambangkan pembasmian musuh raja Wisnuwardhana yang bernama Linggapati seperti yang disebut dalam kitab Nagarakretagama dan Pararaton.

Saat ini, pada bagian atap candi Jago sudah tidak terlihat bentuk aslinya, karena memang saat ini dalam kondisi yang rusak. Menurut penuturan dari warga sekitar, bahwa kerusakan pada atap candi Jago disebabkan karena tersambar petir. 

Sejarah Candi Jago

Dalam Nagarakretagama, pembangunan Candi Jago ini atas perintah Raja Kertanegara yang berlangsung sejak tahun 1268 hingga 1280 Masehi sebagai penghormatan kepada ayahnya yaitu Raja Singasari yang ke-4, Sri Jaya Wisnuwardhana yang mangkat pada tahun 1268. Ciri khas dari candi-candi Singhasari adalah hiasan relief atau patung berupa teratai seperti terdapat di Candi Jago ini.

candi jago; candi jago dan adityawarman; candi jago merupakan tempat perabuan raja; candi jago bercorak; candi jago malang jawa timur; candi jago sebagai makam raja; candi jago malang; candi jago terletak di; candi jago pdf; candi jago adalah peninggalan agama budha; jago; jajaghu; candi jajagu; tumpang
Candi Jajaghu, Tumpang, Malang

Pada tahun 1343 Masehi, candi ini dipugar atas perintah dari Adityawarman, yaitu seorang raja dari Melayu yang masih memiliki hubungan darah dengan Hayam wuruk. Selain melakukan pemugaran, Adityawarman juga menambahkan arca Manjusri yang diletakkan di depan candi.

Namun sayang, saat ini, arca Manjusri sudah berpindah tempat yaitu disimpan di Museum Nasional Jakarta sehingga kita hanya menemukan bangunan yang menjadi bantalannya saja.

Prasasti Manjusri

Bangunan tambahan yang sekarang berada di depan candi Jago adalah Arca Manjusri. Pada bagian belakang arca ini dipahatkan sebuah prasasti yang disebut Prasasti Manjusri. Saat ini, Arca Manjusri beserta prasastinya telah dipindahkan ke Museum Nasional dengan nomor inventaris D. 214. 

candi jago; candi jago dan adityawarman; candi jago merupakan tempat perabuan raja; candi jago bercorak; candi jago malang jawa timur; candi jago sebagai makam raja; candi jago malang; candi jago terletak di; candi jago pdf; candi jago adalah peninggalan agama budha; jago; jajaghu; candi jajagu; tumpang
Arca Manjusri di Museum Nasional Jakarta

Karakter Manjusri dianggap sebagai personifikasi dari kebijaksanaan transenden Raja Wisnu Wardhana. Pada arca tersebut, digambarkan dia duduk di atas takhta berhiasan teratai yang gemerlapan, pada tangan kirinya ia memegang sebuah buku (sebuah naskah daun palem), tangan kanannya memegang pedang (yang bermakna untuk melawan kegelapan), dan pada dadanya dilingkari tali. Ia juga dikelilingi oleh empat dewa, yang semuanya bermakna replika dirinya sendiri.

candi jago; candi jago dan adityawarman; candi jago merupakan tempat perabuan raja; candi jago bercorak; candi jago malang jawa timur; candi jago sebagai makam raja; candi jago malang; candi jago terletak di; candi jago pdf; candi jago adalah peninggalan agama budha; jago; jajaghu; candi jajagu; tumpang
Prasasti Manjusri, Museum Nasional Jakarta

Berikut ini adalah terjemahan teks dari prasasti Manjusri yang ditulis dalam aksara Jawa :
Dalam kerajaan yang dikuasai oleh Ibu Yang Mulia Rajapatni maka Adityawarman itu, yang berasal dari keluarganya, yang berakal murni dan bertindak selaku menteri wreddaraja, telah mendirikan di pulau Jawa, di dalam Jinalayapura, sebuah candi yang ajaib- dengan harapan agar dapat membimbing ibunya, ayahnya dan sahabatnya ke kenikmatan Nirwana

Akses Menuju Candi Jago

Cara menuju ke Candi Jajaghu dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum dan kendaraan pribadi baik roda empat maupun sepeda motor.

Akses menuju Candi Jajaghu tidaklah sulit asalkan kita dapat menemukan pasar Tumpang terlebih dahulu. Karena dari pasar ini jarak menuju Candi Tumpang agak dekat sehingga kita dapat menempuhnya dengan berjalan kaki.

Bagi Anda yang berasal dari luar Malang dan menggunakan angkutan umum, silahkan berhenti di terminal Arjosari kota Malang. Kemudian, naik Angkutan kota yang berwarna putih dengan tulisan Tumpang – Arjosari atau TA dan turun di Pasar Tumpang.

Tarif Masuk Candi Jago, Tumpang, Malang

Untuk dapat menikmati keindahan dan keunikan Candi Jago Tumpang, pengunjung tidak dikenakan tarif masuk. Hanya membayar ongkos parkir dan sumbangan sukarela untuk pemeliharaan cagar budaya ini.

Objek Wisata Dekat Candi Jago

Untuk sampai di Tumpang, Anda harus melewati perjalanan yang cukup jauh sehingga sayang jika tidak mengunjungi objek wisata lain yang menarik dan dekat dengan Candi Jago ini. Berikut ini adalah beberapa objek wisata lain di Tumpang, Malang.
  • Candi Kidal, candi yang menjadi tempat perabuan Raja Anusapati, ayah Jaya Wisnuwardhana.
  • Lembah Tumpang, objek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah karena sangat indah dan mengusung tema kerajaan.
  • Museum Topeng Panji, objek wisata baru yang mengemas edukasi sejarah dan hiburan dengan menyediakan kolam renang dan spot foto yang menarik.
  • Coban Cahe, air terjun alami dan eksotis di Tumpang
  • Sumber Pitu Tumpang
  • Gunung Bromo

Mengenal Tokoh Jaya Wisnu Wardhana

Menurut Prasasti Maribong yang ditemukan tahun 1248, Wisnuwardhana adalah raja ke-4 Singhasari yang memerintah pada tahun 1249-1268 dengan gelar Sri Jayawisnuwardhana Sang Mapanji Seminingrat Sri Sakala Kalana Kulama Dhumardana Kamaleksana. Sedangkan dalam Pararaton,  Wisnuwardhana dikenal dengan nama Ranggawuni, putra Anusapati, atau cucu Tunggul Ametung. 

Setelah kematian Ken Arok, terjadi pergeseran kekuasaan di antara keturunan Ken Arok dengan Tunggul Ametung. Jika dalam Pararaton, dikisahkan perebutan kekuasaan itu penuh dilumuri dengan darah akibat kutukan Keris Mpu Gandring, maka pada masa pemerintahan Wisnu Wardhana inilah terjadi perdamaian diantara kedua keluarga ini.

candi jago; candi jago dan adityawarman; candi jago merupakan tempat perabuan raja; candi jago bercorak; candi jago malang jawa timur; candi jago sebagai makam raja; candi jago malang; candi jago terletak di; candi jago pdf; candi jago adalah peninggalan agama budha; jago; jajaghu; candi jajagu; tumpang
Bangunan tempat arca Manjusi di depan Candi Jago, Malang

Ranggawuni dan Mahisa Cempaka berasal dari keturunan Ken Dedes namun berbeda Ayah. Ranggawuni adalah cucu Tunggul Ametung sedangkan Mahisa Cempaka adalah cucu Ken Arok.

Setelah Tohjaya lengser, Ranggawuni yang merupakan cucu Tunggul Ametung, naik takhta bergelar Wisnuwardhana, sedangkan Mahisa Campaka, sepupu dan keturunan dari Ken Arok, menjadi Ratu Angabhaya bergelar Narasingamurti. Mereka memerintah bersama dengan rukun dan damai.

Pada masa pemerintahan bersama inilah, terjadi penyatuan dua kerajaan yaitu Janggala dan Panjalu oleh Raja Wisnuwardhana seperti yang diuraikan dalam prasasti Mahaksobhya. Meskipun di antara Keluarga raja Kediri ada yang keberatan dengan penyatuan kerajaan ini yaitu Sri Maharaja Lingga Chaya ( Linggapati). 

Dalam Nagarakretagama dan Pararaton selanjutnya menceritakan setelah naik takhta di Tumapel, Wisnuwardhana menghancurkan pemberontakan Linggapati di Mahibit. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 1252.

candi jago; candi jago dan adityawarman; candi jago merupakan tempat perabuan raja; candi jago bercorak; candi jago malang jawa timur; candi jago sebagai makam raja; candi jago malang; candi jago terletak di; candi jago pdf; candi jago adalah peninggalan agama budha; jago; jajaghu; candi jajagu; tumpang
Tumpukan batu andesit bekas reruntuhan atap Candi Jago Tumpang

Dalam Pararaton disebutkan demi memajukan kemakmuran negara pada tahun saka 1193 Prabu Wisnuwardhana membuat pelabuhan di sungai Brantas dekat kota Majakerta yang terkenal dengan nama pelabuhan Canggu.

Pada tahun 1254 ibu kota Kerajaan Tumapel diganti nama dari Kutaraja menjadi Singhasari saat pengangkatan putranya yang bernama Kertanagara sebagai raja. Sedangkan Panji Patipati atau Mpu Kapat, orang yang menyelamatkan hidup mereka dari ancaman Panji Tohjaya, diangkat sebagai Dharmadikrama (hakim tertinggi) seperti terbukti dalam serat Kekancingan Gunung Wilis tahun saka 1191.

Raja JayaWisnuwardhana menurut Pararaton, mangkat pada tahun 1268, kemudian dicandikan di Waleri sebagai Siwa dan di Jajaghu sebagai Budha. Tidak berselang beberapa lama Narasingamurti juga wafat dan dimakamkan di Wengker dengan penghormatan Arca Siwa yang sangat indah di kumitir. 

Menurut Negarakertagama Narasinghamurti menurunkan Dyah Lembu Tal, yang di Candikan di Mireng sebagai Budha. Beliau berputra Raden Wijaya yang akan mendirikan kerajaan besar Majapahit.

Video Candi Jago Tumpang




Referensi :
  • Brandes, J.L.A., (1904), Beschrijving van de ruïne bij de desa Toempang, genaamd Tjandi Djago in de Residentie Pasoeroean, 's-Gravenhage-Batavia, Nijhoff/Albrecht.
  • Stutterheim, W.F., (1936), De dateering van eenige Oost-javaansche beeldengroepen, Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde. 76: 249-358. 
  • Bosch, F.D.K., (1921), De inscriptie op het Mansjuri-beeld van 1265 Caka, Bijdragen tot de Taal-, Land en Volkenkunde. 77: 194-201.